Hamas: “Operasi Gideon 2 Akan Gagal seperti Para Pendahulunya!”
22 August 2025, 09:29.

Gambar yang diambil dekat pagar pembatas Gaza menunjukkan pergerakan tank dan kendaraan lapis baja penjajah ‘Israel’ yang menyerang Gaza tanpa henti pada 10 Agustus 2025. [Tsafrir Abayov – Anadolu Agency]
GAZA (Middle East Monitor | Al Jazeera) – Hamas menentang keras peluncuran Operasi Gideon 2 yang direncanakan oleh penjajah ‘Israel’ sebagai langkah menduduki Kota Gaza.
Gerakan perlawanan Islam itu menyatakan operasi tersebut akan gagal seperti pendahulunya dan tidak akan mencapai tujuannya.
Hamas menegaskan Operasi Gideon 2 merupakan kelanjutan dari agresi genosida terhadap penduduk Gaza. Ini membuktikan bahwa gembong zionis Benjamin Netanyahu menghalangi kesepakatan dan tidak peduli dengan kembalinya para tawanan ‘Israel’.
Hamas menyerukan kepada mediator gencatan senjata untuk menekan rezim negara palsu ‘Israel’ secara maksimal; guna menghentikan kejahatan yang mengarah pada kelaparan paksa dan penghancuran berskala luas.
“Meskipun kami telah mengumumkan persetujuan terhadap proposal terbaru yang diajukan oleh mediator, rezim teroris zionis tetap bersikeras melanjutkan agresi genosida brutal terhadap warga sipil tak bersalah.”
“Mereka meningkatkan operasi kriminal di Kota Gaza untuk menghancurkan dan mengusir penduduknya. Tindakan ‘Israel’ merupakan kejahatan perang skala penuh,” kata Hamas.
Penyerangan Langsung terhadap Kawasan Pengungsian
Sejak mengumumkan rencana untuk menginvasi Gaza utara dan mengusir lagi Ahlu Syam ke wilayah selatan Gaza, penjajah zionis ‘Israel’ telah menyerang kawasan pengungsian di daerah Al-Zaitun, Kota Gaza, menurut investigasi oleh Sanad, unit verifikasi Al Jazeera.
Pada 13 Agustus, Sanad menemukan bahwa zionis ‘Israel’ meningkatkan pengeboman dan penembakan di Al-Zaitun; yang sering kali langsung menyerang tempat penampungan para muhajirin.
Pengepungan dan kekerasan yang berkelanjutan telah memaksa ribuan Ahlu Syam Gaza untuk membongkar tenda mereka dan mengungsi lebih jauh ke selatan, menurut citra satelit yang diperoleh Sanad.
Pengeboman tanpa pandang bulu terhadap rumah-rumah warga sipil dan tempat penampungan muhajirin merupakan bagian dari pola umum agresi genosida ‘Israel’ yang tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang.
Kelompok hak asasi manusia, pakar PBB, dan banyak ahli hukum meyakini agresi ‘Israel’ yang hampir dua tahun berlangsung di Gaza ini merupakan genosida.
Sekutu Barat ‘Israel’—yang telah lama membelanya dari kritik dengan mengklaim bahwa ‘Israel’ memiliki “hak untuk membela diri”—semakin khawatir dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di wilayah Gaza.
Kian banyak negara yang mendesak ‘Israel’ untuk mengakhiri agresi dan memperingatkan bahwa rencana zionis untuk merebut Gaza utara dapat semakin memperparah penderitaan warga sipil.
Pengungsian massal dan pengeboman daerah Al-Zaitun telah merangkum kekejaman akibat rencana invasi ‘Israel’ yang dipaksakan di tengah tekanan internasional serta perundingan gencatan senjata. (Middle East Monitor | Al Jazeera)

Seorang pria Gaza menggendong jenazah keponakannya yang masih berusia tujuh tahun yang tewas akibat serangan udara ‘Israel’ di Rumah Sakit al-Shifa, Kota Gaza, 16 Agustus 2025. (Jehad Alshrafi/AP)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
