Setahun Penyerangan Freedom Flotilla, Israel Tak Tanggung Jawab, Gaza Masih Dikepung

31 May 2011, 16:56.

JAKARTA, Selasa (Sahabatalaqsha.com): Berikut pernyataan pers dua belas relawan dan wartawan Indonesia yang tepat setahun lalu naik Kapal Mavi Marmara dalam Armada Kebebasan Menuju Gaza, Freedom Flotilla to Gaza, dan diserang oleh Zionis Israel di Laut Tengah.

BismillaahirRahmaanirRahiim

PERNYATAAN PERS
Dua Belas Relawan dan Wartawan Indonesia
Peringatan Setahun Penyerangan atas Mavi Marmara

“Israel Belum Tanggung Jawab,
Rakyat Gaza Masih Dikepung”

DIDAMPINGI para penasihat hukumnya, hari ini (31/5/2011), dua belas warga negara Republik Indonesia yang tahun lalu menjadi korban penyerangan dan perampokan oleh tentara Israel di Laut Tengah mengingatkan kembali seluruh rakyat Indonesia, bahwa Israel belum bertanggung jawab atas kejahatan internasional yang dilakukannya, dan Jalur Gaza masih dikepung.

“Semua jalur hukum sudah kita tempuh, dan akan terus kita lakukan bersama sekitar 750 relawan kemanusiaan dari 32 negara, sampai kejahatan Israel mendapat hukuman yang setimpal,” demikian Ferry Nur, kordinator relawan dan wartawan Indonesia di kapal Mavi Marmara.

Hari ini Ferry berbicara di depan wartawan dalam media forum yang menghadirkan para penasihat hukum relawan dan wartawan Indonesia di kapal Mavi Marmara di kantor pusat MER-C (Medical Emergency Rescue Committee).

Tepat setahun lalu, Senin subuh 31 Mei 2011, dua belas orang warga negara Republik Indonesia yang berpartisipasi dalam misi bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza Freedom Flotilla (Armada Kebebasan), diserang, dibajak, diculik, dan dipenjara oleh sepasukan tentara Israel di perairan internasional Laut Tengah.

Serangan itu mengakibatkan 9 orang tewas, dan lebih dari 50 orang luka-luka, termasuk Surya Fachrizal, wartawan Majalah Hidayatullah dan Sahabat Al-Aqsha, yang ditembak di dada, dan Okvianto Emil Baharudin, karyawan PT Garuda Indonesia yang relawan KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina), yang ditembak di tangan.

Seorang relawan asal Turki sampai hari ini masih dalam keadaan koma akibat ditembak di kepalanya.

Serangan, pembunuhan, dan penculikan itu mengundang kecaman masyarakat internasional terhadap Israel.

Tim Penyelidik yang dibentuk oleh Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyimpulkan telah terjadi “kejahatan atas kemanusiaan” yang dilakukan oleh Israel dalam peristiwa itu.

Setahun sudah berlalu, pelaku kejahatan serius itu belum bertanggung jawab di pengadilan, dan Jalur Gaza masih dikepung sesudah berjalan selama 4 tahun.

Dalam media forum tersebut, kedua belas relawan dan wartawan Indonesia menyampaikan pernyataan sebagai berikut:

1. Pemerintah Republik Indonesia agar melakukan kordinasi dengan Tim Investigasi Komisi HAM PBB demi mendesak dilakukannya tindakan hukum atas kejahatan internasional yang dilakukan Israel terhadap 12 orang WNI pada tanggal 31 Mei 2010 di perairan internasional Laut Mediterania.

Jika pemerintah membiarkan kejahatan internasional itu begitu saja maka negara-negara lain akan menganggap, bahwa kejahatan atas warga negara RI di mana pun berada tidak akan menerima konsekuensi apa-apa.

2. Rakyat Indonesia dari semua elemen masyarakat diajak untuk mendaftarkan diri dan keluarganya dalam misi kapal kemanusiaan Freedom Flotilla 2 langsung di formulir on-line yang disediakan oleh IHH (organisasi kemanusiaan terbesar Turki yang mengkordinasi misi ini untuk kawasan Asia).

Alamat formulir oline itu sebagai berikut: http://www.ihh.org.tr/filo-katilim-formu/en/

Mereka yang mendaftarkan diri melalui formulir ini akan diseleksi oleh panitia Freedom Flotilla 2 yang terdiri dari perwakilan gerakan masyarakat dari 22 negara di Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan Australia.

Misi Freedom Flotilla 2 direncanakan akan diikuti 1500 relawan dari 40 negara, dengan menumpang 20 kapal yang sebagian besar akan bertolak dari pelabuhan Brussels, Belgia, akhir Juni ini.

3. Pengepungan (Embargo) yang dilakukan Zionis Israel terhadap rakyat Gaza adalah bagian dari penjajahan dan perampokan Zionis Israel atas seluruh tanah Palestina dan Masjidil Aqsha sejak tahun 1948.

Rakyat Indonesia yang pernah merasakan dijajah oleh Portugis, Belanda, dan Jepang, dan sebagai warga dunia diserukan untuk terus menolak penjajahan ini. Semua bentuk perjuangan untuk membebaskan Masjidil Aqsha dan rakyat Palestina dari penjajahan dan kejahatan Zionis Israel patut didukung dengan segala cara yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jakarta, 31 Mei 2011

Dengan mengingat dan mendoakan 9 orang syuhada Turki yang dibunuh tentara Zionis Israel di kapal Mavi Marmara, dan juga relawan-relawan lain yang pernah dipenjara, disiksa, dan dibunuh oleh tentara Zionis Israel,

1. Ferry Nur (KISPA)
2. Nurfitri Moeslim Taher (MER-C)
3. Dzikrullah W. Pramudya (Sahabat Al-Aqsha)
4. Surya Fachrizal (Majalah Hidayatullah)
5. Okvianto Emil Baharuddin (KISPA)
6. Santi Soekanto (Sahabat Al-Aqsha)
7. Dr. Arief Rachman (MER-C)
8. Muhendri Mukhtar (KISPA)
9. Abdillah Onim (MER-C)
10. Nur Ikhwan Abadi (MER-C)
11. Hardjito Warno (KISPA)
12. M. Yasin (TVOne)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Provokasi Selasa Pagi, Tank-tank Zionis ‘Nyelonong’ Masuk Gaza
Gaza, Penjara 1,5 Juta Jiwa »