Inilah Sebabnya Mengapa Kita Harus Membantu Pembangunan Sumur-sumur di Gaza

11 December 2011, 09:34.

JAKARTA, Ahad (Sahabatalaqsha.com): “Semua akan terpengaruh: air minum dan air untuk mencuci, limbah dan sanitasi, rumah sakit, sekolah dan anak,” begitu disampaikan Ahmed al-Amrain dari Otoritas Energi dan Sumber Daya Nasional Palestina (PENRA), terkait krisis air yang mengancam Gaza.

Perusahaan Listrik ‘Israel’ kini memasok 60% kebutuhan listrik di Jalur Gaza yang dibayar dari pajak bea cukai Palestina yang dikumpulkan oleh otoritas ‘Israel’.

Selain itu, sekitar 5% dari kebutuhan listrik di Gaza didapat dari Mesir dan sekitar 35%-nya berusaha dipenuhi dari satu-satunya pembangkit listrik di Gaza.

Pada 26 November lalu, Wakil Menteri Luar Negeri ‘Israel’, Danny Ayalon mengancam akan memotong pasokan air dan listrik ke Jalur Gaza jika gerakan Palestina yang bersaing, Fatah dan Hamas, membentuk pemerintah persatuan.

Setelah pemilihan demokratis tahun 2006 yang membawa Hamas ke tampuk kekuasaan, ‘Israel’ semakin mengepung jalur Gaza.

Penjajah Zionis ini mengganggu kelangsungan hidup penduduk Palestina dengan merampas hewan-hewan ternak, obat-obatan, suku cadang, mesin-mesin, dan solar industri yang dibutuhkan untuk menjalankan pembangkit listrik.

“Selama bertahun-tahun, ‘Israel’ terus memotong pasokan listrik dan menghancurkan infrastruktur. Tetapi baru kali ini, mereka secara eksplisit mengancam akan memotong semuanya. Sungguh tidak masuk akal memeras penduduk karena persoalan politik,” papar Wakil Direktur dari Pusat HAM Palestina, Jaber Wishah.

ILEGAL
Berdasarkan hukum internasional, sebagaimana dinyatakan sebuah kelompok HAM, ‘Israel’ bertanggung jawab atas kelangsungan hidup penduduk Gaza, termasuk dengan memastikan pasokan listrik, air, dan semua infrastruktur berfungsi.

Tetapi sebaliknya, selama masa-masa pengepungan ini, ‘Israel’ telah membatasi impor bahan bakar dan solar industri di Jalur Gaza.

Pembatasan semena-mena ini menyebabkan terjadinya pemadaman listrik di Jalur Gaza selama delapan sampai 12 jam setiap harinya, juga memengaruhi pelayanan air, sanitasi, kesehatan, dan pendidikan.

“Teknisi Palestinia telah meminta pemerintah ‘Israel’ memperbaiki jalur listrik utama milik Perusahaan Listrik ‘Israel’ yang belum lama ini rusak namun permintaan itu ditolak,” ujar Ahmed al-Amrain.

Kurangnya pasokan listrik, ia melanjutkan, akan mendorong setiap keluarga untuk membeli sebuah generator kecil di dalam ruangan yang dapat menyebabkan kecelakaan serius dan luka bakar. Pada tahun 2009 dan paruh pertama 2010, lebih dari seratus penduduk Palestina tewas akibat pemakaian generator seperti ini.

Selain membahayakan, generator-generator itu juga masih belum cukup memenuhi kebutuhan listrik. “Generator ini sama sekali bukan solusi atas krisis listrik di Jalur Gaza,” al-Amrain menegaskan.

Bila ‘Israel’ terus memotong pasokan listrik, setengah dari penduduk Gaza tidak akan bisa memperoleh air bersih. Saat ini, sekitar 95% dari air bawah tanah yang ada di sana dinyatakan tidak layak minum karena sudah tercemar.

Dan saat ini, hanya 10% dari 1,6 juta penduduk Gaza yang dapat mengakses air bersih setiap harinya. Sekitar 40% lainnya hanya bisa memperoleh air bersih dua hari sekali, kemudian 40% lainnya setiap tiga hari sekali, dan 10% sisanya hanya bisa merasakan air bersih setiap empat hari sekali.

Zionis Pencuri Air
Zionis ‘Israel’ telah mengebor seribu lebih sumur di Jalur Gaza untuk kepentingan mereka sendiri. Dan mereka memotong aliran air sebelum mencapai Gaza. Selain itu, setiap harinya 80 juta liter limbah dibuang ke laut Gaza.

Pada tahun 2008, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan tingkat bakteri bakteri fekal (bakteri yang terdapat dalam kotoran, darah atau urin) di laut Gaza dalam jumlah yang tinggi.

Kemudian pada tahun 2010 dilaporkan bahwa diare berdarah akut dan virus hepatitis merupakan penyebab utama kematian para pengungsi di Jalur Gaza.

“Saya rasa ‘Israel’ serius dengan ancamannya karena mereka tidak memedulikan opini masyarakat internasional juga hukum internasional dan konvensi Genewa yang pernah mereka tanda tangani. Mereka merasa bahwa kedudukan mereka ada di atas hukum manapun,” ujar Wishah. (MR/ Sahabat al-Aqsha)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Tanpa Perasaan, Zionis Bunuh 19 Anak Palestina Selama 2011
Selama 2011, Zionis Bunuh 19 Anak dan Cederai 200 Anak Gaza »