Anak-anak Gaza Trauma, Ngompol, dan Mimpi Buruk
10 December 2013, 09:31.
Al-QUDS TERJAJAH, Selasa (Al-Jazeera | SahabatAlAqsha): Ada banyak hal yang ditakutkan anak-anak di Gaza; serangan dari helikopter Apache ‘Israel’, pesawat jet F-16, blokade darat dan laut, pemadaman listrik secara rutin, air minum yang semakin tercemar, dan limbah yang membanjiri jalan-jalan.
Tetapi ada hal yang paling sering menimbulkan kecemasan bagi anak-anak Gaza, suara yang terus menerus menghantui bagaikan soundtrack kehidupan yakni suara pesawat tanpa awak. Pesawat tanpa awak (drone)
ini sangat sering melintas di langit Gaza.
“Ketika mendengar suara pesawat tanpa awak, kami merasa ‘ditelanjangi’
dan amat rapuh,” kata Hamdi Shaqura, direktur Pusat Hak Asasi Manusia
Palestina. “Dengung pesawat tanpa awak itu adalah suara kematian.
Tidak ada celah untuk lari, tidak ada privasi. Pesawat-pesawat itu seperti mau mengingatkan, penjajahan belum usai. Kami masih hidup di bawah kontrol ‘Israel’. Mereka mengendalikan perbatasan dan lautan. (Seakan-akan) mereka menentukan nasib kami dari udara,” tutur Shaqura.
Trauma Anak-Anak
Suara pesawat tanpa awak yang mendengung tanpa henti, ditambah ketakutan akan menjadi korban salah sasaran, menimbulkan dampak psikologis mendalam terhadap waga sipil, terutama anak-anak.
“Ada rasa tidak aman yang teramat besar. Tidak ada tempat yang aman untuk anak-anak. Mereka merasa bahwa orangtua pun tidak dapat melindungi mereka,” tutur Ahmed Tawahina, seorang psikolog di klinik komunitas kesehatan mental di Gaza.
Seringnya anak-anak di Gaza terpapar akan suara helikopter, pesawat tanpa awak, dan pesawat tempur ini juga disaksikan Sahabat Al-Aqsha. Ketika Sahabat Al-Aqsha bersama Kak Bimo mengunjungi anak-anak di Gaza, mereka langsung mendongak ke langit dan tampak ketakutan ketika Kak Bimo menirukan suara helikopter dalam dongengnya.
Sebuah survei di jurnal medis The Lancet menemukan bahwa sebagian besar anak Palestina menderita trauma psikologis pascaserangan ‘Israel’ ke Gaza pada musim dingin 2008-2009. Survei tersebut mengungkapkan 58% anak menjadi trauma terhadap kegelapan, 43% sering mengalami mimpi buruk, 37% mengompol, dan 42% sering menangis histeris. * (Al-Jazeera | Sahabat Al-Aqsha)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
