Usia 18 Tahun, Pertama Kali Yara Peluk Ayahnya di Penjara Zionis

29 August 2016, 12:04.
Foto: MaanImages

Foto: MaanImages

RAMALLAH, Senin (Ma’an News Agency): Putri seorang tawanan Palestina yang menjalani hukuman penjara seumur hidup di penjara ‘Israel’ akhirnya bisa memeluk ayahnya untuk kali pertama dalam hidupnya, kemarin (28/8). Demikian ungkap radio Sawt al-Asra (Suara Para Tawanan). Yara al-Shabarati (18), putri dari tawanan Palestina Ayman al-Shabarati (49) asal Timur Baitul Maqdis terjajah, baru-baru ini memperoleh izin untuk mengunjungi ayahnya. Selama tiga tahun terakhir, penjajah Zionis melarang pihak keluarga mengunjungi Ayman. Yara, yang kabarnya hanya pernah melihat ayahnya melalui pembatas itu, akhirnya diizinkan memeluk Ayman untuk kali pertama dalam hidupnya, karena sang ayah telah ditahan sebelum Yara lahir.

Ayman al-Sharabati, yang kini mendekam di penjara ‘Israel’ Gilboa, ditahan pada 6 Mei 1998 dan dijatuhi hukuman seumur hidup atas dakwaan bergabung dengan Brigade Syuhada Al-Aqsha, sayap militer Fatah, dan melakukan penyerangan di Baitul Maqdis yang mengakibatkan seorang pemukim ilegal Yahudi tewas dan melukai yang lainnya.

Dinas Penjara ‘Israel’ (IPS) berulang kali menolak kunjungan keluarga sejumlah besar tawanan Palestina di penjara-penjara di penjuru ‘Israel’. Bahkan sejumlah keluarga tawanan ditahan di pos-pos pemeriksaan ‘Israel’ dan penjajah Zionis memaksa mereka untuk kembali ke rumah-rumah mereka di wilayah terjajah, meski mereka memegang izin untuk melakukan kunjungan.

Keluarga-keluarga Palestina juga seringkali mengalami penolakan atau penundaan jangka panjang dalam permohonan izin untuk mengunjungi para tawanan yang ditahan oleh ‘Israel’. Menurut kelompok hak asasi tawanan Addameer, sekitar 7.000 warga Palestina ditahan di penjara-penjara ‘Israel’ sejak Juli, dan 458 dari mereka menjalani hukuman seumur hidup.* (Ma’an News Agency | Sahabat Al-Aqsha)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Syaikh Sabri: ‘Proyek Kereta Gantung di Dekat Masjidil Aqsha Berbahaya’
Barisan Mukmin atau Barisan Munafik »