Penjajah Jatuhkan Vonis Penjara Delapan Bulan kepada Khatib Ini
30 September 2016, 12:01.

Foto: Ma’an News Agency
BAITUL MAQDIS, Jum’at (Ma’an News Agency): Hakim pengadilan ‘Israel’ di Baitul Maqdis memvonis delapan bulan penjara Syaikh Omar Abu Sara pada Senin (26/9) lalu karena khutbah yang ia sampaikan di Masjidil Aqsha pada November 2014. Hakim menilai, khutbah Syaikh Omar “mengandung hasutan untuk melakukan kekerasan terhadap orang Yahudi.” Dalam pernyataan tertulis, Komite Urusan Tawanan Palestina menyatakan pengacara Syaikh Abu Sara, Mohammad Mahmoud menuntut pengadilan menunda eksekusi putusan hingga Desember karena mereka akan mengajukan banding.
Abu Sara mengungkapkan pada Ma’an bahwa awalnya dia ditahan 1 Januari 2015 dan menghabiskan lima hari di penjara. Selama penahanannya, ia mengatakan bahwa para petugas Zionis menginterogasinya mengenai ceramah agama yang ia sampaikan di Masjidil Aqsha, Kota Tua Timur Baitul Maqdis terjajah, pada 28 November 2014 yang berjudul: “Karakteristik Yahudi dalam Kitab Suci Al-Quran.”
Setelah lima hari interogasi, otoritas ‘Israel’ membebaskan Abu Sara dan menjatuhi ia hukuman tahanan rumah selama enam hari hingga prosedur-prosedur hukum selesai. Ia juga dilarang memasuki Masjidil Aqsha selama 60 hari. Abu Sara menolak tuduhan ‘Israel’ dan menyatakan bahwa khutbahnya tidak rasis atau mengandung hasutan, melainkan ajaran agama dan ayat-ayat dari Al-Quran.
Namun, media ‘Israel’ menerjemahkan khutbah tersebut dengan memasukkan pernyataan seperti: “Saya katakan kepada orang Yahudi dengan lantang dan jelas: Waktu pembantaian kalian telah datang. Saat untuk memerangi kalian telah datang. Waktu untuk membunuh kalian telah datang.” Setelah dijatuhi vonis, Abu Sara mengatakan: “Jika khutbah saya merupakan hasutan, lantas kalian sebut apa orang ‘Israel’ yang menyerukan untuk membantai anak-anak, wanita dan pria Palestina, serta menyatakan bahwa anak-anak itu akan tumbuh dewasa menjadi teroris?”
Pernyataan Abu Sara itu nampaknya mengacu pada komentar yang dilontarkan Menteri Kehakiman ‘Israel’ Ayelet Shaked –sama dengan komentar-komentar yang kerap dinyatakan oleh media sayap kanan dan pimpinan ‘Israel’– yang mendukung pembunuhan terhadap ibu-ibu warga Palestina yang dibunuh serdadu Zionis, dan menyebut mereka ‘ular’. “Mereka harus menyusul anak-anak mereka. Tidak ada yang akan lebih adil dari itu. Mereka harus pergi, begitupula rumah-rumah tempat mereka membesarkan ular-ular tersebut. Jika tidak, lebih banyak lagi ular-ular kecil yang dibesarkan.” Demikian komentar menteri Zionis itu pada musim panas 2014, tepat sehari sebelum gerombolan pemukim ilegal Yahudi menyerang, memukuli, dan membakar hidup-hidup Muhammad Abu Khdeir, remaja Palestina dari Timur Baitul Maqdis terjajah.* (Ma’an News Agency | Sahabat Al-Aqsha)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
