Abdul Hamid II & Baitul Maqdis

13 December 2017, 11:01.

oleh Felix Siauw

Relawan Sahabat Al-Aqsha

JAKARTA, Rabu (@FelixSiauw | Sahabat Al-Aqsha): 1897, Basel. Kongres Zionis pertama dilakukan, Theodore Herzl yang didaulat sebagai petingginya, lalu melakukan terobosan, langkah konkrit, menyiapkan tanah cikal negara Yahudi.

Dalam bukunya Der Judenstaat –Negara Yahudi– dia sudah menegaskan “Yahudi manapun yang menginginkan sebuah negara bagi mereka, akan mendapatkannya”.

Bagi Yahudi, tanah yang akan mereka tinggali sudah mereka bidik, The Promises Land –Tanah Terjanji–, tanah yang mereka klaim sebagai milik mereka sejak dahulu.

Datanglah dia ke Istanbul, yang dianggap empunya tanah Syam yang mereka incar, mereka sampaikan rencana mereka pada Abdul Hamid, Khalifah kaum Muslim saat itu.

Mereka ditolak mentah-mentah. “Tanah itu sudah jadi bagian kaum Muslim semenjak masa Khalifah Umar, aku tak mau menanggung beban mengkhianati ummat, Utsmani tak akan bersembunyi di balik istana yang dibangun dengan uang musuh-musuh Islam.”

1901, Yahudi kembali. Impian itu tidak main-main, kaum Yahudi mencapai puncak kekuatan finansial sebab mengendalikan perbankan, uang bukan masalah bagi mereka.

Ditawarkanlah 150 juta pound di masa itu pada Utsmani, setara dengan minimal 305 trilyun rupiah di masa sekarang. Berikut bonus membangun universitas dan kapal perang.

Khalifah Abdul Hamid enggan menemui, dia kirimkan pesan pada Herzl, “Aku tak bisa berikan tanah itu, tanah itu bukan milikku, tanah itu milik ummat, yang telah berjihad dan telah menyiraminya dengan darah mereka, Yahudi silakan simpan uang mereka.”

Abdul Hamid melanjutkan, “Jika Khilafah Islam dimusnahkan pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil tanah Palestina tanpa membayar. Akan tetapi, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku, daripada tanah itu dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islam. Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup.”

  1. Pasca PD1, perjanjian Sykes-Picot membagi wilayah Muslim setelah Khilafah Utsmani (Ottoman) kalah.
  1. Inggris mengizinkan Yahudi bermukim di Palestina dengan Deklarasi Balfour.
  1. PBB membagi Palestina menjadi 2, merampok tanah kaum Muslim untuk Yahudi.
  1. Negara Yahudi Israel berdiri, Tel Aviv diklaim sebagai ibukota.
  1. Baitul Maqdis diklaim ibukota Israel, atas bantuan Amerika.

Duhai anak cucunya Abdul Hamid II, ummat menanti izzahnya untuk dibangkitkan, Baitul Maqdis memanggil anda, menunggu persatuan dan kekuatan kaum Muslim.* (@FelixSiauw | Sahabat Al-Aqsha)

 

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Erdogan: ‘Takkan Kami Biarkan Baitul Maqdis Sendirian Hadapi Entitas yang Hanya Tahu Menjajah dan Merampas’
Enam Gugur dan Hampir 1.800 Orang Terluka dalam Aksi Perlawanan Anti-Trump »