Lagi, Demi Penuhi Kebutuhan Warga, Pekerja Terowongan Palestina Temui Syahid

4 May 2010, 21:53.

Rafah (foto: pic)

Rafah (foto: pic)

Sahabatalaqsa.com-Rafah- Seorang pemuda Palestina warga Khan Yunis, meninggal dunia menemui syahid sore WIB tadi (siang waktu Palestina), Selasa 4 Mei, tertimpa reruntuhan terowongan yang menghubungkan wilayah Gaza dengan Mesir di kawasan As Salam, Rafah, bagian selatan Jalur Gaza.

Dari Rafah dikabarkan bahwa warga Palestina tersebut bernama Muhammad Shafar (19 tahun), meninggal dunia sesaat setelah dinding terowongan di mana ia ada di dalamnya, runtuh.

Para petugas medis yang diberitahu tentang kejadian tersebut bergegas menuju tempat kejadian dan berhasil mengangkat jasad Asy Syahid, lalu memindahkannya ke Rumah Sakit Abu Yusuf an Najjar.

Disebutkan bahwa lebih dari 140 nyawa warga Palestina harus melayang di dalam terowongan-terowongan yang merupakan satu-satunya jalan penghubung antara Gaza dan Mesir tersebut, sementara ratusan lainnya luka-luka akibat runtuhnya dinding terowongan atau pun karena pembunuhan terencana yang dilakukan pihak Mesir dengan menyemprotkan gas beracun ke dalam terowongan-terowongan itu.

Sebagaimana pernah diberitakan sahabatalaqsha.com sebelum ini, bahwa bersamaan dengan pembangunan “Tembok Maut” yang terbuat dari baja oleh pemerintah Mesir dengan bantuan dan dukungan penuh penjajah Zionis, pemerintah AS, dan negara-negara Barat lainnya, Mesir pun melakukan penyedotan air laut dan mengalirkannya ke dalam terowongan-terowongan tersebut. Selain menutup jalan terowongan itu, air laut itupun tak pelak membuat dinding-dindingnya rapuh sehingga dengan mudah runtuh setiap saat.

Namun tak ada pilihan bagi rakyat Palestina yang hidup di Jalur Gaza selain tetap memanfaatkan terowongan-terowongan yang masih bisa mereka lalui untuk memasok barang-barang kebutuhan sehari-hari rakyat Gaza. Meskipun mereka tahu akibat paling fatal sekalipun dari penggunaan terowongan sebagai jalan menuju Mesir dan kembali lagi ke Gaza, namun lagi-lagi, mereka tidak punya pilihan lain.

Bagi para pejuang yang bekerja di terowongan itu, bekerja di terowongan memang beresiko kematian, namun bila tidak, maka kelaparan dahsyat yang mengancam rakyat Gaza pun dapat menyebabkan kematian pula, bukan hanya dirinya, tapi keluarga dan masyarakatnya. Maka mati syahid di dalam terowongan bagi mereka, lebih baik dari pada membiarkan kelaparan melanda seluruh sanak saudara, tetangga, masyarakat dan seluruh rakyat Palestina di Jalur Gaza. av/ral.

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Militer Dan Pemukim Zionis “Berlomba” Bakar dan Hancurkan Masjid
Katz: “Pembangunan Pemukiman Yahudi Akan Dimulai (Lagi) September” »