Anggota Parlemen ASEAN untuk HAM Dorong Upaya Nyata Penyelesaian Krisis Rohingya
7 September 2025, 13:10.

Foto: AFP (Arsip)
BANGLADESH (The Star) – Anggota Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (APHR), sebuah platform yang terdiri dari mantan dan anggota parlemen aktif dari negara-negara Asia Tenggara, Rabu (3/9/2025), mengusulkan penyelenggaraan konferensi internasional yang melibatkan Bangladesh, Tiongkok, dan negara-negara ASEAN untuk menyelesaikan masalah Rohingya, lapor United News of Bangladesh (UNB).
APHR mengajukan usulan tersebut ketika delegasi dari kelompok advokasi tersebut menemui Kepala Penasihat pemimpin sementara Bangladesh, Prof. Muhammad Yunus, di Wisma Tamu Negara Jamuna, ujar Wakil Sekretaris Pers Kepala Penasihat, Abul Kalam Azad Majumder.
“Dua hal harus dilakukan sebagai prioritas. Pertama, upaya yang dipimpin ASEAN untuk menggalang dana bagi Rohingya. Kedua, pertemuan puncak politik tingkat tinggi ASEAN-Bangladesh-Tiongkok untuk menyelesaikan masalah Rohingya,” ujar mantan anggota DPR Malaysia dan Wakil Ketua APHR, Charles Santiago.
Dalam upaya mencari kerja sama ASEAN untuk menyelesaikan krisis Rohingya, penasihat utama tersebut kembali menegaskan seruannya agar Bangladesh diikutsertakan sebagai anggota badan regional tersebut.
“Kami ingin menjadi mitra dialog sektoral ASEAN. Ini adalah satu hal yang terus kami tekankan. Karena kami bukan bagian dari ASEAN, kami tidak dapat membawa masalah ini ke ASEAN. Ini penting bagi kami karena masalah ini perlu ditangani,” ujar penasihat utama tersebut.
Penasihat utama tersebut juga mendesak APHR untuk membentuk kelompok parlemen ASEAN dan mengajak Bangladesh untuk bergabung sebagai undangan.
“Ciptakan platform ASEAN yang saat ini belum ada. ASEAN harus memberi tahu seluruh dunia tentang krisis yang kita hadapi,” tambahnya.
Santiago mengatakan anggota parlemen ASEAN mengunjungi kamp-kamp Rohingya pada tahun 2018 dan sejak itu terus memantau masalah tersebut.
“Kami selalu berusaha memandang isu Rohingya sebagai isu ASEAN. Namun, harus saya akui, selama dua-tiga tahun terakhir kami diam saja karena fokus kami adalah memulihkan demokrasi di Myanmar,” ujarnya.
Anggota DPR Malaysia, Wong Chen; mantan anggota Kongres Filipina, Raoul Manuel; dan Direktur Program APHR, Chonlathan Supphaiboonlerd, turut hadir dalam kesempatan tersebut. (The Star)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
