Penjajah Kembali Batasi Akses Bantuan Kemanusiaan, Bunuh 9 Warga Gaza di Tengah Gencatan Senjata

16 October 2025, 21:08.

Truk-truk pembawa bantuan kemanusiaan bergerak perlahan menuju Jalur Gaza yang terkepung. (Ramadan Abed/Reuters)

GAZA (Al Jazeera) – Negara palsu ‘Israel’ telah memberlakukan pembatasan baru terhadap akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Penjajah memutuskan untuk menutup kembali perbatasan Rafah, pada saat serdadu penjajah kembali menumpahkan darah warga Gaza, membantai sedikitnya sembilan orang di wilayah itu, di tengah gencatan senjata yang berlangsung.

Pada hari Selasa (14/10/2025), penjajah ‘Israel’ memberi tahu PBB bahwa mereka akan memotong separuh jumlah truk bantuan yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza—dari 600 menjadi hanya 300 truk per hari.

Keputusan baru ini mulai berlaku Rabu (15/10/2025), yang diumumkan bersamaan dengan keputusan untuk tidak membuka kembali perbatasan Rafah—satu-satunya pintu keluar-masuk Gaza menuju Mesir.

Juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) di Gaza, Olga Cherevko, mengonfirmasikan bahwa PBB telah menerima pemberitahuan resmi dari COGAT, unit militer penjajah zionis yang mengatur aliran bantuan ke wilayah Palestina yang terkepung itu.

Dalam nota tersebut, COGAT juga menegaskan bahwa tidak ada bahan bakar maupun gas yang akan diizinkan masuk ke Gaza, kecuali untuk keperluan infrastruktur kemanusiaan; yang itu pun sangat terbatas.

Laporan dari Hani Mahmoud, jurnalis Al Jazeera di Kota Gaza, menyebut bahwa bantuan 300 truk per hari tidak akan berarti apa-apa bagi penduduk yang tengah dilanda kelaparan akibat blokade tak manusiawi ‘Israel’.

“Tiga ratus truk tidak cukup. Itu tidak akan mengubah apa pun,” tukasnya.

Serangan di Tengah Gencatan Senjata

Beberapa jam setelah pengumuman pembatasan itu, pasukan penjajah kembali melancarkan serangan mematikan di utara dan selatan Jalur Gaza.  

Sumber medis menyebut sedikitnya enam Ahlu Syam Gaza syahid di Kota Gaza dan tiga lainnya di Khan Yunis. 

Menurut sumber di Rumah Sakit Arab al-Ahli, lima orang dibunuh oleh serdadu penjajah di lingkungan Shujaiyah, sebelah timur Kota Gaza. 

Serangan-serangan ini terjadi, meski gencatan senjata antara ‘Israel’ dan Hamas baru saja diberlakukan empat hari lalu, sebagai bagian dari kesepakatan awal yang mencakup pertukaran tawanan dan penarikan sebagian pasukan penjajah dari Gaza. 

Perjanjian ini merupakan tahap pertama dari rencana “perdamaian” yang diumumkan Donald Trump, yang dia klaim bertujuan menghentikan agresi genosida ‘Israel’ atas Gaza.

Namun, kenyataannya darah Ahlu Syam Gaza terus ditumpahkan bahkan di tengah apa yang mereka sebut “perdamaian.”

Sejak Oktober 2023, serangan brutal negara palsu ‘Israel’ telah menewaskan sedikitnya 67.913 Ahlu Syam Gaza dan melukai lebih dari 170.000 lainnya, menurut otoritas kesehatan Palestina.  

Sementara itu, ribuan lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan—korban genosida yang belum ditemukan namanya. (Al Jazeera)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Inilah Alasan Kuat Mengapa Kita Harus Terus Memboikot Disney!
OCHA dan ICRC Desak Seluruh Jalur Pelintasan Menuju Gaza Segera Dibuka »