Ratusan Jenazah Tawanan Palestina Dikembalikan, Hasil Forensik Ungkap Dugaan Penyiksaan Brutal di Penjara Zionis
24 October 2025, 21:23.

Jenazah warga Palestina yang syahid dikembalikan oleh “Israel” dan diangkut oleh Palang Merah Internasional dengan truk berpendingin. Foto: AFP
GAZA (Quds News Network | Al Jazeera) – Setelah gencatan senjata pada 10 Oktober 2025, “Israel” telah membebaskan jenazah ratusan tawanan Palestina, yang sebagian besar masih belum teridentifikasi. Banyak jenazah menunjukkan tanda-tanda penyiksaan berat, yang membuktikan bahwa mereka telah menjadi korban penyiksaan oleh serdadu penjajah Zionis sebelum akhirnya syahid di penjara-penjara Zionis.
Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasikan bahwa penjajah telah menyerahkan jenazah 150 tawanan yang ditawan selama sepekan terakhir secara bertahap sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Gaza.

Jenazah dibawa ke fasilitas sementara di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis. Foto: AFP
Bagaimana Para Keluarga Mengidentifikasi Saudara Mereka?
“Israel” mengembalikan jenazah-jenazah tersebut ke Gaza, yang hanya diidentifikasi dengan nomor—bukan nama sehingga memaksa keluarga-keluarga Palestina yang hilang untuk mati-matian mencari-cari di antara foto-foto, berharap dapat mengenali orang-orang yang mereka cintai. Proses identifikasi ini menyakitkan sekaligus sulit.
Pada 17 Oktober 2025, Kementerian Kesehatan Gaza mengumpulkan warga yang keluarganya sampai saat ini belum ditemukan atau hilang tanpa informasi, lalu memasang layar untuk menampilkan informasi jenazah-jenazah yang tidak teridentifikasi di Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis.
Hal tersebut dilakukan untuk membantu mengidentifikasi jenazah warga Palestina yang baru saja dikembalikan ke Gaza. Layar tersebut menampilkan gambar jenazah bernomor, tanpa nama atau detail, sementara sejumlah keluarga terus mencari orang-orang terkasih mereka yang hilang di antara jenazah-jenazah tersebut.
Keluarga harus memeriksa barang-barang milik mereka, termasuk sepatu dan pakaian, dengan harapan dapat mengenali orang yang mereka cintai.

Para petugas medis di Rumah Sakit Nasser menunjukkan foto-foto jenazah dan barang-barang pribadi kepada keluarga korban yang hilang. Foto: AFP
Tanda-Tanda Penyiksaan Berat
Satu hal yang jelas: bekas luka yang tertinggal di tubuh para korban, beserta penutup mata dan borgol yang masih melekat pada beberapa korban, menunjukkan bahwa mereka disiksa sebelum dibunuh oleh serdadu penjajah Zionis.
Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, jenazah-jenazah tersebut, yang puluhan di antaranya belum diidentifikasi secara resmi, menunjukkan “bukti konklusif eksekusi lapangan dan penyiksaan brutal”.
Laporan lapangan mengungkapkan bahwa jenazah-jenazah tersebut menunjukkan tanda-tanda penyiksaan berat, di antaranya:
-Gantung dan bekas tali di leher beberapa jenazah
-Tembakan langsung dari jarak dekat, “memastikan eksekusi lapangan yang disengaja”
-Tangan dan kaki diikat dengan pengikat plastik
-Mata ditutup kain
-Jejak tubuh dilindas oleh tank “Israel”
-Gigi yang patah dan tidak lengkap
-Patah tulang, luka bakar, dan luka dalam, yang mengindikasikan “penyiksaan fisik yang parah”
“Kami menyerukan pembentukan segera komisi penyelidikan internasional independen untuk menyelidiki kejahatan keji ini dan meminta pertanggungjawaban para gembong Zionis atas kejahatan perang yang dilakukan terhadap rakyat kami di Jalur Gaza,” seru Kantor Media Pemerintah Gaza.

Foto: Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza

Foto: Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza
Dr. Ismail Al-Thawabta, Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah Gaza, menyebutkan bahwa penjajah Zionis mencuri organ dari jenazah para tawanan Palestina yang dikembalikan ke Gaza. Puluhan jenazah yang dikirim dekat Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis, Gaza Selatan, ditemukan dalam kondisi rusak dan kehilangan bagian vital, termasuk mata, anggota badan, dan organ dalam.
“Ketika kami memeriksa jenazah-jenazah tersebut, kami menemukan banyak bagian tubuh yang hilang, ada yang setengah badan, tanpa kepala, tanpa anggota badan, tanpa mata, dan tanpa organ dalam.”
Muhammad Zaqout, Direktur Rumah Sakit di Kementerian Kesehatan Gaza, telah mengutarakan tentang “tanda-tanda penyiksaan yang jelas” yang ditemukan pada jenazah warga Palestina yang dikembalikan ke Jalur Gaza.
“Satu jenazah menunjukkan tanda-tanda digantung dengan tali masih melilit leher, mata tertutup, dan tangan terikat. Jenazah itu dibiarkan begitu saja dan dikirim kepada kami,” kata Zaqout dari Khan Yunis di Gaza selatan.
Dr. Munir Al-Bursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, menyatakan bahwa ini semua adalah bentuk kejahatan yang tak dapat ditutup-tutupi, “Jenazah yang kami terima diikat seperti binatang, ditutup matanya, dan terdapat tanda-tanda penyiksaan dan luka bakar yang mengerikan, yang menunjukkan betapa parahnya kejahatan yang dilakukan secara diam-diam.”
“Mereka tidak meninggal secara alami; mereka dieksekusi setelah diculik dari Gaza. Orang-orang ini tidak dikubur di bawah tanah, mereka disimpan di lemari pendingin penjajah selama berbulan-bulan.”

Foto: Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza

Foto: Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza
Sameh Yassin Hamad, anggota Komite Forensik Gaza dan salah satu pihak yang menerima jenazah di Kompleks Medis Nasser di Gaza Selatan, mengungkapkan bahwa salah satu jenazah bahkan memiliki tali yang melingkari lehernya.
Dr. Ahmad Dheir, kepala Unit Forensik di Kompleks Medis Nasser menyatakan, “Karena jenazah-jenazah ini ditahan oleh ‘Israel’, mereka seharusnya memiliki data lengkap tentang jenazah-jenazah tersebut. Namun, mereka belum membagikan informasi tersebut kepada kami melalui Palang Merah. Kami telah dikirimi profil DNA sekitar setengah dari total jumlah jenazah, tetapi belum menerima detail apa pun tentang tanggal atau keadaan kematian, waktu atau tempat penahanan.”
Dheir menambahkan, “Kami bertanya kepada militer ‘Israel’ tentang detail dalam laporan ini, termasuk tuduhan dari tim forensik Gaza bahwa ‘Israel’ telah mengambil satu jari tangan dan kaki dari jenazah-jenazah tersebut untuk pengujian DNA. Namun, lagi-lagi, mereka membantah telah mengikat jenazah apa pun sebelum dibebaskan.”
Naji Abbas, direktur departemen tahanan dan tawanan Dokter untuk Hak Asasi Manusia (PHRI), mengatakan organisasinya “tidak terkejut” dengan kondisi jenazah yang dilepaskan.
“Kami telah mencatat ratusan kasus penyiksaan dan kematian di sistem penjara ‘Israel’, puluhan warga Palestina yang telah dibunuh, dipukuli hingga tewas, atau meninggal setelah ditolak perawatan selama berbulan-bulan,” ungkap Abbas.
Salah satu autopsi yang diperiksa organisasi tersebut menunjukkan tanda-tanda kekerasan pada jenazah delapan bulan setelah orang tersebut meninggal, tambahnya.
“Ini adalah kasus-kasus jenazah para tawanan yang terdokumentasi dengan tanda-tanda penyiksaan yang jelas dan telah diculik dan disiksa secara brutal sebelum kematian, dan masih belum muncul di setiap televisi dan surat kabar,” kata Abbas.
Selain itu, jejak tank ditemukan pada jenazah-jenazah tersebut, menunjukkan bahwa beberapa jenazah mungkin telah ditabrak kendaraan “Israel” pada 7 Oktober 2023.
Laporan menambahkan bahwa beberapa jenazah baru saja dibunuh, sedangkan yang lain tiba dalam kondisi membusuk atau hanya tersisa sebagian.
Menurut Ramu Abdu, kepala Euro-Med Human Rights Monitor, sejumlah jenazah tampaknya telah dikubur dan kemudian digali. “Salah satu jenazah masih memiliki infus saline yang terpasang di tangannya, menunjukkan bahwa ia dalam kondisi tidak sehat sebelum kematiannya.”

Foto: Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza

Foto: Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza
Ancaman Penyiksaan Bagi Tawanan Palestina di Penjara-Penjara “Israel”
Laporan bahwa “Israel” menyiksa tawanan Palestina di penjara-penjaranya telah menjadi hal yang umum selama bertahun-tahun, dan semakin meningkat sejak dimulainya genosida Zionis di Gaza.
Setidaknya 75 tawanan Palestina juga telah meninggal dunia di penjara-penjara Zionis sejak 7 Oktober 2023, berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Salah satu penyiksaan yang terdokumentasi secara khusus adalah pemerkosaan massal terhadap seorang tawanan Palestina oleh para serdadu Zionis di Penjara Sde Teiman yang terkenal kejam di “Israel” pada tahun 2024.
Video yang terverifikasi menunjukkan gerombolan serdadu tersebut menggunakan perisai mereka untuk bersembunyi dari kamera sebelum melanjutkan untuk memerkosa korban, hingga kemudian korban tidak dapat berjalan, ungkap media “Israel”. (Quds News Network | Al Jazeera)

Jenazah-jenazah tak teridentifikasi dikubur di pemakaman massal setelah pemeriksaan forensik dilakukan. Foto: AFP
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
