Mesir: “Pembekuan Pemukiman Yahudi Harus Cakup Yerusalem”
30 August 2009, 16:52.

Pemukiman Yahudi (IMEMC)
Sahabatalaqsha.com-Menteri Luar Negeri Mesir, Ahmad Abu Al Ghait, hari Jumat mengatakan bahwa sebuah pernyataan resmi Israel tentang penghentian sepenuhnya pembangunan pemukiman Yahudi, termasuk yang di Yerussalem (Al Quds), harus dibuat untuk memulai kembali proses perdamaian yang telah terhenti.
Dalam sebuah konferensi pers di Stockholm, Abu Al Ghait mengatakan bahwa Yerussalem adalah sebuah kota Arab (Palestina) yang terjajah, sehingga pembangunan pemukiman Yahudi di sana harus dihentikan bersama dengan penghentian total semua aktivitas pemukiman Yahudi di Tepi Barat
Al Ghait menambahkan bahwa komitmen demikian akan mendorong perundingan perdamaian.
Hari Kamis, surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan bahwa Israel hanya berniat untuk menyatakan berhenti melakukan aktivitas pemukiman selama sembilan bulan saja di Tepi Barat, tidak termasuk Yerussalem, karena Israel menganggap Yerussalem sebagai “ibu kota abadi Israel bersatu bagi orang-orang Yahudi”.
Hari Jumat, Haaretz menulis bahwa Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyerukan Netanyahu untuk membekukan aktivitas pemukiman Yahudi agar dapat memulai kembali perundingan perdamaian.
Merkel juga mengungkapkan pembekuan semua aktivitas pemukiman Yahudi adalah hal pokok bagi dimulai kembalinya perundingan perdamaian.
Ia mengulangi kembali pernyataannya pada hari Jumat, dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu , di Berlin.
Netanyahu tidak membuat janji apapun berkenaan dengan pembekuan aktivitas pemukiman Yahudi dan hanya menegaskan bahwa pemerintahannya berkepentingan untuk memulai kembali perundingan perdamaian dengan Otoritas Palestina dalam satu atau dua bulan.
Dia menambahkan bahwa pemerintahannya tidak mencapai kesepakatan atau kesepahaman apapun dengan pemerintah AS, sehubungan dengan wilayah-wilayah Palestina yang diduduki (dijajah). IMEMC/ EZ
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
