Erdogan Benar: Zionisme Memang Kejahatan atas Kemanusiaan

13 March 2013, 07:30.

PM Turki Recep Tayyip Erdogan. foto: Recep Bey Resim

TEPI BARAT, Rabu (Palestinian Information Center):

oleh Khalid Amayreh*

(*wartawan dan kolumnis di Tepi Barat yang terjajah)

Para pemimpin Israel kebakaran jenggot karena pernyataan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pada pembukaan konferensi kelima Aliansi Peradaban yang diselenggarakan PBB di Vienna minggu lalu.

“Sebagaimana persis Zionisme, anti-Semitisme, dan Fasisme, sudah semestinya Islamofobia dianggap sebagai kejahatan atas kemanusiaan,” kata Erdogan.

Bagi mereka yang sudah biasa dengan Israel, khususnya rakyat Palestina, Lebanon, dan rakyat Arab lain yang selalu jadi bulan-bulanan kejahatan kaum Zionis; pernyataan-pernyataan Erdogan sudah tidak perlu diragukan.

Bagaimanapun, Zionisme adalah perampasan hak milik dan kekuasaan atas negeri Palestina dari rakyat aslinya, rakyat Palestina. Zionisme adalah pencurian dan pemalsuan terbesar sejak Adam dan Hawa. Zionisme adalah kejahatan atas kemanusiaan dulu, dan akan selalu merupakan kejahatan atas kemanusiaan, sebanyak apapun anggota Kongres Amerika Serikat laki-laki dan perempuan memuji Golem Yahudi.

Dengan sepenuh kejujuran, saya tidak mampu menepukan sebutir atom pun ketidakbenaran dalam kata-kata Erdogan.

Gang Penjajah

Apa lagi yang bisa dikatakan tentang gang penjahah Yahudi Zionis yang datang dari Eropa Timur untuk merampas sebuah negeri yang bukan miliknya, dengan jalan teror dan kekerasan?

Para kriminal penyerbu ini tidak datang ke Palestina untuk hidup dan membiarkan orang lain hidup. Mereka datang ke Palestina dalam rangka membantai orang-orang pribumi Arab, tak peduli Muslim maupun Kristen, dan  melucuti rumah-rumah serta tanah-tanahnya demi menegakkan sebuah negara rasis Yahudi yang bebas dari non-Yahudi.

Mereka dulu dan kini terus memperlakukan rakyat Palestina apa yang telah dilakukan oleh Orang Kulit Putih terhadap penduduk asli Amerika di seluruh benua Amerika dan Australia. Para kolonialis kulit putih membasmi jutaan warga asli Amerika dan menyebut pembantaian (genocide) itu sebagai “nasib yang sudah jadi kenyataan” (manifest destiny).

Persis begitulah, Zionis membunuh rakyat Palestina tak terhitung jumlahnya, membantai warga desa-desa Arab dengan sengaja serta mengusir berkelompok-kelompok warga ke empat penjuru mata angin, dan dengan gagah berani menyebut pembantaian (genocide) pembersihan etnis itu sebagai “perang pembebasan” (war of liberation).

Bahkan lebih dari itu, kaum Zionis dan sebagian besar dunia Barat bahkan tanpa keraguan melakukan perzinaan terhadap kebenaran dan sejarah dengan menyebut korban-korban mereka sebagai “para teroris”.

Yahudi dan Non-Yahudi

Bahkan hari ini, 65 tahun sesudah kelahiran haram jadah Israel, para pemimpinnya tanpa tahu malu menuntut para korbannya untuk mengakui Israel sebagai sebuah Negara Yahudi, di mana mereka yang non-Yahudi, tidak berhak hidup kecuali sebagai penebang kayu dan pengusung air.

Sesungguhnya, ada ribuan hasil pengamatan yang membenarkan pernyataan Erdogan. Kesimpulannya, Zionisme terlalu jahat dan jelek untuk digambarkan dengan kata-kata. Zionisme adalah sebuah gerakan yang memadukan pembersihan etnis, pembantaian, rasisme, kedustaan, kebiadaban dan fanatisme.

Pada kenyataannya, amat sangat susah menemukan gerakan di dalam sejarah manusia yang setara dengan Zionisme dalam kejelekan dan kejahatan brutalnya, baik pada tingkat teori maupun praktiknya.

Hari ini, di tahun 2013, kita masih dihadapkan pada kenyataan bahwa para pemimpin Zionis masih terus berdebat sesama mereka apakah orang non-Yahudi itu manusia atau bukan.
Pendapat yang paling banyak dianut dalam Yahudi Ortodoks adalah bahwa orang non-Yahudi, yang jumlahnya lebih dari 7.000.000.000 orang, sebenarnya adalah separuh manusia atau sebenarnya binatang yang berwujud manusia.

Ovadia Yosef

Ini bukan pernyataan anekdot. Ada jutaan orang Yahudi di seluruh dunia yang mengimani sepenuhnya kebenaran keyakinan itu. Dua tahun lalu, Ovadia Yosef, salah satu rabi yang paling dihormati di Israel berbicara dalam khotbah Sabbath di Yerusalem Barat, bahwa orang non-Yahudi sangat mirip dengan keledai yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa untuk melayani kaum Yahudi.

Yosef bukan tokoh pinggiran atau tokoh satir Israel. Dia Chief Rabbi dengan ratusan ribu pengikut setia. Sayangnya, penyataan yang jelas-jelas rasis tidak membuat heran seorang pun di Israel, baik di kalangan politisi, intelektual, bahkan tidak juga di kalangan media, yang dari situ semua nampak jelas keadaan sesungguhnya.

Sebenarnya kalau kriminalitas dan rasisme Zionis hanya dibatasi pada ranah teori tidak berbahaya. Tapi Zionisme, khususnya Zionisme religius, yang memandang non-Yahudi sebagai binatang atau bukan manusia, juga meyakini bahwa kehidupan seorang goy, seorang non-Yahudi, tidak suci sama sekali dan bisa dilenyapkan tanpa harus merasa bersalah. Inilah yang melandasi para interogator dan sipir penjara menyiksa rakyat Palestina sampai mati, sebagaimana yang dialami Arafat Jaradat minggu lalu.

Hari ini, rakyat Palestina yang tak bersalah secara rutin dibunuh dengan darah dingin oleh tangan-tangan Yahudi Zionis seperti Gestapo (polisi rahasia Nazi Hitler), dan ketika para pembunuh itu tertangkap lalu dibawa ke pengadilan, semua tipu daya hukum akan digunakan untuk membebaskan mereka.

Bahkan ketika bukti-bukti kejahatan begitu nyata dan bertimbun, segala bentuk pengkondisian bahkan yang tak masuk akal akan dirancang demi membebaskan para pembunuh.

Tiga Paman Saya

Pada tahun 1953, orang-orang Yahudi Zionis membunuh tiga orang paman saya dalam sebuah bentrokan di dekat garis perbatasan di Hebron Barat. Lebih dari itu, mereka merampas tanah dan bangunan, hewan-hewan ternak dan lain-lain, serta mengkondisikan kami hidup miskin selama 30 tahun.

Sampai saat artikel ini saya tulis, keluarga saya sama sekali tidak mendengar permintaan maaf konon lagi kompensasi atas kejahatan Israel ini. Bandingkan dengan usaha besar-besaran kaum Zionis untuk memeras Eropa sampai ke uang receh terkecil sekalipun untuk mengganti setiap hak milik Yahudi yang dulu dirampas serta berbagai penderitaan lainnya yang pernah mereka alami…!!

John Kerry tidak suka dengan pernyataan-pernyataan Erdogan. Tapi saya ingin bertanya kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang terhormat, “Apa yang kau ketahui tentang Zionisme?”

Wahai John Kerry

Apakah kau akan memaafkan Zionisme kalau mereka melakukan semua kejahatan itu kepadamu, bahkan sepotong kecil saja dari seluruh kejahatan yang masih mereka lakukan sejak tahun 1948?

Saya tahu adalah susah bagimu dan bagi bosmu, Obama, untuk jujur dan menggunakan kesadaran penuh kalau sudah berkenaan dengan Israel. Tapi coba lupakan sesaat bahwa dirimu adalah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dan cobalah selami jiwamu sebagai insan biasa. Saya yakin sepenuhnya kamu akan mendapati dirimu sedang berhadapan empat mata dengan kelompok terjelek dan terjahat di bawah kolong langit.

Ya, gurita kekuasaan Yahudi atas politik dan kebijakan Amerika Serikat akan membungkam kesadaranmu dan kesadaran bosmu. Inilah persis yang terjadi atas hampir semua pendahulumu sejak dulu kala, yang menjadi penjelasan atas adanya dukungan tanpa rasa malu dan tanpa syarat Amerika Serikat terhadap negara yang paling mirip dengan Nazi sejak Jerman di bawah Adolf Hitler.

Hari ini, Israel mengadopsi kebijakan lebensraum yang pernah diterapkan Jerman yang mengorbankan tetangga-tetangganya di Eropa. Benar, Israel menyebutnya sebagai “perluasan pemukiman” tapi substansinya sama.

Seperti Nazi

Israel, seperti Jerman Nazi, melakukan kebijakan agresif pembersihan etnis di Yerusalem dan seluruh wilayah Tepi Barat dengan mengusir rakyat Palestina dari rumah-rumahnya demi memukimkan orang-orang Yahudi sebagai penghuni barunya.

Dan kamu menyaksikannya secara pasif sembari menyanyikan jargon-jargon sumbang yang sama sudah kamu ocehkan sejak puluhan tahun silam.

Ingat Tuan Kerry, Holocaust tidak dimulai dari Auschwitz atau Treblinka atau Bergen Belsen. Holocaust dimulai jauh lebih awal di pertengahan tahun 1930-an ketika otoritas-otoritas Nazi menyebarluaskan praktik-praktik diskriminatif dan represif kasar yang sekarang dipraktikkan oleh orang-orang Yahudi Israel terhadap rakyat Palestina, dengan persetujuan dan dorongan dari pemerintahnya.

Saya tidak mengharapkan kamu dan pemerintah kamu untuk menyeret Israel bertanggung jawab atas kelakuan kriminalnya yang terang-benderang terhadap rakyat Palestina. Bagaimanapun, kamu adalah pelindung dan walinya Israel. Kamu bagian dari problem, dan tidak akan bisa jadi bagian dari solusi.

Tapi setidak-tidaknya, jangan kamu berharap para korban untuk menekan perasaan mereka dan berpura-pura bahwa Israel adalah bangsa dermawan yang sedang tersesat.

Tidak, Tuan Menteri Luar Negeri. Israel adalah penjahat sejak kelahirannya. Setidaknya bagi kaum Muslimin dan banyak Kristen di seluruh dunia, dan bagi jutaan orang yang jujur, Israel adalah penjahat dan akan selalu jadi penjahat.

Sedangkan untuk Erdogan, kita harus salut atas ketulusan dan kejujurannya.* (PIC | Sahabat Al-Aqsha)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Wawancara EI dengan Relawan Kamp Palestina yang Dikepung Pasukan Assad
Zionis Cegah Akademisi Afrika Selatan ke Tepi Barat »