Akibat 7,5 Tahun Dikepung, 45% Perempuan Hamil di Gaza Derita Anemia

12 December 2013, 10:14.
Seorang Ibu di Gaza bersama anaknya yang juga menderita anemia, kekurangan sel darah merah. Jumlah ibu dan anak penderita anemia di Gaza meningkat drastis sejak 7,5 tahun lalu dikepung oleh zionis Israel. foto: Infinite Unknown

Seorang Ibu di Gaza bersama anaknya yang juga menderita anemia, kekurangan sel darah merah. Jumlah ibu dan anak penderita anemia di Gaza meningkat drastis sejak 7,5 tahun lalu dikepung oleh zionis Israel. foto: Infinite Unknown



JENEWA, Kamis (PIC): Lembaga Hak Asasi Manusia dari Eropa bernama EuroMid Observer mengungkap dalam laporannya bahwa 45% perempuan hamil di Jalur Gaza menderita anemia karena kondisi hidup yang buruk di bawah pengepungan ‘Israel’ selama 7,5 tahun.

Lembaga HAM yang bermarkas di Jenewa ini menyatakan pengepungan Gaza yang semakin ketat dan krisis listrik telah memperparah penderitaan perempuan di Gaza bersama 1,7 juta orang lainnya.

“Dalam hukum kemanusiaan internasional, ada perlindungan bagi perempuan di masa konflik. Mereka seharusnya hidup bebas dari intimidasi dan penyiksaan. Bahkan, hukum kemanusiaan internasional
mencakup perlindungan kesehatan, kebersihan, dan kebutuhan mereka sebagai ibu,” tulis EuroMid Observer dalam laporannya.

EuroMid melakukan survei terhadap 1.100 perempuan berusia 24-50 tahun yang merupakan 50% populasi penduduk Gaza dari 14-27 September 2013. Di antara sebagian hasil laporan EuroMid tersebut ialah;

32,7% perempuan Gaza mengatakan pencari nafkah di keluarga mereka sekarang menganggur karena terowongan ke Mesir ditutup setelah penggulingan Presiden Mursi.

54,4% perempuan Gaza menuturkan rumah tangga mereka berjuang membayar utang yang sulit dilunasi. Karena itu, 59,2% perempuan telah menjual barang pribadinya seperti furnitur atau perhiasan untuk menutupinya.

58,9% perempuan Gaza mengatakan bahwa kekerasan di rumah tangga saat ini merupakan masalah yang berkembang di Gaza.

90% perempuan Gaza mengalami kegelisahan, ketegangan, dan kecemasan akibat pengepungan dan serangan-serangan ‘Israel’.

23,1% perempuan Gaza mengungkapkan bahwa keluarga di Gaza mengatur pernikahan bagi setidaknya satu anak perempuan di usia muda, untuk mengurangi jumlah yang perlu dinafkahi. Sementara 61,2% perempuan justru terpaksa menunda pernikahan yang mereka inginkan karena harus bekerja menghidupi keluarga.

49,9% perempuan Gaza mengakui keluarga mereka tidak sanggup membayar pengobatan medis.

Selain itu, EuroMid menanyakan kepada para perempuan di Gaza mengenai dampak pengepungan terhadap kehidupan mereka. Perempuan-perempuan itu menjawab bahwa blokade dan krisis listrik adalah suatu horor mengerikan. Mereka harus menyesuaikan kegiatan sehari-hari sesuai waktu listrik menyala. Mereka juga terpaksa menggunakan lilin karena tidak ada listrik, padahal sudah banyak penduduk di Gaza yang meninggal dari kebakaran akibat lilin. * (PIC | Sahabat Al-Aqsha)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina - Mendobrak Tembok Gaza

« Bayi Satu Bulan Sesak Napas Parah, Sembilan Pemuda Diculik: Aksi Serdadu Zionis
‘Israel’ Buka Bendungan, Rakyat Gaza Harus Mengungsi Karena Banjir »