Keluarga Terakhir di Desa yang Akan Dihancurkan ‘Israel’ Berjanji Tidak Akan Pergi
13 January 2014, 16:55.

Keluarga terakhir di Desa Wadi al-Siyah menolak pergi meski mendapat surat perintah untuk pergi dari ‘Israel’. Desa tersebut akan dijadikan resor wisata alam. Foto: Electronic Intifada
HAIFA, Ahad (Electronic Intifada): Pihak administrasi ‘Israel’ berencana menghancurkan sebuah daerah pesisir bernama Wadi al-Siyah di kota Haifa, Palestina.
“Suatu hari, dua tahun yang lalu, di pintu rumah kami tiba-tiba ada surat perintah untuk pindah,” kata Abbas Tawfiq yang lahir dan dibesarkan di Wadi al-Siyah, sebuah lembah di pinggiran Haifa. Keluarga besar Abbas terdiri dari lebih dari enam puluh anggota, dua puluh di antaranya adalah anak-anak. Keluarga mereka memegang kewarganegaraan ‘Israel’.
“Tidak ada yang bicara kepada kami. Mereka hanya meninggalkan kertas yang mengatakan bahwa kami harus pergi dalam batas waktu sepuluh tahun. Mereka mengatakan bahwa ini adalah perintah pemerintah kota dan kementerian dalam negeri,” tutur Abbas.
Wilayah Wadi al-Siyah sebelum berdirinya ‘Israel’ pada tahun 1948 pernah menjadi lingkungan yang nyaman ditinggali dengan berbagai fasilitas. Ada kolam renang umum, taman umum yang besar, jalan raya yang bagus, dan sebagainya. Tetapi kini pemandangan Wadi al-Siyah hanya berupa sisa bangunan dan rumah yang ambruk. Abbas dan keluarganya adalah orang-orang terakhir yang tersisa di Wadi al-Siyah.
Keluarga Abbas terancam penggusuran karena pemerintah kota dari pihak ‘Israel’ berencana untuk mengubah Wadi al-Siyah menjadi daerah yang menghasilkan pendapatan lebih besar bagi mereka. Karena Wadi al-Siyah dekat dengan rute pendakian yang populer dan dua mata air tawar, pemerintah ‘Israel’ bermaksud untuk mengubah Wadi al-Siyah menjadi resor alam komersial. Di daerah ini juga ada kuburan Yahudi yang telah diperluas beberapa kali, mengambil tanah penduduk rakyat Palestina sehingga mereka terpaksa tinggal di area perkuburan untuk beberapa waktu.
Abbas dan empat orang pemilik tanah lainnya di Wadi al-Siyah menentang perintah ‘Israel’ dan akan mengajukan gugatan di pengadilan pada bulan Januari ini. Mereka menerima bantuan hukum dari Mossawa Center, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di Haifa. Abbas beralasan, “Keluarga kami memiliki dokumen yang membuktikan bahwa mereka telah tinggal di sini selama lebih dari seratus tahun. Mengapa ‘Israel’ ingin menyingkirkan kami dengan cara apa pun?”
‘Israel’ baru-baru merancang undang-undang untuk membuat pemukiman khusus kaum Yahudi dengan menghapus puluhan ribu rakyat Badui Palestina di wilayah selatan Naqab. Penghancuran di daerah tersebut terus dilakukan tanpa jeda. Abbas mengatakan bahwa pengusiran keluarganya berasal dari ide yang sama seperti penindasan rakyat Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Al-Quds Timur. “Hal yang sama terjadi di sini,” kata Abbas.
Abbas berjanji bahwa ia dan keluarganya akan tetap tinggal di Wadi al-Siyah tidak peduli apa pun keputusan pengadilan nantinya. “Kami berada di sini sebelum negara ini dan hukum-hukumnya dibuat. Kami akan hidup di tanah kakek kami.” * (Electronic Intifada)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
