Luka yang Tersisa Akibat Pembantaian di Deir Yassin

26 April 2014, 10:31.
Nenek Elmuti menunjuk tempat tinggalnya dahulu di Desa Deir Yassin yang penduduknya dibantai penjajah zionis tahun 1948. Foto: Electronic Intifada

Nenek Elmuti menunjuk tempat tinggalnya dahulu di Desa Deir Yassin yang penduduknya dibantai penjajah zionis tahun 1948. Foto: Electronic Intifada

AL-QUDS TERJAJAH, Jum’at (Electronic Intifada): Dina Elmuti, seorang pekerja sosial yang meneliti dampak trauma pada anak-anak di Palestina menceritakan tentang peristiwa pembantaian Deir Yassin yang dialami neneknya. Neneknya adalah salah seorang yang selamat dari pembantaian Deir Yassin pada tahun 1948.

Jum’at, 9 April 1948 adalah tanggal yang selamanya berasosiasi dengan kesedihan. Peristiwa Deir Yassin adalah titik balik dalam sejarah Palestina, sebuah simbol perampasan dan pembantaian yang amat kejam terhadap kemanusiaan.

Desa Deir Yassin dahulu adalah sebuah desa berpenghuni 750 orang di dekat kota Al-Quds Terjajah dan pemukiman Yahudi Givat Shaul. Deir Yassin terkenal dengan suasananya yang damai dan industri penggalian batu.

Akan tetapi, segalanya berubah ketika pada hari Jum’at, 9 April 1948, organisasi teroris zionis bernama Kelompok Irgun dan Stern menyerbu desa dan membantai begitu banyak orang. Warga lanjut usia, wanita hamil, dan anak-anak pun ikut dibantai oleh organisasi teroris tersebut.

100 Orang Terbunuh, 750.000 Lainnya Mengungsi

Tumpukan jenazah yang hangus dilemparkan ke dalam lubang. Rumah-rumah berlumuran darah dari tubuh penghuninya. Kali itu, di Deir Yassin tidak lagi tercium aroma manis dari pohon almond yang sedang berbunga. Udara dipenuhi bau darah dan mayat yang dibakar.

Lebih dari 100 orang terbunuh hari itu. Peristiwa Deir Yassin menandai kebijakan penjajah zionis untuk meneror dan menghapus penduduk asli di seluruh wilayah Palestina, tidak hanya di Al-Quds. Pembantaian itu menyebabkan lebih dari 750.000 rakyat Palestina meninggalkan rumah mereka. Saat ini, pengungsi Palestina berjumlah lebih dari 5,3 juta jiwa dan merupakan jumlah pengungsi terbesar di dunia.

Zionis Hancurkan Segalanya

“Pada pagi hari ketika pembantaian itu terjadi, aku berlari menaiki tangga untuk menyelamatkan Jamal adikku yang sedang ada di tempat tidurnya. Ketika aku turun tangga, aku terpeleset selongsong peluru sehingga tanganku terluka. Guruku yang membalut lukaku pun kemudian ditembak mati setelah menolong begitu banyak orang lain yang terluka. Sepupuku yang berusia enam tahun selamat, karena berpura-pura mati di dekat jenazah neneknya. Tanteku dan keempat anaknya ditembak lalu dibakar di dalam rumah mereka,” tutur nenek dari Dina Elmuti.

Nenek Elmuti juga menceritakan, sebelum pembantaian tersebut penduduk Deir Yassin dan penduduk di pemukiman Yahudi Givat Shaul berhubungan baik. Mereka saling berkirim makanan dan saling menolong. “Akan tetapi, zionis datang dan menghancurkan segalanya,” kata nenek Elmuti. * (Electronic Intifada)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« UNESCO Belum Melakukan Apa-apa terhadap Gerbang Damaskus
200 Tahanan Palestina di Penjara Penjajah Zionis Mogok Makan »