Setelah Delapan Tahun Mengabdi, Perdana Menteri Palestina Mengundurkan Diri
7 June 2014, 09:21.

Foto: PIC
JALUR GAZA, Kamis (PIC): Setelah delapan tahun mengabdikan diri sebagai Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyya mengumumkan pengunduran dirinya secara sukarela. Haniyya terpilih sebagai perdana menteri pada tahun 2006 di usianya yang ke-43. Ia merupakan Perdana Menteri Palestina termuda pada saat itu. Haniyya mengundurkan diri pada 2 Juni 2014, memberi jalan bagi pemerintah konsensus baru.
Haniyya lahir pada tahun 1963 di sebuah keluarga pengungsi miskin di kamp Shati. Ia dibesarkan di kamp pengungsian tersebut, serta terus tinggal di sana bersama istri dan ketigabelas anaknya, bahkan setelah ia menjadi Perdana Menteri Gaza.
Tahun 1981, Haniyya bergabung di Universitas Islam Gaza dan lulus pada tahun 1987 dari jurusan sastra Arab. Selama menjadi mahasiswa, Haniyya bergabung bersama Blok Mahasiswa Islam yang berafiliasi dengan Hamas. Dari tahun 1984 hingga 1986, Haniyya terpilih sebagai ketua dewan siswa.
Haniyya pernah ditangkap sebanyak tiga kali oleh penjajah zionis ‘Israel’. Pada tahun 1987, ia dipenjara selama 18 hari. Sementara pada 1988, ia dipenjara selama enam bulan. Setahun kemudian, Haniyya ditangkap kembali dan dipenjara selama tiga tahun karena perannya dalam melawan penjajahan zionis.
Haniyya terpilih sebagai anggota Dewan Legislatif Palestina pada tahun 2006. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pengawas dari Universitas Islam di Gaza. Ia juga pernah ditunjuk sebagai Direktur Akademik Universitas Islam di Gaza.
Pada tahun 1998, setelah tokoh Hamas Syeikh Ahmad Yasin bebas dari penjara penjajah zionis ‘Israel’, Haniyya menjadi manajer kantor dan ajudan Syeikh Ahmad Yasin. Posisinya dalam Hamas terus menguat. Dalam pemilihan internal terakhir, Haniyya terpilih sebagai Kepala Biro Politik Hamas.
Para pemimpin Hamas telah mengalami banyak percobaan pembunuhan oleh pasukan penjajah zionis ‘Israel’. Pada September 2003, Haniyya selamat dari serangan udara yang dilancarkan penjajah zionis ‘Israel’ ke sebuah bangunan di mana para pemimpin Hamas, termasuk Syeikh Ahmad Yasin, sedang bertemu. Aparat keamanan Fatah juga pernah berusaha untuk membunuhnya pada tahun 2007 di perbatasan Rafah.
Haniyya selalu menunjukkan dukungannya terhadap persatuan pemerintahan Palestina demi melawan penjajahan zionis ‘Israel’. Menurut Haniyya, hari ketika pemerintah Palestina bersatu adalah hari bersejarah bagi rakyat Palestina dan perjuangan Palestina.*(PIC)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
