Akhirnya, Terkuak 16.290 Serdadu Zionis Terluka Saat Agresi atas Jalur Gaza

11 December 2014, 13:31.

Foto: PIC

AL-QUDS TERJAJAH, Kamis (PIC): Fakta yang selama ini disembunyikan, akhirnya terkuak. Setelah 100 hari agresi brutal penjajah zionis atas Jalur Gaza berlalu, surat kabar zionis Maariv melaporkan data statistik mengejutkan. Realitanya, selama agresi itu tak kurang dari 16.290 serdadu zionis terluka dan sepertiga di antaranya menderita lumpuh.

Dalam surat kabar yang terbit Selasa (9/12) lalu itu dijelaskan bahwa sesudah agresi atas Jalur Gaza berhenti, masyarakat ‘Israel’ memandangi serdadu-serdadu mereka yang pulang dalam keadaan terluka dengan tatapan yang seolah menyatakan, “Yang penting mereka masih hidup!”

Akan tetapi, hingga kini banyak dari mereka yang masih menjalani masa rehabilitasi, bahkan ada yang tidak bisa berjalan. Tak kurang dari 500 serdadu penjajah zionis lumpuh sesudah agresi atas Jalur Gaza. Untuk proses rehabilitasi para serdadu setidaknya dibutuhkan sekitar 3,3 miliar Syekhl per tahun.

Maariv mengutip kesaksian seorang serdadu zionis yang ikut terlibat dalam pertempuran darat di Jalur Gaza, Lior Yelin. Ia merupakan anak dari ketua dewan permukiman ilegal Yahudi, Haim Yelin. Yelin mengaku kedua kakinya terkena beberapa peluru saat terjadi baku tembak dengan pejuang Islam, Hamas. Bahkan hingga kini masih ada satu peluru yang tertancap di kaki kirinya.

“Yang jelas saat ini saya tidak hidup sendirian, ada peluru Hamas yang menemani. Lebih penting lagi, kepala saya masih bersama jasad,” ungkap Lior Yelin, serdadu zionis yang sejak peperangan berhenti selalu duduk di atas kursi roda dan kini baru bisa berjalan.

Yelin menceritakan tentang baku tembak yang terjadi pada 22 Juli di sebelah utara daerah Syujaiyah antara serdadu zionis dengan mujahidin Hamas. “Daerah ini adalah wilayah paling padat dan di sana terdapat beberapa markas pimpinan Hamas. Peperangan itu berlangsung sekitar lima jam. Ketika itu kami dihujani serangan oleh sekitar 10 pejuang Hamas. Saat kami mencoba membalas serangan dari balik terowongan, saya tertembak senapan Kalasinikhof dari sebuah gedung tinggi dekat lokasi,” kata Yelin.

Serangan itu membuat kedua kaki Yelin terluka dan pecahan pelurunya mengenai tangan dan wajahnya. Kemudian, Yelin dilarikan ke Rumah Sakit Soroka untuk dirawat.

“Tidak ada yang bisa mengerti derita yang kami lewati, bagaimana rasanya kehilangan teman, pertumpahan darah, serta pembunuhan saat perang. Mereka menganggap ini cuma luka ringan, tapi mereka tidak mengerti bagaimana rasanya,” tukas Yelin.

Setelah dibawa pulang usai perawatan pertama, ia masih terancam serangan roket-roket pejuang Hamas. Menurut dia, seharusnya serdadu penjajah yang ikut berperang diberikan waktu libur untuk menghilangkan rasa sakit yang mereka alami. “Namun, kami tidak bisa sejenak berhenti. Ini masalah yang besar.”

Nasib serupa juga dialami oleh Shaul Hanuni dari Afula, yang mengaku terluka parah terkena pecahan bom di daerah dekat Kibbutz Beeri (permukiman ilegal Yahudi). Bersama Shaul ada empat serdadu yang tewas.

“Tiba-tiba sebuah bom jatuh tanpa ada bunyi sirine sebelumnya dan pecahannya melukai tangan saya,” kata Shaul, menceritakan kejadian 28 Juli lalu saat ia dan segerombol serdadu lain sedang istirahat di daerah Kibbutz Beeri. Menurutnya, kini ia tidak bisa lagi hidup normal karena serdadu-serdadu yang ia lihat tewas selalu menghantuinya.

Tak jauh berbeda dengan Yelin dan Shaul, Sarhan Brent juga merasakan hal yang sama. Ia mengaku menjalani hidup tersulit yang pernah dialami manusia. Ia terluka saat hendak menyelamatkan seorang komandan yang tertindih reruntuhan bangunan.

“Tugas kami ketika itu adalah mencari senjata di beberapa desa, maka kami membersihkan seluruh isi sejumlah rumah. Ketika sedang memeriksa rumah terakhir sebuah bom meledak sehingga kelompok saya tertimbun runtuhan bangunan. Saya ketika itu berada 15 meter dari tempat kejadian. Saya langsung menyelamatkan mereka di bawah serangan peluru dan granat.”

Sekitar tujuh serdadu zionis berhasil diselamatkan, namun ia tertembak saat sedang menyelamatkan komandannya.* (PIC|Sahabat Al-Aqsha/Dul)

 

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina - Mendobrak Tembok Gaza

« Laporan Utusan Khusus PBB: Tiada Seorangpun Anak Gaza Tak Tersentuh Agresi Zionis ‘Israel’
Meski Dikepung, Allah Masih Mudahkan Haji dan Umroh dari Gaza »