Dirar Abu Sisi: ‘Saya Ditaruh dalam Peti Mati’

31 March 2015, 18:46.
Foto: yeljamal.wordpress.com

Foto: yeljamal.wordpress.com

(Artikel ini ditulis oleh Yousef M. Aljamal dalam blognya. Ia merupakan seorang aktivis, pengungsi dan penerjemah asal Gaza. Ia berasal dari desa Aqer dekat kota Ramallah. Keluarganya diusir dari tanah Palestina pada tahun 1948)

Dirar Abu Sisi, pria yang lahir tahun 1969 di Yordania itu masih menjalani kurungan isolasi di penjara Zionis. Ia merupakan manajer pembangkit tenaga listrik utama di Jalur Gaza, yang memproduksi 25% dari total kebutuhan listrik di Gaza. Pada Februari 2011, ia berkunjung ke Ukraina, negara asal istrinya, untuk mengajukan permohonan kewarganegaraan. Ia menghilang di Poltava pada 19 Februari, kemudian dijebloskan ke penjara Zionis.

Penculikan

Pada 18 Februari sore, usai mengisi dokumen untuk proses pengajuan kewarganegaraan, Abu Sisi berada di kereta menuju bandara Kiev untuk bertemu dengan saudaranya, Yussef, yang tinggal di Belanda dan belum pernah ia temui selama 15 tahun. Baru saja keluar dari kota Poltava, seseorang yang diduga merupakan agen keamanan Ukraina masuk ke dalam kereta dan membawanya pergi. Setelah itu, Abu Sisi menghilang.

Istrinya, Veronika, yang juga ada di Ukraina, tidak mendengar kabar darinya selama seminggu. Ketiadaan berita dari suaminya membuat Veronika menyatakan keyakinannya pada pers Ukraina bahwa “Mossad” telah menculik suaminya. Klaim Veronika ini beralasan karena suaminya merupakan “otak dari sistem listrik di Gaza”. Abu Sisi telah membangun kembali pembangkit listrik di Gaza yang telah hancur akibat operasi militer Zionis “Cast Lead” pada tahun 2009.

Bahkan surat kabar Wall Street Journal dan Washington Post mengungkapkan, Abu Sisi telah merancang sebuah teknik yang memungkinkan pembangkit listrik di Gaza bisa bergerak hanya dengan mengandalkan bahan bakar diesel yang disuplai oleh Mesir. Hal itu memungkinkan Gaza memutus ketergantungan terhadap bahan bakar Zionis yang selama ini digunakan untuk menjalankan pembangkit listrik.

Pada 27 Februari, Kementerian Dalam Negeri Palestina meminta Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengungkap alasan menghilangnya Abu Sisi.

Dalia Kerstein, direktur eksekutif LSM HAM Zionis, HaMoked, mengonfirmasi bahwa insinyur Gaza itu berada di penjara Zionis. Kerstein mengenali pengacara Zionis untuk kasus Abu Sisi, Michal Orkabi, yang mengonfirmasi bahwa ia mewakili Abu Sisi. Namun, Orkabi tidak memberikan informasi lebih lanjut karena alasan keamanan. Perintah pengadilan untuk membatasi informasi atau komentar oleh pihak yang terlibat dalam tuntutan hukum memang diberlakukan oleh Hakim Pengadilan Petah Tikya. Hal itulah yang mencegah Orkabi berbicara mengenai kasus tersebut pada siapapun.

Badan PBB untuk Pengungsi, UNHCR, terlibat dalam kasus tersebut tatkala Abu Sisi ditetapkan sebagai pengungsi. Artikel yang diterbitkan oleh Associated Press mengungkap bahwa perwakilan UNHCR Ukraina meminta Ukraina menjelaskan peran pejabat mereka yang mungkin “bermain” dalam “menghilangnya” Abu Sisi.

‘Diletakkan’ dalam Peti Mati

Obada Bilal, mantan tawanan yang dahulu berada di penjara yang sama dengan Abu Sisi mengatakan pada saluran TV satelit Al-Aqsa, “Saya bertemu Al-Sisi saat proses interogasi. Ia mengatakan pada saya bahwa seorang intelijen Ukraina mendekatinya di kereta dan meminta paspornya. Ia kemudian dikepung oleh sejumlah dinas intelijen Ukraina dan dibawa dengan sebuah mobil hitam selama enam jam. Ia diborgol dan matanya ditutup. Tujuh orang dari intelijen Zionis menunggunya. Kemudian ia diinterogasi, ditaruh di sebuah peti mati, dan Sisi menduga ia dibawa ke bandara Kiev. Pesawat yang mengangkutnya itu mendarat lebih dulu di sebuah tempat yang tak diketahui, kemudian terbang lagi sebelum akhirnya mendarat di bandara Ben Gurion. Ia akhirnya dikeluarkan dari peti mati ketika tiba di ‘Israel’.”

Kenyataannya, peti mati pertama hanya diganti dengan yang ukurannya lebih besar, yakni sel isolasi di penjara Zionis. Abu Sisi sudah dijebloskan ke dalam sel isolasi sejak Mei 2011 dan hingga kini ia masih tetap berada di sana. Padahal, kesepakatan baru-baru ini menjamin pemindahannya ke “peti mati” yang lebih besar, yakni penjara utama Zionis.

Dirar Abu Sisi mengatakan pada pengacara Perhimpunan Tawanan, “Saya masih berada di sel isolasi. Saya akan melakukan mogok makan jika Dinas Penjara ‘Israel’ (IPS) tidak memindahkan saya ke penjara seperti para tawanan lainnya.” *(Sahabat Al-Aqsha)

Baca pula kisah ini: Sebentuk Cincin untuk Istri Dirar Abu Sisi

http://sahabatalaqsha.com/sa2gaza/?p=405

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Kejaksaan Zionis Minta Abu Sisi Divonis 21 Tahun Penjara
Ofer, Penjara yang Paling Banyak Sekap Bocah Palestina »