Pariwisata ke ‘Israel’ Merosot, Perekonomian Memburuk
19 June 2015, 16:09.
LONDON, Jum’at (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha): Jumlah wisatawan yang mengunjungi ‘Israel’ merosot sekitar 9,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pariwisata ‘Israel’ masih merugi akibat kejahatan agresi Zionis yang terakhir ke Jalur Gaza pertengahan tahun lalu. Demikian dirangkum dari sumber pemberitaan ‘Israel’ sendiri.
Quds Press melaporkan, sekitar 14.200 turis Arab mengunjungi ‘Israel’ dalam lima bulan pertama tahun 2014. Biro Pusat Statistik ‘Israel’ memperkirakan 7.500 orang wisatawan datang dari Yordania, 5.200 dari Mesir dan 1.500 dari Maroko. Itu di luar dari total perkiraan 1,3 juta wisatawan. Jumlah terbesar wisatawan yang berkunjung ke ‘Israel’ adalah dari Amerika Serikat, kemudian Rusia dan Perancis.
Perekonomian Zionis Terpuruk
Akhir Mei lalu, sebuah media Zionis juga memberitakan bahwa kondisi perekonomian ‘Israel’ kian terpuruk pasca serangannya yang terakhir ke Jalur Gaza musim panas tahun lalu. Kerugian besar di antaranya tampak pada sektor pariwisata yang mencapai jutaan dolar.
Berbagai pihak yang berharap perekonomian Zionis akan pulih dalam tempo dua atau tiga bulan setelah kejahatan agresif itu, terpaksa gigit jari. Krisis ekonomi Zionis kini malah semakin buruk.
Asosiasi Perhotelan ‘Israel’ melaporkan, tingkat hunian hotel menurun sekitar 28% pada kuartal pertama 2015. Fakta ini mematahkan optimisme penjajah Zionis yang berharap ada pemulihan ekonomi setelah melihat data kenaikan tingkat hunian hotel sebesar 16% pada enam bulan pertama tahun 2014.
Penjajah semula optimistis kenaikan tersebut berlanjut pada paruh ke dua 2014, baik dari jumlah turis yang masuk maupun tingkat hunian hotel. Namun, perkiraan ini meleset pasca serangan ke Jalur Gaza. Serangan itu langsung berdampak pada industri pariwisata yang dimulai dengan pembatalan banyak pemesanan kamar hotel dan aneka paket wisata.
Tingkat hunian hotel di ‘Israel’ langsung merosot 26% pada paruh kedua 2014. Laporan tahunan 2014 mencatat penurunan tingkat okupansi sekitar 6% dan kedatangan wisatawan merosot 4%. Kondisi tersebut memburuk pada tahun ini. Di Eilat, kota di Selatan ‘Israel’, sebuah penginapan melaporkan penurunan tingkat hunian hingga 51%. Di wilayah lain, seperti Laut Mati, Nazareth, Tiberias, Baitul Maqdis dan Netanya, kondisinya pun sama.
Tinggal Peziarah dan Turis Yahudi
Ari Keren, 62, Manajer Umum Hotel Eden di Tiberias yang bekerja di sana setelah menyelesaikan wajib militernya mengatakan bahwa ia kini harus merangkap sebagai tenaga pemasaran, pelayan dan resepsionis untuk menghemat pengeluaran hotel. “Jumlah turis yang datang merosot tajam dan kami pun banting harga kamar untuk wisatawan-wisatawan peziarah,” ujarnya. Ia menambahkan, peziarah dari Polandia, Rusia dan Rumania yang langganan menginap di hotelnya kini tak datang lagi.
Oni Amiel, manajer Amiel Tours yang sudah puluhan tahun bekerja di sektor pariwisata ‘Israel’ memperkirakan kerugian yang terjadi selama krisis ekonomi ini sudah mencapai jutaan dolar. “Dampak dari operasi Protective Edge mulai terasa pada kuartal pertama 2015. Mulanya turis-turis yang sudah booking dan tidak bisa membatalkan masih datang ke sini setelah serangan berakhir. Sekarang ada penurunan yang merata di seluruh sektor pariwisata ini. Dan sepertinya krisis ini akan berlanjut pada 2016,” urainya. Menurut Amiel, sektor pariwisata kini hanya bisa berharap dari para peziarah dan wisatawan Yahudi.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha/Tia)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
