Wilkinson: “Pemerintah Harus Laksanakan Komitmennya Sendiri, Larang Semua Produk Israel Masuk Ke Inggeris”
14 December 2009, 18:05.

Petani Palestina Menggelar Zaitun Produksi Mereka Di Tepi Barat (foto:abbas monami/afp/getty images/guardian)
Sahabatalaqsha.com -London- Greg Wilkinson, warga Inggeris, hari ini menulis artikel di harian terkemuka negara itu, The Guardian, dengan judul “Stop the sale of ‘West Bank’ produce.” Dalam artikelnya itu Wilkinson menuntut pemerintah Inggeris menjalankan apa yang sudah menjadi komitmen Inggeris dengan menandatangani Konvensi-Konvensi Jenewa dan resolusi-resulusi Dewan Keamanan PBB yang menyatakan bahwa pemukiman-pemukiman Israel di Tepi Barat adalah ilegal.
Wilkinson juga menutut pemerintah Inggeris menghormati hak-hak rakyat Palestina dengan cara melarang dengan tegas produk-produk Israel masuk ke wilayah Inggeris, sebagai implementasi perjanjian perdagangan antara Uni Eropa dengan Israel, yang di dalamnya menyetujui piagam hak-hak asasi manusia.
Sebagaimana diberitakan sahabatalaqsha hari Jumat lalu, pemerintah Inggeris menetapkan para pelaku bisnis di Inggeris memasang label yang jelas terhadap produk-produk dari Tepi Barat, apakah produk tersebut dari penduduk Palestina di Tepi Barat atau produk pemukiman Israel di Tepi Barat, agar para pemboikot produk-produk pemukiman Israel bisa dengan mudah mengindentifikasikannya.
Berikut ini petikan artikel Wilkinson tersebut:
“Di bawah aturan baru (yang ditetapkan pemerintah Inggeris, pen), para pembeli akan bisa membedakan antara produk-produk pemukiman Israel dengan barang-barang produk warga Palestina dari Tepi Barat yang dijajah (berita The Guardian, 11 Desember). Hal ini menjelaskan bahwa pemukiman-pemukiman Israel di sana adalah ilegal menurut hukum nasional.
Tetapi sejak kapankah implementasi sebuah hukum menjadi urusan pilihan individu? Adalah pemerintah, bukannya para pedagang, yang menandatangani Konnvensi-Konvensi Jenewa dan menyetujui resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB, bahwa pemukiman-pemukiman Israel (Yahudi) adalah di ilegal. Dengan demikian, merupakan kewajiban pemerintah untuk menjalankan komitmen yang sudah dibuatnya sendiri itu dan melarang impor serta penjualan ‘barang-barang curian’ yang menggunung banyaknya itu.
Sementara itu, dengan tidak adanya panduan yang jelas, saya telah melaksanakan ukuran-ukuran saya sendiri, menurunkan kurma-kurma “Tepi Barat” dari rak toko-toko swalayan. Saya sudah menawarkan pembayaran kembali (ganti rugi) kepada Tesco dan Sainsbury, jika toko-toko swalayan itu bisa membuktikan bahwa kurma-kurma itu bukan produk pemukiman-pemukman Yahudi ilegal itu.
Sebagian kurma itu saya “jual” untuk menyumbang ke Gaza, dan sebagian saya kirim ke para anggota parlemen dan pelaksananya dengan sebuah ajakan untuk mencari siapakah yang mencuri kurma-kurma itu. Baru-baru ini sebuah kargo dalam perjalanan “pulang” ke Gaza bersama konvoi Viva Palestina.
Yang penting bagi Inggeris adalah melaksanakan undang-undang yang sudah ditandantanganinya sendiri itu. Sejarah Israel/Palestina telah dikacaukan oleh komitmen-komitmen yang bertentangan (satu dengan yang lain, pen) dan pelaksanaannya yang pilih bulu (oleh pemerintah Inggeris, pen).
Kementerian luar negeri Inggeris bisa saja tidak menyerukan boikot terhadap barang-barang Israel, tetapi Inggeris harus menghormati piagam hak-hak asasi manusia yang juga dicantumkan dalam per janjian perdangan Uni Eropa dengan Israel. Seharusnya barang-barang Israel tidak boleh masuk ke Eropa sampai hak-hak rakyat Palestina dihormati.” guardian/ez
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
