Hussein Dawabsheh: ‘Pembunuh Putri Saya Tertawa di Pengadilan’

17 March 2016, 17:33.

PALESTINA, Kamis (Mondoweiss): Masih ingat Ahmad Dawabsheh, satu-satunya korban selamat insiden pembakaran yang dilakukan para pemukim ilegal Yahudi? Delapan bulan setelah serangan bom api yang menewaskan adik lelaki dan orangtuanya di desa Duma Tepi Barat terjajah, Ahmad Dawabsheh masih menjalani perawatan di Pusat Medis Sheba di Ramat Gan. Ahmad terlihat energik dan asyik dengan video permainan balap mobil, layaknya anak-anak seumurnya.

“Orang melihat ia bermain dan tertawa. Namun kondisi kesehatannya sekarang – ia menderita luka parah dan akan membutuhkan waktu lama untuk sembuh,” kata kakek sekaligus pengasuh Ahmad, Hussein Dawabsheh. Karena menderita luka bakar tingkat dua, Ahmad memakai lapisan penutup kepala khusus selama 23 jam per hari untuk mengobati luka, dan hanya dilepas jika ia mandi. Meski begitu, ‘Israel’ menolak mengakuinya sebagai korban aksi teror.

Ahmad dan kakeknya sangat jarang meninggalkan rumah sakit. Di depan pasar swalayan Ramat Gan bulan lalu, Hussein Dawabsheh mengatakan, seorang anak ‘Israel’ yang ia perkirakan berusia 12 tahun mengenali Ahmad dan melemparkan kaleng ke arah mereka. Kini Hussein mengabdikan hidupnya untuk merawat Ahmad. “Saya ingin tinggal dan tetap merawat Ahmad selama satu, dua, tiga atau sepuluh tahun sampai Ahmad tak lagi dalam bahaya. Saya ingin ia hidup tanpa kesulitan dan rasa takut.”

Sidang pembunuhan keluarga Dawabsheh telah dimulai. Sidang yang disebut Hussein Dawabsheh sebagai “sandiwara”. Hussein menceritakan pertemuannya dengan Amiram-Ben Uliel, salah seorang tersangka pembunuh. “Itu saat yang sangat sulit bagi saya, rasanya lebih sulit dari hari ketika putri saya dibakar,” katanya. “Bayangkan orang yang membunuh anakmu ada di depanmu. Bahkan jarak antara kau dan dia nyaris hanya satu meter. Tapi, kau tidak bisa berbuat apapun saat ia tertawa,” ungkap Hussein.

Hussein tak yakin penjajah Zionis akan menegakkan keadilan bagi pembunuh keluarga putrinya. “Jika penjajah Zionis mau mencegah ini terjadi, mereka bisa. Namun, dalam penjajahan kau tak akan menemukan keadilan. Ini bukan demokrasi, ‘Israel’ adalah pembunuh yang tidak menghormati hukum atau emosi manusia. Tak ada yang melakukan ini kecuali Nazi.”

Ada kekhawatiran serangan lain akan terjadi lagi. Para pemukim ilegal Yahudi kabarnya sering meneror warga desa dengan mengucapkan, “Duma nomor dua”. “Itu sesuatu yang biasa bagi mereka. Mereka akan membakar anak-anakmu dan menertawakannya di depan mukamu. Militer ‘Israel’ melindungi mereka, petugas melindungi mereka, semuanya melindungi mereka.” *(Mondoweiss | Sahabat Al-Aqsha)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Dikawal Serdadu, Pemukim Ilegal Yahudi Serang Al-Qiq di Rumah Sakit
Press Release: Tim Sahabat Al-Aqsha ke Sudan, Kunjungi Mahasiswa-mahasiswa Kedokteran Penerima Beasiswa Anda »