Press Release: Tim Sahabat Al-Aqsha ke Sudan, Kunjungi Mahasiswa-mahasiswa Kedokteran Penerima Beasiswa Anda

17 March 2016, 20:26.
Para mahasiswa kedokteran Palestina yang menerima beasiswa dari rakyat Indonesia sejak Januari 2012. Foto: Sahabat Al-Aqsha

Para mahasiswa kedokteran Palestina yang menerima beasiswa dari rakyat Indonesia sejak Januari 2012. Foto: Sahabat Al-Aqsha

KHARTOUM, Kamis (Sahabat Al-Aqsha): “Rindunya seperti mau bertemu anak sendiri,” kata salah satu relawan kita. Yang dimaksud ialah bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa Palestina yang sedang belajar ilmu kedokteran di universitas-universitas Sudan. Sudah sejak Januari 2012, setiap bulan mereka menerima beasiswa dari masyarakat Indonesia lewat Sahabat Al-Aqsha dan Al-Sarraa Foundation.
Selama ini, komunikasi dan pengecekan dilakukan jarak jauh, lewat pengiriman video-video dan dokumen laporan tertulis, dibantu oleh Al-Sarraa Foundation. Awal Maret itulah pertama kalinya kita bertemu muka.
Dari 30 mahasiswa penerima beasiswa, hanya 16 orang yang bisa hadir di gedung pertemuan dan kegiatan mahasiswa Palestina malam itu.
“Mohon maaf sebesar-besarnya, 14 mahasiswa lain kuliah di universitas-universitas yang berlokasi cukup jauh, antara 4 sampai 9 jam perjalanan ke Khartoum,” kata Ayman Hassan, relawan Al-Sarraa Foundation di Khartoum, “padahal sebagian mereka besok ujian, atau praktik di rumah sakit.”
Tak apa, kata para relawan SA, ini saja sudah sangat menyenangkan.
Malam itu hawa Khartoum, ibukota Sudan, terasa panas seperti biasa. Hawa langsung terasa adem saat ayat-ayat Al-Quran dilantunkan oleh mahasiswa bernama Izzuddin Abul Jabib membuka acara.
Pertemuan itu dilakukan dengan duduk di kursi-kursi yang melingkar agar saling bisa mengenal wajah dan senyumnya.
Selain para relawan SA dan Al-Sarraa Foundation serta para mahasiswa Palestina, hadir juga dalam pertemuan itu beberapa anggota Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah dipimpin Ketua Umumnya Ust. Nashirul Haq yang sedang berkunjung ke Sudan. Juga hadir beberapa mahasiswa Ilmu Syari’ah asal Indonesia.
Mewakili rakyat Indonesia dan seluruh relawan, dan mewakili Ketua Umum Sahabat Al-Aqsha M. Fanni Rahman, dua relawan SA dari Indonesia memberikan sambutan. Satu dalam bahasa Arab, satu dalam bahasa Inggris.
“Bersyukur tiada terhingga karena Allah karuniakan pertemuan luar biasa ini..” kata relawan pertama yang lantas menjelaskan awal mula amanah beasiswa ini diterima di pundak Sahabat Al-Aqsha.
“Akhir tahun 2011, kami dengan gembira menerima amanah dari Al-Sarraa Foundation waktu itu. Karena dengan begini kami tidak perlu susah-susah mengurus birokrasi  dibandingkan kalau mendatangkan teman-teman mahasiswa ini belajar ke Indonesia.”
Selain itu, kata relawan pertama tadi, bahasa Arab yang merupakan bahasa utama di Sudan sangat memudahkan bagi para mahasiswa Palestina untuk belajar, dibandingkan kalau harus belajar bahasa Indonesia.

Dokter Mujahid
“Namun waktu itu kami menerima amanah beasiswa ini dengan satu syarat…” kata relawan tadi. Seketika wajah para mahasiswa tadi semakin penuh perhatian menyimak.
“Syarat yang kami ajukan waktu itu, setiap calon dokter penerima beasiswa ini kelak bukan hanya jadi seorang dokter, tapi jadi dokter yang ikut berjuang di garis depan seperti Dr. Abdul Aziz Ar-Rantisi yang spesialis anak dan Dr. Mahmud Zahhar yang spesialis bedah,” kata relawan pertama tadi penuh semangat.
Relawan tadi menutup sambutannya dengan menyampaikan harapan, semoga Allah menolong para calon dokter ini menempuh pendidikannya sukses dunia Akhirat.
Relawan kedua yang berbahasa Inggris menyampaikan salam yang datangnya dari jarak ribuan kilometer, “Salam sayang dari para orang tua kalian, abang, adik dan teman-teman kalian di Indonesia, terutama dari sejumlah dokter yang semuanya ikut urunan membantu beasiswa kalian. Mereka mencintai kalian karena Allah meski belum pernah berjumpa. Semoga Allah pertemukan kita semua di halaman Masjidil Aqsha dalam keadaan merdeka, bertakbir dan bertahlil bersama dalam kemenangan besar. Semoga Allah pertemukan kita juga di Jannah Firdaus.”
Sejak awal 2012, dengan izin Allah, setiap bulan Sahabat Al-Aqsha menyampaikan amanah USD 100 kepada setiap mahasiswa itu. Relawan Al-Sarraa Foundation mewakili kita.
“Alhamdulillah dana beasiswa untuk 30 mahasiswa kedokteran Palestina sudah kita siapkan sampai bulan Juni 2016. Terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang mendukung dan menginfaqkan hartanya fii Sabiilillah untuk program beasiswa ini. Semoga Allah limpahkan berkah yang banyak,” jelas Ketua Umum SA Fanni Rahman di markasnya Yogyakarta.
Malam itu, teman-teman mahasiswa Indonesia yang hadir langsung menjelma jadi relawan SA melakukan wawancara pribadi ke setiap mahasiswa Palestina yang hadir.
Selain berkenalan lebih akrab, temu muka itu juga untuk mengumpulkan informasi lebih banyak, misalnya tentang berapa lama lagi pendidikannya selesai. Karena tahun pendidikannya berbeda-beda.

Seleksi Ketat
Para penerima beasiswa diseleksi ketat oleh tim relawan Al-Sarraa Foundation di Sudan. Ayman Hassan penanggung jawab amanah ini menjelaskan, “Para penerima beasiswa ini adalah pemuda-pemuda yang terpantau akhlaqnya baik, tidak pernah meninggalkan solat berjamaah kecuali uzur syar’i, tidak merokok, tidak pacaran dan semuanya berkomitmen untuk memperjuangkan kemerdekaan Masjidil Aqsha dan Palestina.”

13 Dokter Hafizh
Yang lebih menggembirakan, menurut Bilal Al-Jamal, Ketua Persatuan Mahasiswa Palestina di Sudan, yang juga salah satu calon dokter penerima beasiswa kita, “Dari 30 orang mahasiswa ini, ada 13 orang yang huffazh Al-Quran (sudah selesai menghafal 30 juz).” Allahu Akbar!
Bilal juga mewakili para mahasiswa mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia. “Kami memandang Indonesia bangsa Muslim yang besar, semoga kita bisa membebaskan Masjidil Aqsha dan Palestina karena keduanya milik dan amanah umat Islam sedunia bersama-sama.”
Sebelum acara ditutup, Pak Wahyu Rahman, Bendahara Umum DPP Hidayatullah sekaligus Ketua Umum BMH (Baitul Maal Hidayatullah, salah satu lembaga amil zakat nasional) menyatakan BMH memberikan beasiswa sebulan penuh Juli 2016 untuk ke-30 mahasiswa ini, dengan nilai USD 3,000. Alhamdulillah.
Menurut Ayman, dari 450-an mahasiswa Palestina di Sudan, 124 diantaranya mahasiswa kedokteran. Baru 30 orang yang kita bantu beasiswanya. Ada 30 orang lainnya juga dibantu oleh HALUAN Malaysia, mitra SA. Semoga Allah tolong kita ikut membantu sisa mahasiswa lainnya.
Rasanya berat menutup pertemuan itu dengan doa yang panjang, yang dipanjatkan oleh Muhammad Balathah, salah satu penerima beasiswa. Namun esok hari sebagian mahasiswa ini harus ujian, sebagian harus tugas praktik.
Semoga Allah kokohkan persaudaraan ini dunia Akhirat.* (Sahabat Al-Aqsha)

Sampaikan Infaq terbaik Anda melalui rekening:

Donasi Palestina:
Bank Syariah Mandiri
No. Rek 77 44 12345 8
an. Sahabat Al Aqsha Yayasan

BNI Syariah
No. Rek 77 44 12345 9
an. Sahabat Al Aqsha Yayasan (Palestina)

Donasi Suriah:
Bank Syariah Mandiri
No. Rek 77 55 12345 7
an. Sahabat Al Aqsha Yayasan

BNI Syariah
No. Rek 77 55 12345 6
an. Sahabat Al Aqsha Yayasan (Suriah)

Untuk konfirmasi donasi Anda, silakan SMS/WA ke 0821 12935195
atau E-mail ke: amanah@sahabatalaqsha.com

Para relawan Sahabat Al-Aqsha dari kalangan mahasiswa Indonesia di Sudan bertemu muka dengan para mahasiswa kedokteran Palestina. Melengkapi database. Foto: Sahabat Al-Aqsha

Para relawan Sahabat Al-Aqsha dari kalangan mahasiswa Indonesia di Sudan bertemu muka dengan para mahasiswa kedokteran Palestina. Melengkapi database. Foto: Sahabat Al-Aqsha

Dua di antara 10 orang calon dokter yang sedang praktik kerja di sebuah rumah sakit. Foto: Sahabat Al-Aqsha

Dua di antara 10 orang calon dokter yang sedang praktik kerja di sebuah rumah sakit. Foto: Sahabat Al-Aqsha

Dua di antara 10 orang calon dokter yang sedang praktik kerja di sebuah rumah sakit. Foto: Sahabat Al-Aqsha

Dua di antara 10 orang calon dokter yang sedang praktik kerja di sebuah rumah sakit. Foto: Sahabat Al-Aqsha

 

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Hussein Dawabsheh: ‘Pembunuh Putri Saya Tertawa di Pengadilan’
Ingin Jemput Teman yang Baru Dibebaskan dari Penjara, Dua Pemuda Palestina Ditangkap »