Akhirnya, Reebok Ciut dan Batalkan Rencana Pasarkan ‘Sepatu Berlumur Darah Rakyat Palestina’
12 May 2016, 19:25.

Rencana peluncuran sepatu olahraga edisi khusus “Israel 68” dari Reebok telah diumumkan di The Jerusalem Post.
PALESTINA, Kamis (Electronic Intifada): Produsen pakaian olahraga internasional Reebok membatalkan dan menyangkal rencana-rencana menjual sepatu kets edisi khusus untuk merayakan peringatan 68 tahun apa yang ‘Israel’ sebut sebagai “Hari Kemerdekaan.”
Dalam pernyataan yang dikirim melalui surat elektronik kepada Electronic Intifada Selasa (10/5) lalu, perusahaan yang berkantor pusat di AS itu berdalih, “Sepatu tersebut merupakan inisiatif sepihak dari salah satu konsumen kami. Kami tidak mendukung inisiatif itu.” Reebok, yang dimiliki oleh Adidas Group Jerman itu, menambahkan bahwa distributor ‘Israel’ “telah membatalkan rencana-rencana untuk melelang sepatu tersebut.”
Sebelumnya, CEO Reebok ‘Israel’ Moshe Sinai mengatakan pada The Jerusalem Post bahwa “sepatu-sepatu kets tersebut akan dirilis sekali sebagai perayaan bagi kolektor di ‘Israel’ dan dunia.” Tentu saja rencana tersebut menimbulkan kritikan keras. Karena, dengan merayakan berdirinya ‘Israel’, Reebok berarti juga membantu menutupi kesalahan sejarah, pengusiran, serta perampasan hak milik rakyat Palestina yang hingga kini masih berlangsung.
Perihal pembatalan rencana tersebut, Abdulrahman Abunahel, Koordinator Gaza Komite Nasional BDS Palestina (BNC) mengatakan, “Reebok menjauh dari inisiatif yang sangat menyakitkan hati itu setelah menyadari konsekuensi reputasi dan keuangan yang akan mereka hadapi akibat kampanye BDS yang menentang gagasan tersebut.”
Abunahel melanjutkan, “Perusahaan-perusahaan besar seperti Veolia, Orange, CRH dan lainnya mengakhiri keterlibatan mereka dalam pelanggaran berat ‘Israel’ atas hukum internasional setelah kampanye intensif boikot, divestasi dan sanksi memicu efek domino yang dianggap serius perusahaan-perusahaan lainnya.”
Dukung Pembersihan Etnis
Senin (9/5) lalu, para pengguna media sosial murka setelah Electronic Intifada memberitakan rencana-rencana Reebok untuk meluncurkan sepatu kets dengan kata “Israel 68” menghiasi bagian tumit dan akan dilelang melalui laman Facebook Reebok. Tak pelak, seruan boikot terhadap produk-produk perusahaan tersebut pun marak. Berita itu juga disebarluaskan oleh kelompok-kelompok yang mengampanyekan hak-hak rakyat Palestina.
Rencana peluncuran sepatu tersebut mengirimkan pesan jelas tentang penghinaan terhadap rakyat Palestina atas sejarah berdirinya ‘Israel’ dan pembersihan etnis yang kini masih berlangsung, penjajahan, serta berbagai pelanggaran lain terhadap hak-hak rakyat Palestina. “Reebok telah menghina rakyat Palestina dan khususnya para pengungsi Palestina yang secara etnis dibersihkan oleh milisi Zionis, kemudian ‘Israel’ saat Nakba 1948, dan hingga kini apartheid ‘Israel’ masih menolak hak mereka untuk kembali ke rumah,” jelas Abunahel.
“Merayakan pembinasaan masyarakat Palestina dan ‘mencabut’ sebagian besar rakyat Palestina pribumi, seperti yang dilakukan Reebok, tentulah merupakan tindakan keterlibatan paling tidak pantas, tidak peka dan tidak bertanggung jawab yang dilakukan perusahaan manapun,” tambah Abunahel. “Perusahaan-perusahaan internasional harus mengerti bahwa hati nurani rakyat di seluruh dunia akan membuat mereka bertanggung jawab atas kejahatan-kejahatan serupa,” kata Abunahel.
Seperti diketahui, pada akhir 1947 hingga 1948 milisi Zionis melakukan pembersihan etnis Palestina dalam serangkaian operasi yang direncanakan dengan matang. Dalam insiden yang dikenal dengan Nakba (yang berarti malapetaka), sekitar 750.000 warga Palestina diusir dari rumah-rumah mereka dan ratusan kota, serta desa dihancurkan untuk mendeklarasikan ‘negara’ Zionis di atas tanah Palestina: ‘Israel’. Hingga hari ini, ‘Israel’ menolak hak para pengungsi Palestina dan anak, serta cucu mereka untuk pulang ke rumah mereka semata-mata karena mereka bukan Yahudi.
Sementara itu, selama hampir setengah abad, warga Palestina di Tepi Barat terjajah dan Jalur Gaza hidup di bawah penjajahan militer ‘Israel’ yang kejam. Penjajah Zionis menyangkal hak-hak paling dasar mereka serta membiarkan para pemukim ilegal Yahudi merampok, dan menjajah tanah warga Palestina yang jelas melanggar hukum internasional.
Pengingkaran Nakba, pada hakekatnya, merupakan kebijakan resmi ‘Israel’. Penjajah Zionis menghukum lembaga-lembaga yang memperingatinya. Ketika perusahaan-perusahaan internasional lainnya, termasuk Orange dan Veolia, minggat dari ‘Israel’ karena rusaknya reputasi mereka akibat melakukan bisnis dengan pelanggar hak asasi manusia nomor wahid, Reebok dan perusahaan induknya Adidas malah lancang berencana menghubungkan produk-produk mereka dengan lumuran darah ‘Israel’ di masa lalu dan masa kini.
Meski menyangkal, sebenarnya ini bukan kali pertama Adidas Group membantu ‘Israel’ menutupi citranya yang sudah buruk. Pada tahun 2012, Komite Nasional BDS Palestina (BNC) menuntut boikot terhadap perusahaan tersebut karena mensponsori “Maraton Yerusalem.” BNC, kelompok yang memimpin kampanye boikot, divestasi dan sanksi Palestina mengatakan, maraton yang didukung otoritas ‘Israel’, “secara ilegal menerobos Timur Baitul Maqdis terjajah dan membantu memperkuat cengkraman ‘Israel’ di wilayah Palestina terjajah.” Ketika itu, Adidas menolak untuk mencabut dukungannya, tapi tahun ini, merek sepatu Amerika New Balance yang menjadi sepatu lari resmi maraton tersebut.
Adidas merupakan sponsor utama acara-acara olahraga di seluruh dunia. Tentu saja ini sangat ironis karena Adidas terang-terangan mendukung ‘Israel’ tanpa mengindahkan serangan tanpa ampun ‘Israel’ terhadap atlet-atlet Palestina dan sejumlah fasilitas olahraga. Pelanggaran ‘Israel’ meningkatkan seruan untuk mendukung boikot ‘Israel’, serupa dengan yang diterapkan terhadap apartheid Afrika Selatan.* (Electronic Intifada | Sahabat Al-Aqsha)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
