Walikota Zionis: ‘Hukuman Massal atas Warga Palestina, Kunci Hidup Damai’

19 September 2016, 11:54.
Nir Barkat (tengah). Foto: MEMO

Nir Barkat (tengah). Foto: MEMO

BAITUL MAQDIS, Senin (972mag.com | Middle East Monitor): Bagaimana cara membina hubungan bertetangga yang baik di Baitul Maqdis? Menurut Walikota Baitul Maqdis Nir Barkat sangat sederhana: berlakukan jam malam, tutup jalan, pasang blok beton dan kerahkan sebanyak-banyaknya personil keamanan Zionis.

Agaknya walikota Zionis ini ingin menampilkan dirinya kepada masyarakat Barat sebagai kepala sebuah kota yang terbuka, majemuk, tempat yang nyaman dengan keragaman etnis dan agama, terlepas dari tantangan-tantangan “keamanan” yang kompleks. Padahal, realitanya sangat berbeda. Surat kabar ‘Israel’, Haaretz memberitakan, ketika berbicara dengan para anggota partai Likud baru-baru ini, Barkat membual soal menjatuhkan hukuman kolektif terhadap kawasan-kawasan warga Palestina di Timur Baitul Maqdis terjajah.

Menurut Haaretz, “[Barkat] bangga…dengan kerja sama yang ia jalin antara pemerintah kota, petugas keamanan dan Shabak (Shin Bet), untuk menghukum penduduk Palestina di Timur Baitul Maqdis atau kerabat mereka yang dituduh melakukan aksi teror atau kerusuhan, dengan menggunakan mekanisme penegakan pemerintah kota terhadap mereka.”

Pada pertemuan tersebut, Barkat juga menguraikan pendekatannya terhadap kawasan-kawasan warga Palestina di Timur Baitul Maqdis. “Kami mengembangkan sejumlah contoh yang sangat menarik. Kami duduk bersama dan mengembangkan contoh-contoh yang membuat kami senang dan tidak ada di mana pun.”

Haaretz menambahkan: “Barkat juga membenarkan kebijakan meletakkan pembatas-pembatas beton di sekitar desa-desa warga Palestina di Timur Baitul Maqdis, sebagai upaya menekan penduduk bertindak melawan teror.“ Dengan kata lain, jelas dan eksplisit itu merupakan hukuman kolektif.

Dengan bangga Barkat menyatakan, “Saya telah memerintahkan penutupan dan jam malam di Baitul Maqdis… Kami telah memerintahkan hampir 30 penutupan. Jika kalian berjalan mengelilingi pintu masuk dan pintu keluar desa-desa (Palestina) sekarang, kalian akan melihat blok-blok beton….” Inilah “filosofi tingkat tinggi” Barkat perihal hidup berdampingan antara Yahudi dan Arab di kota Baitul Maqdis. Tentu saja, “filosofi” Barkat ini semata bertujuan menjaga ‘Israel’ kekal abadi di tanah Palestina.

Pernyataan terus terang Barkat itu tidak mengejutkan, karena di bawah pengawasan Barkat, Baitul Maqdis telah menjadi “sebuah kota benteng balon pengintai, pertempuran dan aksi protes.” Pada November 2014, tatkala menghadapi perlawanan yang dipimpin para pemuda dan akar rumput, para pejabat Baitul Maqdis menindak keras penduduk Palestina di Timur Baitul Maqdis. Sebagaimana diberitakan Al Jazeera: Usaha-usaha kecil ditutup karena tagihan-tagihan yang belum dibayar, atau tidak punya izin. Hewan ternak dirampas. Seorang warga Kota Tua, Sa’eed Shaloudi, bahkan diperintahkan untuk melepaskan alat pemanas air rumahnya karena dianggap dipasang tanpa izin.

Puluhan pos pemeriksaan ditempatkan di jalur masuk komunitas Palestina dan penutupan wilayah diberlakukan di penjuru Timur Baitul Maqdis. Pada 19 Oktober, seorang wanita Palestina berusia 65 tahun meninggal dunia karena tertunda di pos pemeriksaan. Pasalnya, perjalanan ke rumah sakit yang hanya memakan waktu enam menit berubah menjadi 45 menit.

Nir Barkat membuktikan dirinya merupakan walikota dari kota yang dibentuk dengan pencaplokan dan penjajahan terhadap warga Palestina. Baru-baru ini Barkat menyatakan bahwa rencana pembangunan kereta gantung akan meliputi sebuah pemberhentian di kawasan Palestina, Silwan. Tujuannya, agar para pengendara “mengerti siapa yang sesungguhnya memiliki kota ini”, kata dia. Perlu diingat, Silwan merupakan daerah rentan konflik akibat berbagai pelanggaran yang dilakukan para pemukim ilegal Yahudi dan organisasi para pemukim ilegal Yahudi.

Inilah walikota, yang melihat penduduk Baitul Maqdis non-Yahudi sebagai sebuah ancaman. Dengan kata lain, ia seorang rasis tak tahu malu. Barkat juga terkenal kerap menolak kecaman yang terkait kebijakan-kebijakan pembangunan permukiman ilegal Yahudi, dengan menyatakan bahwa Baitul Maqdis tak berbeda dari “kota mana pun di dunia”.* (972mag.com | Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha)

 

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Kebanjiran Uang Amerika, Zionis Akan Perluas Permukiman Ilegal Yahudi
‘Empat Menit Memeluk Ayah, Sesudah 12 Tahun Dipisah Penjara’ »