Empat Pengungsi Palestina, Termasuk Bayi Tewas Dibom di Suriah

22 October 2016, 15:28.
Sebuah jalan di kamp pengungsi Yarmouk, Damaskus, Suriah. Foto: Dokumentasi AFP 2013/Anwar Amro

Sebuah jalan di kamp pengungsi Yarmouk, Damaskus, Suriah, tahun 2013. Foto: Dokumentasi AFP/Anwar Amro

BAYT LAHM, Sabtu (Ma’an News Agency): Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) kemarin (21/10) mengeluarkan pernyataan yang mengecam pembunuhan empat pengungsi Palestina asal kamp pengungsi Khan Eshieh di Suriah. UNRWA memperingatkan bahwa Khan Eshieh “berisiko menjadi Yarmouk berikutnya”, kamp pengungsi di Damaskus yang hancur oleh kekerasan selama bertahun-tahun.

Pada malam 18 Oktober, saat mereka berupaya meninggalkan kamp Khan Eshieh –dimana akses telah sangat dibatasi– di selatan Damaskus, Nofeh Mohammed Jarad, wanita berusia 60-an, putrinya Ibaa Saeed al-Nader (22), sopir mereka dan seorang bayi berusia satu tahun tewas ketika kendaraan mereka dibom. Ibu si bayi, yang warga negara Suriah, juga meninggal dunia dalam insiden tersebut.

“UNRWA mengutuk serangan ini, aksi membunuh dan melukai seluruh warga sipil termasuk para pengungsi Palestina.” Dalam pernyataannya UNRWA menambahkan, ketatnya keamanan di sekitar daerah tersebut karena blokade bertahun-tahun rezim Suriah telah sangat mengurangi kemampuan penduduk untuk pindah dengan aman, mengakses bantuan kemanusiaan dan bantuan medis, serta membuat penghuni kamp dalam bahaya ketika berupaya meninggalkan Khan Eshieh. UNRWA meminta akses kemanusiaan penuh ke Khan Eshieh untuk mengirimkan makanan darurat, bantuan tunai dan obat-obatan.

“Akses bantuan kemanusiaan telah dibatasi sejak 2013 dan UNRWA secara khusus mengkhawatirkan kurangnya obat-obatan dan dampaknya pada anak-anak, pasien-pasien penyakit kronis serta para lansia di Khan Eshieh. UNRWA meminta seluruh pihak mengizinkan warga sipil, yang ingin meninggalkan area tersebut, bisa melakukannya dengan aman.”

Konflik di Suriah bermula dari aksi-aksi demonstrasi damai pada Maret 2011 dan dengan cepat berubah menjadi perang sipil yang menurut perkiraan PBB telah menelan korban jiwa lebih dari 400.000 orang dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal. Lebih dari setengah juta warga Palestina tinggal di sembilan kamp pengungsi di Suriah sebelum perang, keturunan sekitar 750.000 warga Palestina terusir dari rumah-rumah mereka saat pendirian negara palsu ‘Israel’ pada 1948. Perang sipil Suriah membuat keluarga-keluarga tersebut terusir untuk kali ke dua, dengan sekitar 280.000 orang terlantar di dalam Suriah dan 110.000 mengungsi ke negara-negara tetangga, termasuk Lebanon, Yordania, Turki, Mesir, dan Eropa.* (Ma’an News Agency | Sahabat Al-Aqsha)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Laporan Langsung Relawan Sahabat Al-Aqsha dari Pengadilan Tinggi Istanbul: ‘Alhamdulillah, Kasus Mavi Marmara Tak Jadi Ditutup’
Zionis ‘Israel’ Transfer US$ 20 Juta ke Rekening Kementerian Hukum Turki, Keluarga Syuhada Menolak »