Haniyya Serukan Intifada Ketiga Hadapi Tindakan Israel Merampok Sejumlah Masjid

24 February 2010, 13:16.

Serdadu Zionis Israel lawan dengan senjata unjuk rasa menentang pencaplokan Masjid Ibrahimi dan Masjid Bilal, (foto: Palestinian Solidarity)

Serdadu Zionis Israel lawan dengan senjata unjuk rasa menentang pencaplokan Masjid Ibrahimi dan Masjid Bilal, (foto: Palestinian Solidarity)

Sahabatalaqsha.com -Gaza- Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyya, hari Selasa menyerukan gerakan Intifada di Tepi Barat dan Al Quds (Yerusalem) yang dijajah, menanggapi keputusan Israel untuk mencaplok Masjid Ibrahimi dan Masjid Bilal karena Israel mengkleim kedua masjid itu sebagai situs-situs bersejarah warisan Yahudi.

Seruan Haniyya ini disampaikannya pada unjuk rasa yang diselenggarakan oleh Dewan Legislatif Palestina (PLC) di Gaza City yang dihadiri oleh para perwakilan faksi-faksi, anggota parlemen dan para tokoh di Gaza.

Haniyya juga mengecam Otoritas Palestina (PA) yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas, yang menyatakan niatnya untuk kembali ke meja perundingan dengan Israel, sementara di lapangan pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap situs-situs suci umat Islam di Al Quds khususnya, dan Tepi Barat pada umumnya, semakin meningkat.

Ia menuntut PA agar segera melepaskan semua tawanan politik dari penjara-penjara PA serta mengakhiri perundingan-perundingan dan kerjasama keamanan dengan Israel sebagai respon terhadap keputusan Israel mencaplok Masjid Ibrahimi dan masjid Bilal itu, dan menekankan bahwa semakin meningkatnya pelanggaran yang dilakukan Israel sekarang berarti semakin besar Palestina harus berkorban demi perundingan dengan Israel itu.

“Penjajahan adalah perbuatan yang tidak pernah sah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari pihak penjajah dengan sendirinya adalah tidak berlaku. Kita tidak akan mengakui keputusan itu. Al Quds, tanahnya, Majid Ibrahimi dan Masjid Bilal, semua itu adalah milik kita, “ tegas Perdana Menteri.

Sementara itu Khalid Al Batisy, pemimpin senior Jihad Islam, pada unjuk rasa itu menyatakan keputusan Israel untuk mencaplok kedua masjid itu dengan kleim bahwa masjid-masjid itu adalah situs bersejarah Israel benar-benar tidak berdasar dan hanya merupakan kleim khayalan Israel, karena faktanya Israel sedang menjajah tanah Palestina.

“Bahasa kekerasan, persatuan dan perlawanan harus digunakan terhadap penjajah untuk membuat Zionis itu kembali waras, karena kewarasannya sudah hilang sehingga mundur dengan membuat keputusan-keputusan itu,” tandas Batisy.

Ia juga menekankan bahwa tindakan pencaplokan ini dilakukan Israel, karena negara Zionis itu tidak bisa membuktikan kleim sejarah mereka di Palestina, maka sekarang Israel mencoba untuk mencuri dan mengaku-ngaku bahwa situs-situs suci umat Islam itu sebagai milik mereka dalam rangka menciptakan sejarah bagi rakyatnya.

Dalam pidato yang disampaikan pada unjuk rasa itu melalui sambungan telepon, juru bicara PLC, Dr. Aziz Dweik, mengatakan bahwa tindakan Israel itu melanggar semua norma dan kesepakatan internasional seraya menekankan bahwa masjid-masjid itu murni merupakan situs Islam dan hanya milik kaum muslimin.

Dr.Dweik juga menegaskan bahwa Muslim Palestina tidak akan pernah membiarkan situs-situs umat Nasrani dirusak dan dinistakan Israel.

Turut berbicara pada kesempatan itu, Dr.Ahmad Bahar, deputi pertama juru bicara PLC, yang meminta para pemimpin Arab agar pelanggaran semakin gencar yang dilakukan Israel terhadap tempat-tempat suci Islam ini dijadikan sebagai agenda utama pada KTT Arab yang akan diadakan di Libya serta mengambil tindakan yang serius terkait dengan hal tersebut.

Dr.Bahar menegaskan bahwa rakyat Palestina tidak akan diam saja menyaksikan Israel melakukan pelanggaran-pelanggaran berbahaya terhadap tempat-tempat suci mereka.

“Tindakan Israel ini telah melanggar semua garis merah dan akan menjadi langkah awal Israel untuk meyahudikan Masjid Al Aqsha dan semua situs suci umat Islam dan Nasrani,” deputi juru bicara PLC mengingatkan, serta menambahkan bahwa kengototan Israel menjadikan tempat-tempat suci umat Islam di Palestina sebagai sasaran mereka ini akan meletuskan gerakan Intifada yang ketiga.

Senada dengan itu, juru bicara Hamas di Gaza bagian utara, Sam’an Attallah, melihat bahwa keputusan Israel untuk merampok kedua masjid di Tepi Barat adalah sebuah langkah berbahaya dalam sejarah yang dapat menggiring kepada perang agama anatara umat Islam dengan Yahudi.

Attallah menambahkan pada sebuah pernyataan pers kepada Bidang Informasi Hamas hari Selasa, bahwa kleim Israel yang menyatakan Masid Ibrahimi dan Masjid Bilal adalah bagian warisan keagaan mereka sangat tidak ada dasarnya dan menegaskan bahwa kedua masjid itu murni sebgaai bagian dari warisan Islam.

Dalam sebuah insiden yang terkait dengan tindakan Israel itu, milisi-milisi Mahmoud Abbas pada Selasa pagi memadamkan sebuah unjuk rasa yang digelar di dekat Masjid Bilal di Bait Al Lahm (Bethlehem), sebelah selatan Tepi Barat.

Sumber-sumber Palestina mengatakan kepada the Palestinian information center (PIC) bahwa milisi-milisi Abbas menghalangi para pemuda Palestina melempar batu ke polisi Israel di sekitar masjid itu dan para milisi Abbas itu juga mengejar banyak pemuda Palestina lainnya yang ingin bergabung dalam aksi itu. pic/ez

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Israel Kleim Masjid Ibrahimi dan Masjid Bilal Sebagai Situs Bersejarah Yahudi
Pemimpin Oposisi Israel Puji Pembunuhan Komandan Hamas »