Turki: ‘Solusi untuk Idlib Harus Politis, Alih-alih Militer’
15 September 2018, 21:18.

Foto: Anadolu Agency
ISTANBUL, Sabtu (Anadolu Agency): Juru bicara kepresidenan Turki, kemarin (14/9), menyatakan telah menjadi pengetahuan umum bahwa harus ada solusi politik dan bukan militer di provinsi Idlib, barat laut Suriah.
Berbicara kepada para wartawan setelah rapat persiapan bersama wakil dari Prancis, Jerman dan Rusia untuk KTT empat negara mengenai Suriah, Ibrahim Kalin menyatakan mereka mengharapkan status Idlib tetap sama, melindungi warga sipil, dan mencegah terjadinya krisis kemanusiaan di sana.
“Poin umum semua orang adalah solusi harus politis, alih-alih militer,” katanya.
Kalin menyatakan ada konsensus umum bahwa konsekuensi serangan atas Idlib akan sangat serius dan mengakibatkan krisis kemanusiaan, serta gelombang baru migrasi. “Tentu saja, gelombang baru migrasi tidak hanya akan membebani Turki. Itu bisa mengakibatkan rantai krisis baru dari sini ke Eropa. Oleh karena itu, tidak ada yang menginginkan ini terjadi,” tegasnya.
Kalin menyatakan, Muhajirin Suriah di bagian mana pun di dunia tidak akan kembali ke desa atau kota mereka di Suriah sebelum keamanan mereka dijamin. Kalin menyatakan bahwa pengeboman Idlib “tidak bisa diterima” dan Turki akan memainkan perannya untuk mengurangi risiko keamanan di sana. Juru bicara kepresidenan itu menyatakan: “Harapan kami di sini dari komunitas internasional dan para pemimpin adalah mereka memberikan dukungan lebih terbuka dan jelas kepada Turki.”
Ia juga menambahkan bahwa kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke kota Sochi di Rusia pada Senin nanti dan upaya yang akan dilakukan setelah pertemuan itu sangat penting.
Sejak awal September, sekitar 30 warga sipil tewas di Idlib dan Hama, serta puluhan terluka akibat serangan udara dan serangan pesawat tempur rezim Suriah dan Rusia, menurut lembaga pertahanan sipil White Helmets.
Rezim Suriah baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meluncurkan serangan militer besar-besaran ke wilayah yang telah lama dikuasai oleh berbagai kelompok mujahidin bersenjata.
PBB memperingatkan bahwa serangan semacam itu akan mengarah pada “bencana kemanusiaan terburuk di abad 21.”* (Anadolu Agency | Sahabat Al-Aqsha)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.