SNHR: Tenaga Medis, Muhajirin, dan Tawanan Hadapi Tantangan Berat di Tengah Wabah Covid-19

16 May 2020, 08:28.
Foto: SNHR

Foto: SNHR

SURIAH (Pro-Justice.org) – The Syrian Network for Human Rights (SNHR) menerbitkan laporan terkini; yang menguraikan tantangan paling menonjol yang dihadapi para tenaga medis, pengungsi internal, tawanan, dan orang-orang yang membutuhkan di Suriah, di tengah penyebaran Covid-19.

SNHR mengungkapkan bahwa rezim Suriah telah membunuh 83 personel medis di pusat-pusat penahanannya. Sejak Maret 2011 dan hingga Mei 2020, rezim masih menawan 3.327 petugas medis lainnya.

Laporan tersebut merangkum kerugian material dan manusia yang besar yang ditimbulkan terhadap sektor medis.

SNHR mendokumentasikan kematian 855 personel medis, termasuk 86 yang meninggal karena penyiksaan di tangan pelaku utama di Suriah antara Maret 2011 dan Mei 2020.

Dari jumlah korban jiwa tersebut, pasukan Rezim Suriah menewaskan 669, termasuk 83 yang meninggal karena penyiksaan. Sementara pasukan Rusia menewaskan 68, ISIS menewaskan 40, dan faksi-faksi lainnya menewaskan 30, termasuk dua yang meninggal karena penyiksaan.

Pasukan koalisi pimpinan-AS menewaskan 13 personel medis. Sedangkan 27 tenaga medis terbunuh oleh pihak lain.

Laporan SNHR memberikan perincian jumlah kematian tenaga medis per tahun, dengan 2012 menjadi tahun di mana jumlah terbesar korban didokumentasikan.

Laporan tersebut mencatat bahwa setidaknya 3.353 personel medis masih ditahan atau dihilangkan secara paksa di tangan pihak-pihak pelaku utama di Suriah.

Persentase terbesar dari penangkapan yang menargetkan personel medis sampai saat ini terjadi pada 2012 dan 2013.

Laporan tersebut mencatat setidaknya 860 serangan terhadap fasilitas medis oleh pihak-pihak pelaku utama di Suriah antara Maret 2011 dan Mei 2020, 87 persen di antaranya dilakukan oleh serdadu aliansi Suriah-Rusia.

SNHR mencatat, selama eskalasi militer yang dilakukan oleh serdadu aliansi Suriah-Rusia di wilayah Idlib, antara 26 April 2019 dan Mei 2020, setidaknya 73 fasilitas medis menjadi target dalam lebih dari 90 serangan.

SNHR mencatat bahwa rezim Suriah dan sekutu Rusia-nya bertanggung jawab atas persentase pelanggaran terbesar (lebih dari 90% penyerangan).

Penargetan personel medis untuk dibunuh, disekap, dan disiksa telah memaksa ratusan dari mereka untuk melarikan diri ke luar Suriah.

Rentan Terjangkit Covid-19

Laporan ini mengkategorikan para pengungsi internal sebagai yang paling membutuhkan bantuan, terutama wanita dan anak-anak, yang lebih rentan daripada yang lain untuk infeksi Covid-19.

Upaya bantuan kemanusiaan yang luar biasa perlu difokuskan, terutama pada muhajirin di daerah mereka sementara bernaung.

Laporan tersebut menambahkan bahwa sekitar 147.000 tawanan berisiko terinfeksi Covid-19, dimana 129.000 tawanan ini disekap oleh rezim Suriah.

Metode penyiksaan yang dipraktikkan di pusat penahanan rezim Suriah dan rumah sakit militer membuat tawanan menjadi kelompok yang sangat rentan terinfeksi Covid-19.

SNHR mencatat bahwa lebih dari 85% tawanan yang disekap dengan alasan politik; sebagai akibat dari penentangan mereka terhadap rezim Suriah atau pihak berwenang lainnya.

Mengabaikan nasib ratusan ribu tawanan, di tengah cepatnya penyebaran Coronavirus, bagi rezim, merupakan kesempatan yang baik untuk menyingkirkan sebanyak mungkin penentang. (Pro-Justice.org)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« 72 Tahun Nakba Palestina, Hamas: Lawan Semua Agenda yang Merusak Hak-hak Rakyat Palestina
Tim Tanggap Darurat Bergerak Mengekang Covid-19 di Kamp Muhajirin Rohingya, Satu Blok Ditutup Total »