Penuturan Kapten Kapal Mavi Marmara Mengenai Penyerangan Israel pada Kafilah Freedom Flotilla

5 July 2010, 08:04.

Sahabatalaqsha.com -Turki- Mahmut Tural, Kapten Kapal Mavi Marmara, menuturkan penyerangan Brutal Israel pada 31 Mei lalu. Tural menyatakan bahwa Angkatan Laut Israel tidak pernah memberikan peringatan apa-apa sebelum penyerangan. Padahal Mavi Marmara tidak memasuki wilayah perairan yang oleh Israel disebut sebagai daerah yang terlarang untuk dimasuki, “Tetapi, Israel mencoba untuk membuat kita terlihat bersalah dengan mendorong kita ke perairan teritorial Israel. Saya menghindari ini dengan cara merubah rute Kapal.”, ujarnya. Dia juga mengatakan bahwa Mavi Marmara sebenarnya bisa dibawa ke Pelabuhan Ashdod tanpa seorang pun terluka, “Ada banyak cara untuk melakukan hal itu, tetapi Israel memilih metode yang seharusnya menjadi pilihan terakhir, dan akhirnya 9 orang pun terbunuh”, tambahnya.

Dalam website IHH, Tural menceritakan mengenai insiden sebelum dan sesudah penyerangan secara mendetail. Berikut petikan wawancara:

Bagaimana kejadian itu bermula? Bisakah Anda menceritakan kepada kami?

Konvoy kapal-kapal bergabung di Siprus Selatan dan mulai berlayar bersama pada tanggal 30 Mei 2010, jam 4 sore. Kontak pertama kami dengan Angkatan Laut Israel adalah pada jam setengah sebelas malam. Mereka bertanya mengenai detil-detil registrasi kapal, kemudian mereka mengatakan bahwa Gaza adalah daerah yang diblokade dan meminta kami untuk mengubah arah. Padahal, saat kontak tersebut terjadi kita sedang berlayar di wilayah perairan internasional, masih sekitar 75 mil dari pantai, di rute 222. Kami benar-benar jauh sekali dari “wilayah teritorial Israel” dan sedang menuju ke arah barat-daya. Kami mengatakan kepada mereka bahwa kami sedang berada di wilayah perairan internasional dan mereka tidak memiliki hak untuk meminta kami mengubah arah.

MEREKA TIDAK MEMBERI PERINGATAN APA-APA SEBELUM MENYERANG

Apakah saat itu Anda dapat melihat kapal perang Israel?

Tidak. Kapal-kapal Israel belum dapat terlihat dalam jarak pandang. Tapi dari radar, saya dapat menebak bahwa kapal-kapal tersebut adalah kapal perang. Sekitar setengah dua belas malam kami mengubah rute ke arah 185. Tujuannya adalah berlayar sejauh 70 mil dari “wilayah perairan Israel”. Kita tidak pernah memasuki zona yang mereka sebut sebagai zona terlarang. Pada jam setengah sebelas malam sampai jam dua pagi, mereka terus menerus menelepon kami. Tetapi setelah jam dua pagi, kami tidak menerima telepon atau peringatan apapun. Israel mengeluarkan klaim seperti ‘kami telah menyuruh mereka untuk berhenti, tetapi mereka tidak berhenti’. Padahal dari jam 2 sampai jam 4 pagi, kami tidak menerima telepon ataupun peringatan apapun. Begitu mereka berada di dekat kapal, mereka langsung menembaki kami dari helikopter, tanpa peringatan.

MEREKA MENYERANG KAMI DI WILAYAH PERAIRAN INTERNASIONAL

Apakah Anda memang sudah mengira bahwa Anda akan mendapatkan penyerangan seperti ini dari Israel?

Kami telah mengevaluasi seluruh kemungkinan sebelum melakukan perjalanan ini, tetapi kami tidak mengira bahwa Israel akan melakukan penyerangan seperti itu di wilayah perairan internasional.
Operasi militer itu dimulai pada jam setengah lima pagi. Perahu karet, yang berisi penuh dengan tentara bersenjata lengkap, mengepung kami. Mereka pun mulai turun dari helikopter ke bagian geladak-atas kapal. Para tentara telah melemparkan granat asap dan mulai menembak sebelum naik ke kapal. Korban jiwa kemudian berjatuhan karena kebrutalan tentara-tentara Israel yang telah menaiki kapal dan juga karena senjata api yang mereka tembakkan dari helikopter ke arah kapal penumpang serta dek yang penuh dengan orang-orang sipil yang tidak bersenjata. Karena itulah, maka para penumpang, seperti juga siapapun yang menjadi sasaran tembak senjata api, mulai berusaha untuk membela diri.

Apakah ada perlawanan yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di Kapal Mavi Marmara?

Israel berusaha untuk melakukan pembenaran terhadap penyerangan yang mereka lakukan dengan mengatakan bahwa “Kami menembakkan senjata sebagai respon dari perlawanan yang terjadi”. Hal ini benar-benar tidak valid. Saya telah menerima laporan bahwa terdapat orang-orang yang terluka di geladak atas kapal sedari mula tentara Israel menaiki kapal. Senjata dari tiga tentara yang naik ke kapal pun berhasil dia mbil oleh para penumpang, tetapi senjata-senjata ini tidak pernah digunakan oleh para penumpang. Malahan, senjata-senjata tersebut dibuang ke laut. Faktanya, tidak ada satupun pejabat Israel yang dapat mengklaim bahwa tentara mereka terluka karena senjata api.

PARA TENTARA TERUS MENERUS MENEMBAKI KAMI

Jenis-jenis senjata apa yang digunakan oleh tentara Israel?
Para tentara Israel menggunakan senjata karet, senjata paintball yang dimodifikasi pelurunya menjadi bola-bola kaca, senjata api berlaras panjang dan pendek. Penyebab sebagian besar cedera dan kematian yang terjadi saat awal penembakan sebelum dan sesudah tentara Israel naik ke atas geladak atas kapal adalah penembakan dengan menggunakan senjata api. Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit bagi para tentara Israel untuk pergi dari dek atas menuju dek bawah. Selama 30 menit tersebut tentara Israel terus menerus menembakkan senjatanya dari atas ke arah dek bawah. Setelah itu, mereka menuju ke anjungan dan turun menuju dek bawah. Setelah mereka berhasil menguasai anjungan, tentara-tentara dari perahu karet pun menaiki pesawat.

Apakah Israel sebenarnya mampu membawa Mavi Marmara ke pelabuhan Ashdod tanpa melukai siapapun?

Apabila Anda ingin menahan sebuah kapal yang berisi orang sipil, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Tetapi bagaimanapun, perilaku mereka tidak dapat disebut sebagai “hanya berniat menahan kapal”, karena saat itu mereka turun ke kapal sambil menembak langsung dari atas helikopter. Ada sebuah perencanaan disini.
Setelah operasi militer dimulai maka kita mengubah rute kita dari rute 185 menuju rute 270 ke arah Barat, dengan tujuan untuk lebih menjauh lagi dari “wilayah perairan Israel”. Hal ini karena kapal-kapal perang Israel yang mengepung kapal Mavi Marmara memaksa kapal untuk kembali ke “wilayah perairan Israel”dengan cara mendekati kami dari arah kanan kapal. Kemudian kami berusaha untuk lebih menjauh lagi. Mereka terus menembaki kami dari belakang melalui bagian kiri jendela anjungan , sampai akhirnya mereka memasuki anjungan. Tidak mungkin kami melakukan perlawanan terhadap 10 tentara yang masing-masing melompat masuk dengan senjata di tangan mereka. Saat mereka memasuki anjungan, kami mengetahui bahwa 4 orang telah syahid dan banyak orang terluka. Kami menyerah untuk menghindari jumlah korban yang lebih besar lagi. Tidak terjadi perlawanan apa-apa di anjungan, hal ini memang tidak mungkin.

Bagaimana cara tentara Israel memperlakukan Anda setelah penangkapan?

Saat para tentara masuk ke anjungan, tentara Israel menyuruh seluruh awak kapal untuk tiarap dan kemudian memborgol mereka. Sebagai kapten kapal, saya menolak untuk tiarap ke lantai dan setelah berdebat dengan saya sebentar, mereka menyuruh saya duduk di sebuah bangku dan mengatakan kepada saya untuk tidak bergerak. Mereka tidak memborgol saya. Pertama mereka menyuruh kami untuk mematikan mesin. Saat itu kami berkomunikasi dengan orang-orang di dek bawah melalui pemancar radio. Para penumpang di dek bawah meminta pertolongan medis secepatnya. Saya memberitahu hal ini kepada pimpinan tentara Israel beberapa kali. Tetapi mereka mengatakan bahwa pertolongan medis dalam bentuk apapun tidak akan disediakan kecuali bila kami menyalakan mesin kembali dan merubah rute kami ke rute 130, yaitu menuju Pelabuhan Ashdod.
Padahal, ada berbagai jenis fasilitas bantuan medis di atas kapal, tetapi mereka tidak mengizinkan dokter-dokter kami untuk menggunakan fasilitas ini dan merawat orang-orang yang terluka.

MEREKA BERUSAHA UNTUK MENYIKSA KAMI SECARA PSIKOLOGIS DENGAN MENGGUNAKAN HELIKOPTER

Sebagai kapten, apa yang Anda lakukan setelah itu?

Panel kontrol kapal rusak saat tentara Israel memasuki kapal dan melakukan proses penggeledahan. Kami melakukan proses perbaikan dengan perlahan-lahan karena mengira bahwa pertolongan akan datang melihat kita sedang berada di dalam perairan internasional. Saat proses perbaikan sedang berlangsung, saya ingin melihat para penumpang yang terluka dan pimpinan tentara Israel memperbolehkan saya untuk pergi menuju dek bawah, lokasi para penumpang yang terluka berada. Hanya saja, pada saat saya sedang pergi menuju ke dek bawah, tentara Israel meminta saya untuk melepaskan baju seragam saya dan mengatakan hal itu adalah untuk keperluan penggeledahan. Mereka menyerang saya dengan senjata-senjata mereka, memborgol saya dan membawa saya ke bawah, ke tempat para penumpang lain sedang ditahan. Saat itu, para penumpang diborgol dan diperintah untuk berlutut pada dek terbuka. Mereka membiarkan helikopter tepat berada di atas kapal, sementar baling-baling yang mengenai air menyemprotkan air yang dingin ke arah kami. Mereka terus menerus melakukan ini sampai berjam-jam hanya untuk menimbulkan siksaan psikologis. Saat salah satu mesin berhasil menyala kembali, mereka membawa saya kembali ke anjungan.

PELABUHAN ASHDOD DAN INTEROGASI

Saat Anda sampai ke tanah jajahan Israel, bagaimana Anda disambut?
Sekitar jam setengah sembilan malam, kami memasuki pelabuhan Ashdod. Saat kami telah mencapai tepi pantai, mereka memborgol saya dan membawa saya keluar dari kapal. Setelah dilakukan pemeriksaan medis dan persiapan surat-surat pendaftaran, saya dibawah ke suatu tempat untuk diinterogasi. Karena saya termasuk salah seorang dari kelompok pertama yang di bawa keluar dari kapal, saya tidak mempunyai informasi detail mengenai apa yang terjadi pada penumpang-penumpang yang lain.
Sebelum dibawa ke pusat penahanan, saya ditahan di dalam kendaraan selama 4-5 jam dan kemudian mereka membawa saya ke dalam sel yang terisolasi. Saya ditahan tanpa komunikasi sedikitpun kecuali dengan orang Israel yang menginterogasi saya. Saya bahkan tidak tahu dimana saya dibawa saat interogasi. Hal ini terjadi sampai saatnya saya ke bandara untuk kembali ke Turki.

KAMERA TERSEMBUNYI DIGUNAKAN SAAT INTEROGASI

Saat interogasi berlangsung, mereka sebenarnya sedang berusaha untuk mencari-cari alasan terhadap perbuatan-perbuatan brutal yang mereka lakukan di depan mata dunia. Mereka sedang mencari seseorang untuk disalahkan, mereka khususnya meminta saya menyebutkan nama-nama orang yang bisa dijadikan kambing hitam.
Saya tidak melihat adanya kamera video saat di sel interogasi, tetapi ternyata mereka memiliki kamera tersembunyi. Interogasi pertama saya berlangsung di pelabuhan. Kemudian di pusat penahanan, saya diinterogasi beberapa kali, dengan pertanyaan yang sama ditanyakan lagi dan lagi. Seluruh interogasi dilakukan dengan menggunakan bahasa Turki, hanya yang terakhir yang menggunakan bahasa Inggris.

MEREKA TERUS MENERUS MEMINTA SAYA UNTUK MENYEBUTKAN NAMA ORANG-ORANG UNTUK DIJADIKAN KAMBING HITAM

Mereka terus menerus meminta Anda untuk menyebutkan nama-nama ?

Mereka berusaha untuk mencari orang-orang dari IHH yang bisa dijadikan kambing hitam. Mereka terus menerus meminta saya menyebutkan nama-nama orang, khususnya nama-nama orang yang mengorganisir kampanye Flotilla ini. Saya mengatakan kepada mereka bahwa IHH bukanlah sebuah kelompok rahasia yang tersembunyi, melainkan sebuah organisasi yang menyalurkan bantuan ke orang banyak dan bahwa daripada menginterogasi saya, mereka sebenarnya dapat menggali informasi langsung dari website IHH. Kemudian, mereka mengubah pertanyaan mereka dan bertanya apakah ada persiapan-persiapan tertentu dalam penyerangan pada tentara Israel dan siapakah yang memimpin persiapan-persiapan tersebut.
Pertanyaan terakhir mereka adalah mengenai siapa yang memprakarsai perlawanan sebelum tentara-tentara Israel menaiki kapal dan apa saja persiapan yang dilakukan. Mereka bertanya mengenai ini beberapa kali. Mereka menceritakan kepada saya tentang pernyataan dari beberapa penumpang yang mengatakan bahwa palang-palang besi dipotong oleh para aktivis sebagai bagian dari persiapan untuk melawan tentara-tentara Israel. Mereka bertanya mengenai siapa yang memotong palang-palang besi tersebut dan siapa yang memimpin mereka.

Apakah respon Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan ini?

Saya mengatakan kepada mereka bahwa tidak ada persiapan-persiapan yang terorganisir dan bahkan beberapa tindakan individu yang berusaha untuk melakukan perlawanan pun dicegah oleh kru dan pemrakarsa Freedom Flotilla. Saya juga mengatakan pada para interogator bahwa setelah dikeluarkannya peringatan, para staf IHH berusaha untuk mengumpulkan palang-palang besi yang ada dan membuangnya ke laut. Mereka juga membawa batu yang digunakan untuk memotong keanjungan. Mereka lalu mengawasi dengan ketat untuk menghindari terjadinya aksi-aksi profokatif di atas kapal. Saat tentara Israel memasuki anjungan, batu-batu yang digunakan untuk memotong tersebutpun telah berada di anjungan.

Israel menyebarkan sebuah potongan video yang mempelihatkan proses interogasi Anda. Apa kira-kira tujuan dari hal ini?

Video interogasi yang diberikan oleh Israel kepada media adalah video yang diambil setelah sebelumnya saya melalui beberapa interogasi dan diberikan pertanyaan yang sama berulang-ulang kali. Jawaban-jawaban saya dipotong dan diedit agar sesuai dengan pendapat mereka, akhir pembicaraan dipotong, padahal pemotongan itu dapat mengantarkan pada kesalahpahaman. Bila mereka memberikan keseluruhan video interogasi, apa yang sebenarnya terjadi akan terlihat. Itulah mengapa mereka hanya menyebarkan potongan-potongan video selama beberapa menit. Dengan begitu, mereka berusaha untuk menyesatkan pengetahuan orang-orang mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

Anda adalah kapten kapal, apakah Anda mengalami perselisihan dengan anggota staf IHH?

Beberapa institusi media Israel dan Turki telah berusaha untuk mengeluarkan kesan bahwa kapten kapal dan staf IHH tidak begitu akur, padahal, sejak hari pertama kami melakukan perjalanan dari Istanbul, kami tidak mengalami perselisihan atau permasalahan apapun dengan IHH. Kami bertukar pikiran, membuat keputusan bersama berkaitan dengan penumpang dan membuat peraturan bersama serta melakukan berbagai tindakan pencegahan untuk membangun keadaan yang harmonis di kapal. IHH telah menunjukkan bahwa sebagai awak kapal, mereka betul-betul peka sekali dalam hal menghindari adanya aksi-aksi profokatif di atas kapal.

TIDAK ADA YANG AKAN BISA MENJUSTIFIKASI KEBRUTALAN ISRAEL

Sekarang, media Israel dan beberapa media di Turki sedang mencari cara untuk menjustifikasi kebrutalan Israel atas kafilah bantuan kemanusiaan, Freedom Flotilla, di wilayah perairan internasional, tetapi bagaimanapun, tidak akan ada cara dan tidak ada satupun hal yang dapat menjustifikasi kebrutalan tersebut. IHH/UM/Sahabat al-Aqsha

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Zionis Usir Keluarga Anggota Parlemen Palestina Dan Rampas Rumah Mereka
Yildrim: Kami Tidak sedang Meminta Rekonsiliasi dengan Israel »