Sahabat Al-Aqsha Tunaikan Amanah Lagi. Berbuka Puasa di Kamp Pengungsian An-Nairab

3 September 2010, 11:50.

ALEPPO, Jumat (Sahabatalaqsha.com): Kemarin sore (2/9), Dzikrullah W. Pramudya, pendiri Sahabat Al-Aqsha yang juga alumnus kapal kemanusiaan Mavi Marmara, menghadiri buka puasa (iftar) bersama sekitar 200 orang anak yatim dan kaum dhuafa di Kamp Pengungsi Palestina An-Nairab, di pinggiran kota Aleppo.

Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian agenda Ramadhan Sahabat Al-Aqsha untuk menyampaikan amanah masyarakat Indonesia, berupa dana sebesar 15 ribu dolar (AS) guna mengajak anak-anak yatim dan kaum dhuafa Palestina berbuka puasa.

Tiga titik yang direncanakan jadi tempat iftar: Gaza, Masjidil Aqsha dan Damaskus (Suriah) insya Allah akan terlaksana semua.

Kegiatan iftar Sahabat Al-Aqsa kemarin sore, diadakan di sebuah kafe taman di kamp pengungsian An-Nairab di Aleppo (Halab), yang berjarak sekitar 4 jam perjalanan mobil ke utara Damaskus, dan di sebuah kamp pengungsi lain di kota Homs (1,5 jam dari Damaskus).

An-Nairab dan Haridan merupakan dua kamp pengungsi yang jaraknya paling jauh dari kota Al-Quds, ibukota Palestina sebelum dijajah Israel tahun 1948. Jarak antara Al-Quds ke kota Aleppo sekitar 550 km.

“Bayangkan, kakek dan nenek buyut anak-anak yatim ini harus berjalan tanpa alas kaki sejauh itu, sampai mereka benar-benar aman dari teror Zionis 62 tahun silam,” tutur Dzikrullah.

Menurut Abu Ahmad, Kordinator Bantuan Kemanusiaan Internasional Rabitah Ulama Filistin, yang juga Direktur Yayasan Kemanusiaan As-Sarraa yang bekerja sama dengan Sahabat Al-Aqsha kemarin sore, jumlah pengungsi di kamp An-Nairab dan Haridan sekitar 15 ribu jiwa.

Menurut pengamatan Dzikrullah, anak-anak yatim yang hadir dalam acara iftar kemarin sangat ceria dan ramah. Mereka berebut minta foto bersama dengan tamu-tamu yang datang dari Indonesia, Malaysia dan Turki.

“Yang paling mengharukan waktu saya berbincang dengan sepasang kakak beradik yang cacat tangan dan kakinya,” ujar Dzikrullah. Nama kedua anak yang diantar ayahnya itu Muhammad dan Hiba, ayahnya bernama Mahmud Said.

Dzikrullah sempat meminta Muhammad, 7 tahun, dan Hiba, 5 tahun, untuk membacakan ayat-ayat Al-Quran yang dibacanya. Saat mencium keduanya, ia menangkap bau rokok yang tajam di rambut kedua anak itu.

Lalu pendiri Sahabat Al-Aqsha itu menasihati Mahmud sang Ayah, untuk berhenti merokok. Karena bukan tidak mungkin cacat yang dialami kedua anaknya sejak lahir, diakibatkan asap rokok yang terhirup ibu mereka saat hamil. Sebagaimana diketahui rokok mengandung 4 ribu jenis racun, dan efek racun-racun itu lebih parah diterima oleh perokok pasif, alias mereka yang tidak merokok tapi yang ikut menghirup asap buangan dari para perokok.Mendengar nasihat itu, Mahmud tersenyum dan berjanji akan mengikuti nasihat itu.

Selain di Damascus, Aleppo, dan Homs, Sahabat Al-Aqsha juga bekerja sama dengan Rabithah Ulama Filistin dan Yayasan Kemanusiaan As-Sarraa untuk menggelar iftar anak yatim dan kaum dhuafa di Gaza dan Masjidil Aqsha. Laporan dan foto-fotonya sedang ditunggu. Doakan semoga acara-acara itu berjalan lancar seperti yang di Suriah. (BA/Sahabat Al-Aqsha)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina - Kita Bergerak Terus! - Menyapa Al-Aqsha & Palestina

« Lagi, AS Dukung Pembangunan 57 Pemukiman Baru Yahudi
Malam Lebaran, Zionis Bombardir Gaza »