Tiga Bulan Pasca Gempa: Ketahanan Pangan Rapuh, Pemenuhan Kebutuhan Dasar Memprihatinkan  

12 May 2023, 21:28.

Shireen dan kakaknya, duduk di depan rumah mereka yang hancur di Aleppo Utara. Mereka sekarang tinggal di tenda bersama orang tua mereka. Foto: Mohammed Alboush/CARE

TURKIYE (Care) – Tiga bulan setelah gempa bumi dahsyat pada tanggal 6 Februari di Turkiye dan Suriah Barat Laut, yang mengakibatkan lebih dari 60.000 orang meninggal, ribuan luka-luka, dan kerusakan infrastruktur yang parah, kebutuhan kemanusiaan di seluruh wilayah yang terkena dampak gempa masih memprihatinkan. 

“Apa yang kami saksikan di daerah yang terkena dampak gempa di Turkiye dan Suriah Barat Laut tiga bulan setelah 6 Februari, sangat mengerikan. Ribuan nyawa hilang, sedangkan jutaan lainnya kehilangan rumah, aset, dan mata pencahariannya,” kata Sherine Ibrahim, Direktur CARE untuk Turkiye. 

Di Suriah Barat Laut, gempa bumi ini adalah tragedi di atas tragedi, yang hanya memperparah kebutuhan jutaan Muhajirin, terutama perempuan dan anak-anak, yang kini lebih bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, air, dan tempat tinggal.  

“Masalah yang terus berlanjut seperti kekurangan air dan kurangnya fasilitas kebersihan yang memadai di seluruh zona gempa menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan, terutama bagi mereka yang tinggal di kamp informal,” jelasnya. 

Diperkirakan lebih dari 500.000 rumah di Turkiye telah ditetapkan sebagai rumah yang perlu segera dibongkar, roboh, atau bahkan rusak parah; sedangkan kerusakan ekonomi mencapai 54,7 miliar USD.  

Di Suriah Barat Laut, tercatat lebih dari 10.600 bangunan rusak dan sedikitnya 650.000 meter kubik puing bangunan yang perlu disingkirkan. 

Di Turkiye, 2,3 juta orang tercatat tinggal di wilayah yang terkena dampak gempa. Dari jumlah tersebut, 1,6 juta diidentifikasi tinggal di permukiman informal atau di daerah pedesaan yang dekat dengan rumah mereka yang hancur.  

Sementara itu, di Suriah Barat Laut gempa bumi telah menambah krisis di atas krisis bagi orang-orang yang sudah sangat kewalahan akibat perang berkepanjangan selama 12 tahun.  

Di awal tahun 2023, sedikitnya 4,1 juta orang di Suriah Barat Laut telah bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan paling dasar mereka.  

“Mengingat skala bencana di Turkiye dan Suriah Barat Laut, dibutuhkan waktu berbulan-bulan dan bertahun-tahun untuk membantu warga dapat bangkit kembali. Kami akan melakukan segala daya untuk menghindari kerusakan lebih lanjut, dengan membantu mereka agar dapat kembali ke rumah yang aman dan membangun kembali kehidupan mereka sekali lagi,” terang Sherine Ibrahim. 

Dampak dari gempa bumi telah memburuk secara drastis. Kondisi kian genting bagi para korban gempa, khususnya di Suriah Barat Laut, yang menderita inflasi dan ketahanan pangan yang rapuh di wilayah tersebut.  

Pada saat yang sama, wabah kolera pra-gempa terus menjadi ancaman besar, dengan sistem perawatan kesehatan yang sangat terbebani setelah perang 12 tahun, menambah rumit berbagai krisis di wilayah tersebut. (Care)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Warga Uyghur di Berbagai Belahan Dunia Desak Thailand Akhiri Penahanan terhadap Para Muhajirin 
Qatar Charity Bangun Kembali 326 Rumah yang Terdampak Kebakaran di Kamp Balukhali »