Bertahun-tahun Tunggu Keputusan Suaka AS, Kondisi yang Dihadapi Ratusan Muhajirin Uyghur Semakin Sulit
16 May 2023, 14:54.

Foto: Sundry Photography / iStock
AMERIKA SERIKAT (Open Global Rights) – “Saya tidak bisa tidur,” kata Hoshur, seorang pencari suaka Uyghur yang tiba di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2020.
“Keluarga saya di Cina telah dianiaya karena permohonan suaka saya. Lima saudara laki-laki dan perempuan saya dijebloskan ke kamp konsentrasi. Saya kehilangan kontak dengan sebagian besar anggota keluarga saya. Salah satunya bahkan sampai terkena serangan jantung. Saya sangat ingin pulang untuk merawat mereka. Namun, itu tidak mungkin.”
Pada tahun 2022, Henryk Szadziewski, direktur penelitian di Uyghur Human Rights Project, mewawancarai Muhajirin Uyghur di AS seperti Hoshur, yang telah menunggu lama terkait keputusan permohonan suaka mereka. Beberapa bahkan telah menunggu selama delapan tahun.
Laporan terbaru Szadziewski mengungkapkan sekira 500 hingga 1.000 Muhajirin Uyghur seperti Hoshur sedang menunggu keputusan suaka di AS.
Para pencari suaka Uyghur di AS seharusnya tidak perlu menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan keputusan. Mereka membutuhkan perlindungan hukum yang jelas agar mereka tidak rentan terhadap represi transnasional Cina, tegas Szadziewski.
Mereka tidak perlu khawatir tentang izin kerja, atau apakah mereka dapat menyekolahkan anak-anak mereka ke perguruan tinggi, di saat mereka mengalami mimpi buruk setiap hari tentang anggota keluarga mereka yang hilang di kamp konsentrasi Cina.
Keterlambatan izin kerja membuat beberapa orang hidup di ambang kemiskinan, meskipun dalam banyak kasus mereka memiliki gelar yang lebih tinggi dan keterampilan yang diperlukan.
Penundaan bertahun-tahun dalam urusan mereka, sama saja dengan membayar ulang biaya untuk memproses dokumen dan biaya berkelanjutan lainnya untuk pengacara imigrasi. Beberapa Muhajirin membayar ribuan dolar setiap tahun hanya untuk menjaga agar dokumen mereka tetap berlaku.
Muhajirin Uyghur dengan urusan suaka yang tertunda hanya bisa bertahan dengan pekerjaan tidak tetap dan ketergantungan pada amal dari teman dan komunitas kecil Uyghur di sana.
Terjebak dalam sistem suaka juga berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental—beban yang tidak boleh ditambahkan atas trauma yang diderita oleh para penyintas genosida yang terus berlangsung itu.
Banyak yang bergumul dengan rasa bersalah. Karena mereka menyadari bahwa kepergian mereka ke luar negeri, baik untuk belajar maupun berbisnis, telah digunakan sebagai alasan rezim komunis Cina untuk mengirim orang-orang yang mereka cintai ke kamp konsentrasi atau penjara. (Open Global Rights)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.