Topan Mocha Melanda: Ribuan Gubuk Hancur di Cox’s Bazar, Puluhan Warga Rohingya Tewas di Arakan 

16 May 2023, 14:35.

Pemandangan kamp pengungsian Rohingya Kutupalong di Ukhia, Bangladesh, sehari setelah topan Mocha menerjang, 15 Mei 2023. [Munir uz Zaman/AFP] 

BANGLADESH (Benarnews | Reuters) – Ribuan tempat penampungan Muhajirin Rohingya diratakan oleh topan Mocha akhir pekan lalu di kamp pengungsian Cox’s Bazar di Bangladesh, yang menampung sekira 1 juta warga Rohingya. 

Mohammed Mizanur Rahman, dari Refugee Relief and Repatriation Commissioner (RRRC) Bangladesh, mengatakan topan Mocha mengakibatkan hancurnya lebih dari 2.800 gubuk bambu milik Muhajirin, pusat-pusat pembelajaran, kesehatan, serta infrastruktur lainnya di kamp pengungsian.  

Dia mencatat bahwa tanah longsor juga dilaporkan terjadi di 120 titik di kawasan itu. 

Meski dampaknya besar, namun Mizanur Rahman mengatakan tidak ada korban jiwa di Cox’s Bazar karena para Muhajirin telah dievakuasi tepat waktu. 

Seorang Muhajirin bernama Mohammad Alam, dari Kamp Leda di Teknaf, menceritakan, “Banyak warga Rohingya berlindung di masjid, madrasah, dan kantor LSM. Kami telah menyiapkan daftar orang yang terkena dampak seperti yang diinstruksikan oleh pihak berwenang.” 

Seorang pria memperbaiki atap rumahnya yang hancur akibat Topan Mocha, di Pulau Shahpori, pesisir Teknaf, Bangladesh, 15 Mei 2023. [Munir uz Zaman/AFP] 

Meski Kota Cox’s Bazar tak terlalu terdampak, topan Mocha menyebabkan kerusakan cukup besar di Teknaf, sebuah kota di Bangladesh selatan yang berbatasan dengan negara bagian Arakan di Myanmar. Rumah penduduk di enam desa wilayah Teknaf dihancurkan oleh badai. 

“Saya telah kehilangan segalanya dalam badai topan ini. Saya belum makan segenggam nasi pun sejak kemarin. Saya datang ke sini untuk mencari pertolongan. Saya sudah menunggu datangnya bantuan sejak pagi,” ujar Sufia Khatun, seorang wanita berusia 60-an yang kehilangan rumahnya di dekat Sungai Naaf di Teknaf, pada Senin (15/5/2023).

Seorang wanita berdiri di dalam rumahnya, yang rusak akibat topan Mocha, di Pulau St. Martin, Bangladesh, 15 Mei 2023. (AP) 

Sementara Nur Kalima, ibu tujuh anak yang rumahnya terletak di atas bukit di Teknaf mengatakan, “Atap terpal (rumah saya) tertiup angin, sementara rangka rumah hanyut terbawa gelombang air dari perbukitan.” 

Sama seperti Khatun, Kalima juga masih menunggu bantuan dari pemerintah. 

Sejumlah Besar Orang Tewas di Arakan 

Sejumlah besar Muslim Rohingya dilaporkan tewas di wilayah barat Myanmar akibat topan Mocha yang melanda pada akhir pekan lalu. Demikian disampaikan penduduk, kelompok bantuan, dan media Myanmar, Selasa (16/5/2023). 

Terjadi kerusakan berskala besar dan banyak daerah tidak dapat diakses. 

Negara Bagian Arakan paling terdampak badai yang berkecepatan hingga 210 kilometer per jam (130 mph); yang mengoyak atap rumah, serta membawa gelombang badai yang menggenangi ibu kota negara bagian Sittwe. 

VIDEO: https://twitter.com/sahabatalaqsha/status/1658362209737785346  

Mitra organisasi bantuan non-pemerintah mengatakan di Twitter bahwa terjadi banyak kematian dan cedera, mengutip sumbernya di lapangan. 

Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban. Media pemerintah Myanmar pada hari Senin (15/5/2023) melaporkan tiga orang tewas. 

Wilayah barat Myanmar adalah rumah bagi ratusan ribu warga Rohingya, etnis minoritas yang teraniaya dan ditindas rezim Myanmar.  

Lebih dari satu juta orang tinggal di kamp-kamp yang luas di negara tetangga Bangladesh, setelah melarikan diri dari penumpasan militer dalam beberapa tahun terakhir. 

Portal berita Myanmar Now memberitakan 22 warga Rohingya tewas, mengutip warga. 

Sedangkan seorang penduduk di daerah itu, yang menolak untuk diidentifikasi karena khawatir akan keselamatannya, mengatakan kepada Reuters bahwa lebih dari 100 orang Rohingya tewas. 

Jumlah tersebut–dikatakan penduduk itu–berdasarkan pemantauan di beberapa desa yang dia kunjungi setelah badai melanda. 

“Ada juga begitu banyak orang hilang dari badai. Kami tidak menerima bantuan apa pun sejauh ini,” ujarnya.  

Dua warga lain yang dihubungi oleh Reuters juga mengatakan sejumlah besar orang telah tewas, begitu pula sumber diplomatik yang tidak memberikan penjelasan tentang situasi tersebut. 

Badai itu merupakan salah satu yang terbesar sejak topan Nargis melanda bagian selatan Myanmar yang menewaskan hampir 140.000 orang pada 2008. (Benarnews | Reuters)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Kamp Pengungsi dan Kampung Halaman Muhajirin Rohingya Dihantam Topan Mocha
Bertahun-tahun Tunggu Keputusan Suaka AS, Kondisi yang Dihadapi Ratusan Muhajirin Uyghur Semakin Sulit  »