Tawanan Hamas: ‘Karena Mereka Memperlakukan Kami dengan Lembut’  

24 October 2023, 23:14.

Yocheved Lifshitz (85) saat konferensi pers di Tel Aviv setelah dia dibebaskan oleh Hamas pada 24 Oktober 2023. Foto: Eric Marmor/AFP

(Al Jazeera) – Itulah jawaban Yocheved Lifshitz ketika para wartawan mempertanyakan aksinya menjabat tangan pejuang Hamas saat dibebaskan pada Senin (24/10/2023) malam.

Wanita ‘Israel’ berusia 85 tahun yang ditawan oleh Hamas selama dua minggu itu mengatakan dia diperlakukan “dengan baik” saat berada di Jalur Gaza.

Yocheved Lifshitz dibebaskan pada Senin malam bersama wanita lanjut usia lainnya, Nurit Cooper, 79 tahun. Hamas membebaskan mereka atas dasar “kemanusiaan” dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Qatar dan Mesir.

Para lansia tersebut merupakan tawanan ketiga dan keempat yang dibebaskan oleh Hamas sejak serangan gencar mereka terhadap penjajah Zionis ‘Israel’ pada tanggal 7 Oktober; sekitar 218 orang, termasuk orang asing dan warga berkewarganegaraan ganda, masih ditahan di daerah kantong Palestina yang terkepung itu.

‘Mereka tampaknya siap untuk ini’

Lifshitz, yang duduk di kursi roda di luar rumah sakit Tel Aviv pada hari Selasa (24/10/2023), menceritakan insiden pada tanggal 7 Oktober, ketika ia dibawa ke Gaza dengan sepeda motor.

“Saat saya berada di atas sepeda motor, kepala saya berada di satu sisi dan seluruh tubuh saya di sisi yang lain,” katanya.

“Saya telah melewati masa-masa sulit… kami tidak berpikir atau tahu bahwa kami akan sampai pada situasi ini.”

Ketika tiba di Gaza, dia mengatakan bahwa para penculiknya “memperlakukannya dengan baik”, memberikan dia dan tawanan lainnya “makanan yang sama seperti yang mereka makan” dan membawa dokter untuk memberikan obat.

“Mereka memperlakukan kami dengan lembut, dan menyediakan semua kebutuhan kami,” katanya, ketika ditanya tentang alasannya menjabat tangan salah satu penculiknya pada saat dia dibebaskan.

“Mereka sepertinya sudah siap untuk ini, mereka sudah mempersiapkannya sejak lama, mereka punya semua yang dibutuhkan pria dan wanita, termasuk sampo,” tambahnya.

Lifshitz, yang tinggal di kibbutz Nir Oz dekat Jalur Gaza, mengatakan militer ‘Israel’ telah meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas, dan bahwa pagar keamanan yang mahal itu “tidak berguna sama sekali”.

Pada tanggal 7 Oktober, para pejuang pemberani Hamas merobohkan sebagian pagar keamanan yang memisahkan Gaza dari ‘Israel’ selatan, dan menyandera lebih dari 220 orang.

Setelah itu, penjajah Zionis ‘Israel’ melakukan operasi pengeboman brutal tanpa henti di Gaza, yang menghancurkan sebagian besar infrastruktur wilayah tersebut dan menewaskan lebih dari 5.700 orang yang sebagian besar warga sipil.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 704 orang tewas akibat serangan udara ‘Israel’ di Jalur Gaza dalam satu hari terakhir saja. ‘Israel’ juga telah memutus pasokan bahan bakar, listrik, dan air ke Gaza. (Al Jazeera)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Wanita Hamil di Gaza Menanggung Penderitaan di Tengah Pengeboman Brutal ‘Israel’
Setidaknya 80 Orang Syahid dalam Semalam, ‘Israel’ Bombardir Masjid di Gaza »