Temani Ibunda ke Kampung Halaman, Pria Uyghur Ditangkap Rezim Komunis dengan Berbagai Dalih
27 October 2023, 19:16.

Mexmutjan Memet ditangkap di wilayah Xinjiang, Cina, pada tahun 2017 dan kemudian dihukum. Foto: Kifaye Ehsan
TURKISTAN TIMUR (RFA) – Seorang pria Uyghur yang menjalani hukuman 20 tahun penjara di Xinjiang, berada dalam kondisi kritis karena kondisi penjara yang buruk, menurut keterangan sang istri.
Apa yang dialami Mexmutjan Memet tersebut adalah hal yang tak asing bagi warga Uyghur yang pindah ke luar negeri, namun kemudian ditangkap saat kembali ke Turkistan Timur.
Memet (48 tahun), seorang mantan staf di biro pertanian di Kota Korla, Xinjiang, yang kemudian membuka bisnis pengiriman buah pir, pindah ke Turkiye bersama keluarganya pada tahun 2015 untuk memberikan anak-anaknya kesempatan pendidikan yang lebih baik.
Pada tahun 2016, ia menemani ibunya yang berusia 78 tahun, Xelchem Pazil, kembali ke Korla setelah ibunya mengunjungi keluarganya di Turkiye selepas menunaikan ibadah haji.
Oleh rezim komunis Cina, paspornya disita begitu tiba di tanah air, jelas istri Memet, Kifaye Ehsan.
Setahun berikutnya, dia ditangkap dan dijatuhi hukuman 20 tahun di Penjara Korla karena berbagai alasan; termasuk melanggar kebijakan satu anak Cina, memberikan pendidikan agama kepada anak-anaknya, dan bepergian ke luar negeri.
Investigasi RFA menemukan bahwa sedikitnya tujuh anggota keluarga Memet, termasuk saudara laki-laki dan ibunya, dijatuhi hukuman penjara setelah dia kembali.
Ibunya dibebaskan pada tahun 2023 ini untuk menjalani perawatan, setelah mengalami sakit parah di sebuah penjara di Kota Sanji, dekat ibu kota Urumqi.
Ehsan mengungkapkan keprihatinannya setelah dia mengetahui bahwa suaminya sakit parah di penjara karena penyakit hati dan komplikasi terkait yang membutuhkan penanganan medis segera.
“Polisi mengatakan… kondisinya parah dan memerlukan perawatan medis,” ucapnya, “mereka juga mengatakan bahwa jika terjadi sesuatu pada dirinya, mereka tidak akan bertanggung jawab.”
Ehsan menegaskan bahwa sebelum penangkapannya, Memet berada dalam keadaan sehat.
Bisnis pengemasan buah pirnya ditutup oleh rezim komunis setelah penahanannya. Kondisi itu menyebabkan keluarga enam saudara Memet di Korla dan keluarganya sendiri di Turkiye kehilangan sumber pendapatan utama.
RFA menghubungi seorang staf di Rumah Sakit Penjara Korla yang membenarkan bahwa Memet menderita beberapa penyakit termasuk penyakit hati, gangguan jantung, dan tekanan darah tinggi. Saat ini ia dalam kondisi stabil setelah menerima perawatan di rumah sakit selama dua bulan terakhir.
Meski begitu, dia mengakui bahwa kondisi Memet “sangat kritis” ketika pertama dibawa ke rumah sakit dan dia membutuhkan perawatan yang lama.
“Dia didiagnosis menderita penyakit liver dan tekanan darah tinggi. Saat ini dia sedang menjalani pengobatan untuk jantung dan tekanan darahnya,” jelas staf yang tidak mau disebutkan namanya itu.
“Dia telah mengalami penurunan berat badan dan tinggi badan yang signifikan,” lanjutnya.
Ehsan menyatakan, “Mereka memberi tahu kami bahwa [di antara kondisi lainnya] dia menderita Hepatitis B. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh kondisi penjara yang buruk, karena ini penyakit menular.”
Dia meminta organisasi internasional untuk memberikan tekanan pada rezim Cina untuk memfasilitasi akses terhadap perawatan medis di luar penjara, serta pembebasannya dengan segera.
“Saya tidak berharap apa pun dari rezim Cina [bahwa mereka akan membebaskannya]. Satu-satunya harapan saya adalah organisasi HAM atau entitas lain dapat membantu pembebasan suami saya, memberinya perawatan yang diperlukan, dan menyatukannya kembali dengan keluarga kami,” ujar Ehsan. (RFA)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
