‘Israel’ Terus Bombardir Rumah Sakit dan Sekolah, Tubuh Syuhada Tercabik-cabik
5 November 2023, 08:53.

Seorang ibu Palestina menggendong anaknya setelah pengeboman sekolah al-Fakhoura di Gaza pada 4 November 2023. Foto: Reuters
(Middle East Eye) – Penjajah Zionis ‘Israel’ pada hari Sabtu (4/11/2023) menghantam sekolah al-Fakhoura di lingkungan Jabalia di Gaza, menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Ribuan orang, yang meninggalkan rumah mereka akibat pengeboman, sedang berlindung di sekolah tersebut ketika rudal menyerang, menghasilkan lubang di halaman dan menyebabkan kepanikan.
Korban pengeboman tersebut sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak yang sedang duduk di halaman sekolah, menurut seorang pejabat kementerian kesehatan, yang mengatakan bahwa mereka “tercabik-cabik” dan “tulang serta daging mereka dikumpulkan dalam kantong plastik”.
Pengeboman ‘Israel’ juga menargetkan Rumah Sakit al-Quds, sementara Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara ditutup setelah generatornya berhenti bekerja karena kekurangan bahan bakar.
Rumah Sakit Anak Al-Nasr, satu-satunya rumah sakit anak di daerah kantong yang terkepung itu, juga menjadi sasaran.
Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, mengumumkan bahwa 16 rumah sakit di Gaza kini tidak dapat digunakan lagi, sedangkan 105 fasilitas medis menjadi sasaran serangan.
Targetkan 3 RS, ambulans berisi pasien pun dihantam
‘Israel’ menargetkan tiga rumah sakit di Gaza dalam waktu beberapa jam pada hari Jumat (3/11/2023), menewaskan dan melukai belasan pasien dan orang yang mencari perlindungan dari serangan udara, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Setidaknya 15 orang syahid dalam pengeboman di al-Syifa, rumah sakit terbesar di Gaza, menurut Al Jazeera. Rekaman video yang beredar daring memperlihatkan adegan berdarah dan kacau akibat pengeboman tersebut.
Sementara itu, halaman RS Indonesia dan RS al-Quds juga ikut dihantam. Ketiga rumah sakit tersebut merupakan tempat warga Palestina mencari perlindungan dari serangan ‘Israel’.
‘Israel’ mengonfirmasikan pada hari Jumat bahwa mereka menyerang konvoi tersebut dan mengatakan sebuah ambulans digunakan oleh Hamas untuk mengangkut para pejuang, tanpa memberikan bukti apa pun yang mendukung klaim tersebut. Para pejabat Palestina dengan tegas membantah klaim tersebut dan menantang ‘Israel’ untuk memberikan bukti yang mendukung klaim tersebut.
Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, mengatakan jet-jet tempur menyerang konvoi orang-orang yang terluka parah di gerbang rumah sakit al-Syifa, yang berada di ambulans dalam perjalanan ke selatan Gaza.
Belasan jenazah syuhada juga terlihat bergelimpangan di jalan Rashid sesudah pengeboman oleh penjajah Zionis.
Serangan udara ‘Israel’ juga menghantam sekolah yang dikelola PBB yang menampung pengungsi Palestina dan menewaskan sedikitnya 20 orang, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Puluhan orang juga terluka dalam serangan di sekolah Usamah Bin Zaid, yang terletak di lingkungan Saftawi di Gaza utara.
Salah satu sasaran yang diserang di Gaza pada hari Jumat adalah sebuah pemakaman, dan media lokal melaporkan setidaknya tujuh pekerja Palestina di sana tewas.

Seorang pria duduk di samping mayat korban serangan udara ‘Israel’ di Khan Younis, Gaza. Foto: Reuters
Setiap 4 menit, 1 orang terbunuh di Gaza
Kementerian Kesehatan juga mengatakan bahwa sekitar 2.200 orang, termasuk 1.250 anak-anak, terkubur di bawah reruntuhan bangunan di Gaza dan satu warga Palestina di Gaza terbunuh setiap empat menit sejak dimulainya perang.
Korban terbunuh akibat serangan bom paling agresif yang dilakukan ‘Israel’ di Gaza telah mencapai 9.448 orang sejak dimulainya perang pada tanggal 7 Oktober, termasuk 3.900 anak-anak dan 2.500 wanita.
Media lokal Palestina memberitakan bahwa pengeboman ‘Israel’ sengaja menargetkan layanan penting, termasuk masjid, panel surya, generator dan rumah sakit, serta tangki air. Universitas Al-Azhar di Gaza juga dibom, seperti yang terlihat dalam rekaman yang dibagikan luas secara daring.
Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengumumkan bahwa mereka membunuh lima serdadu ‘Israel’ dan melukai beberapa lainnya di sebuah bangunan di barat laut Kota Gaza.
Sejak ‘Israel’ memutus semua pasokan air, listrik, bahan bakar, dan makanan untuk Gaza pada 9 Oktober, warga Palestina pergi ke laut untuk mencuci dan membersihkan barang-barang mereka, menurut Reuters. Air laut menyebabkan iritasi kulit pada warga Palestina karena tidak adanya air bersih.
Kurangnya bahan bakar dan kerusakan jalan menyebabkan staf medis terpaksa bepergian dengan sepeda untuk menjangkau pasien yang jumlahnya sangat banyak, tambah Reuters.
Sementara itu, pesawat tak berawak AS terlihat di langit mencoba mencari 240 tawanan yang ditawan oleh pejuang Palestina pada 7 Oktober. Banyak di antara mereka yang memiliki kewarganegaraan asing.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan bahwa 72 stafnya telah dibunuh di Gaza oleh ‘Israel’ sejak dimulainya perang.
Institut Prancis di Gaza terkena serangan udara pada hari Jumat (3/11/2023), kata Kementerian Luar Negeri Prancis.
Kekerasan di Tepi Barat
Kekerasan juga terjadi di Tepi Barat terjajah pada hari Jumat (3/11/2023).
Serangan ‘Israel’ dan serangan pesawat tak berawak meningkat, sembilan warga Palestina tewas dalam semalam, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Penggerebekan terjadi di Jenin, Al-Khalil, Nablus dan Qalandiya.
Di sebelah barat Ramallah, seorang pria berusia 33 tahun ditembak mati oleh seorang serdadu ‘Israel’ ketika dia dalam perjalanan pulang usai salat Jumat. Saksi mata mengatakan kepada Middle East Eye bahwa jamaah tersebut tidak menimbulkan bahaya apa pun bagi serdadu Zionis.
Menurut media lokal, serdadu ‘Israel’ juga memutus pasokan air di desa Beit Lid di Tepi Barat terjajah, menyebabkan 8.000 orang tanpa air.
Gerombolan serdadu dan pemukim ilegal ‘Israel’ telah membunuh sedikitnya 141 warga Palestina di Tepi Barat sejak dimulainya perang.
Menyerukan gencatan senjata
Di London, ratusan orang berkumpul di luar kantor BBC untuk menuntut gencatan senjata dan mengkritik liputan jaringan tersebut mengenai perang di Gaza. Aksi damai juga dilakukan di Oxford Circus, salah satu kawasan tersibuk di ibu kota.
Seruan untuk gencatan senjata semakin meningkat ketika ‘Israel’ terus melakukan pengeboman dan operasi darat di Gaza.
Lebih dari 600 akademisi dan cendekiawan ikut menandatangani surat terbuka, menuntut universitas-universitas di Irlandia menangguhkan semua hubungan dengan ‘Israel’.
“Bahasa dan kiasan tidak manusiawi yang banyak digunakan oleh para pemimpin ‘Israel’ sehubungan dengan orang-orang Palestina mencerminkan hal-hal yang biasanya dikaitkan dengan hasutan dan niat genosida,” bunyi surat itu. (Middle East Eye)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
