Puluhan Keluarga Uyghur di Wilayah Pakistan Terancam Dideportasi
5 November 2023, 09:27.

Omer Khan (kedua dari kanan), pendiri Omer Uyghur Trust yang berbasis di Pakistan, berpose bersama keluarga dan anak-anak Uyghur yang tinggal di Pakistan pada November 2015. Foto: RFA
PAKISTAN (RFA) – Pihak berwenang Pakistan telah melakukan penggerebekan terhadap rumah-rumah muhajirin Uyghur yang tinggal di Rawalpindi; meski putusan pemerintah untuk mengusir semua imigran (tanpa izin resmi) baru akan diberlakukan, menurut para muhajirin.
Sebelumnya, pemerintah mengeluarkan peringatan pada awal Oktober, yang menyatakan bahwa semua imigran tanpa izin resmi di Pakistan harus meninggalkan negara itu paling lambat 1 November. Jika tidak, mereka akan dideportasi.
Perintah pengusiran tersebut dikeluarkan setelah puluhan orang tewas dalam dua bom bunuh diri di akhir September.
Meskipun pemerintah mengatakan bahwa sebagian besar pengeboman tahun ini dilakukan oleh warga negara Afganistan, mereka memutuskan untuk mengusir semua imigran tanpa izin tinggal yang sah–termasuk 1,73 juta muhajirin Afganistan–jika mereka tidak mau pergi sendiri.
Putusan tersebut berdampak pada hampir 20 keluarga muhajirin Uyghur–atau sekira 100 individu–yang tinggal di Rawalpindi, kota terpadat keempat di Pakistan.
Mereka adalah keturunan individu yang bermigrasi beberapa dekade lalu dari Xinjiang ke Afganistan, kemudian ke Pakistan. Mereka tidak memiliki paspor Afganistan atau Cina, maupun izin tinggal Pakistan.
Sementara itu, muhajirin Uyghur yang hidup dalam ketidakpastian di Pakistan selama sebulan terakhir, mengatakan bahwa pihak berwenang telah memulai penggerebekan rumah pada tengah malam tanggal 31 Oktober.
“Mereka menggerebek rumah-rumah saat tengah malam atau pada pukul 1 atau 2 (dini hari),” kata seorang pria Uyghur bernama Turghunjan yang sudah menikah dan memiliki dua putri dan seorang putra.
“Pemilik rumah juga menyuruh kami pergi, tetapi kami tidak punya tempat lain untuk tidur,” tambahnya.
Tuan tanah yang menyewakan rumah kepada warga Uyghur melaporkan beberapa di antaranya kepada pihak berwenang.
Termasuk pada 1 November, seorang pria bernama Amanullah ditahan selama penggeledahan rumah oleh polisi, kata muhajirin Uyghur. Polisi membebaskan Amanullah dengan jaminan lima jam kemudian.
Masih belum jelas apakah pihak berwenang akan mendeportasi keluarga muhajirin Uyghur tersebut. Para muhajirin takut dipaksa kembali ke Cina, di mana warga Uyghur di Turkistan Timur menghadapi penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang parah.
Sebenarnya, muhajirin Uyghur sudah mencari bantuan dari kantor badan kepengungsian PBB di Pakistan selama bertahun-tahun, namun selalu tak membuahkan hasil.
“Kami tidak meminta mereka datang dan membawa kami,” kata Omer Khan, pendiri Omer Uyghur Trust di Pakistan, yang telah membantu keluarga-keluarga muhajirin tersebut.
“Kami hanya memerlukan tanggapan dan keputusan dari PBB mengenai status pengungsi,” tegasnya. (RFA)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
