Pekerja Gaza Ungkap Penyiksaan, Pelecehan di Tahanan ‘Israel’: “Kami Ditelanjangi, Dikencingi”

5 November 2023, 20:03.

Seorang pekerja Palestina menceritakan kondisi di mana ia ditahan dan disiksa setibanya di Gaza (Tangkapan layar/X)

(Middle East Eye) – Para pekerja Palestina dari Gaza yang ditahan oleh penjajah Zionis ‘Israel’ menceritakan pelecehan, penghinaan, dan penyiksaan selama empat minggu setelah mereka ditangkap sebagai pembalasan atas serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober.

Sekitar 4.500 pekerja dari Gaza diperkirakan berada di ‘Israel’ ketika para pejuang Palestina menyerbu komunitas ‘Israel’ di dekat Jalur Gaza, yang menewaskan sekitar 1.400 orang.

Meskipun berada di ‘Israel’ dengan izin kerja, mereka semua disekap di fasilitas penahanan dan berulang kali dipermalukan, serta dianiaya menurut keterangan mereka yang mengalaminya.

Para pekerja yang baru-baru ini dibebaskan mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa izin kerja mereka telah dicabut dan mereka dikirim kembali ke Gaza dengan berjalan kaki, padahal wilayah pesisir tersebut terus-menerus dibombardir dan kini menjadi sasaran invasi darat ‘Israel’.

Para pekerja terpaksa berjalan sejauh 6 km sampai mereka tiba di Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom dekat kota Rafah di Gaza selatan.

Dalam video yang beredar daring, terlihat ratusan pekerja kembali ke Gaza dengan berjalan kaki. Tidak jelas berapa banyak dari 4.500 pekerja yang telah dibebaskan.

Mereka menceritakan kepada MEE tentang berbagai pelanggaran yang terjadi di dalam tahanan, banyak di antaranya yang tampaknya merupakan penyiksaan.

“Mereka mengambil telepon kami. Seorang pria bertanya kepada saya apakah saya ingin minum sesuatu, lalu dia menyiramkan air mendidih ke arah saya,” kata seorang pria lanjut usia.

“Ketika kami dibebaskan dan harus berjalan kaki kembali ke Gaza, satu orang meninggal. Dia terjatuh dan tewas saat berjalan,” kata seorang pekerja lainnya, yang berasal dari Deir al-Balah di Gaza tengah.

“Mereka memperlakukan kami seperti anjing, mereka menginterogasi kami saat berada di Tel Aviv. Tangan kami diikat ke belakang dan hampir tidak diberi makanan atau minuman apa pun,” tambahnya.

“Anak-anak lelaki seusia dengan anak-anak saya menelanjangi kami dan mengencingi kami… tidak ada yang menyebut kami sebagai pekerja yang ditahan di ‘Israel’, tidak juga Palang Merah; Otoritas Palestina mengkhianati kami, seluruh dunia mengkhianati kami,” kata seorang pekerja kepada Al Jazeera setibanya di Gaza.

Miriam Marmur, direktur advokasi publik kelompok hak asasi manusia ‘Israel’ Gisha, mengatakan kepada MEE bahwa informasi yang mereka terima tentang penahanan para pekerja “sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan”.

“Kami tidak tahu berapa banyak orang yang ditahan secara tidak sah di pusat penahanan ‘Israel’ karena ‘Israel’ menolak mengungkapkan nama dan keberadaan orang-orang yang mereka sekap,” katanya.

Marmur menambahkan para pekerja tersebut ditahan di fasilitas-fasilitas pangkalan militer ‘Israel’ di Tepi Barat terjajah, namun dia tidak mengetahui berapa banyak pekerja yang masih ditahan.

“Ada berbagai laporan mengenai serdadu ‘Israel’ yang melakukan penggerebekan, menciduk para pekerja Palestina dan membawa mereka ke pusat-pusat penahanan,” katanya, seraya menambahkan bahwa “dari apa yang mereka gambarkan, kondisinya sangat, sangat mengerikan.”

Pelecehan psikologis dan fisik

Para pekerja Palestina yang dibebaskan mengatakan mereka tidak diberi akses terhadap perwakilan hukum. Pekerja kemanusiaan juga dilarang memasuki fasilitas penahanan untuk melakukan penilaian kondisi.

“Kami dianiaya selama 25 hari, sekitar 5.000-6.000 orang ditahan,” kata seseorang kepada Al Jazeera.

Banyak pekerja mengatakan mereka terus-menerus diancam ketika ditanyai pertanyaan tentang Hamas.

“Beberapa orang diinterogasi. Keadaan mereka paling buruk, mereka digantung dan dipukuli.  Mereka bertanya apakah kami mengenal seseorang dari Hamas,” kata seorang pria lanjut usia kepada media lokal.

“Jelas kami tidak tahu apa-apa, kami hanya pekerja,” kata seorang pria lain dalam rekaman yang beredar daring.

Para pekerja mengatakan penjajah ‘Israel’ tidak mengizinkan mereka mengakses telepon atau menelepon keluarga mereka sehingga banyak dari mereka khawatir akan keselamatan orang-orang yang mereka cintai di tengah pengeboman membabi-buta ‘Israel’.

In syaa Allah, kami bisa kembali dan menemukan anak-anak serta keluarga kami selamat dan hidup,” kata seorang pria kepada media lokal.

“Kami disiksa, tidak ada yang mengasihani kami. Mereka mengambil uang dan pakaian kami, membiarkan kami telanjang selama tiga hari sambil menyiksa kami. Kami lapar, mereka menendang dan meninju kami, menginjak kepala kami, sampai sekarang saya masih kesakitan.”

Warga Palestina yang dibebaskan dari tahanan menunjukkan gelang kaki yang dikenakan pada mereka. Foto: MEE/Istimewa

Menurut para pekerja, mereka diserahkan kepada gerombolan serdadu Zionis ‘Israel’ oleh majikan mereka.

Dalam rekaman yang tersebar secara daring, para pekerja terlihat menunjukkan tanda biru yang dipasang di pergelangan kaki mereka. Mereka mengatakan tidak ada barang milik mereka, termasuk telepon atau uang, yang dikembalikan kepada mereka sebelum mereka dibebaskan.

Warga ‘Israel’ bersorak atas rekaman pelecehan itu

Sejak serangan tanggal 7 Oktober, retorika dan sentimen anti-Palestina telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di ‘Israel’. Para pejabat ‘Israel’ menyerukan agar Gaza dimusnahkan dan mendesak warga Palestina yang terkait dengan serangan itu untuk disiksa.

Sementara itu, serangan terhadap warga Palestina di wilayah Palestina yang kini disebut ‘Israel’ dan warga Palestina di Tepi Barat terjajah telah meningkat.

Awal pekan ini, kelompok sayap kanan ‘Israel’ di aplikasi pesan membagikan dan merayakan video grafis yang menunjukkan para pekerja Palestina di Tepi Barat dianiaya oleh serdadu ‘Israel’.

Beberapa dari video ini dipublikasikan di “Without Limits”, saluran Telegram sayap kanan ‘Israel’, yang memiliki lebih dari 117.000 pelanggan, di antara kelompok sayap kanan lainnya.

Dalam salah satu video yang mengerikan, pria-pria Palestina yang matanya ditutup dan tangannya diikat dengan kabel terlihat diserang oleh pasukan bersenjata lengkap. Para pria–beberapa di antaranya ditelanjangi–terdengar berteriak sambil berbaring di lantai.

Serdadu menyeret mereka ke tanah, sementara seorang serdadu ‘Israel’ menginjak kepala seorang tawanan. Rekan-rekannya terdengar tertawa di latar belakang.

Klip ini memiliki hampir 2.000 reaksi emoji tertawa, dengan ratusan emoji perayaan, serta reaksi mata-cinta. 

Sekitar 18.500 warga Palestina dari Gaza memegang izin yang dikeluarkan oleh otoritas penjajah ‘Israel’, meskipun tidak diketahui berapa banyak orang yang berada di ‘Israel’ ketika izin tersebut dicabut menyusul pecahnya perang. (Middle East Eye)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Puluhan Keluarga Uyghur di Wilayah Pakistan Terancam Dideportasi 
100 Dokter Zionis ‘Israel’ Menyerukan Agar Semua Rumah Sakit di Gaza Dibom »