Tutup Mata Atas Kejahatan Perang Zionis di Gaza, AS juga Miliki Catatan Kriminal yang Panjang di Suriah 

26 November 2023, 06:57.

Pasukan AS memberikan pelatihan militer kepada PKK, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turkiye, AS, dan Uni Eropa, serta milisi YPG, yang dianggap Turkiye sebagai kelompok teroris di distrik Al-Malikiyah di provinsi Al-Hasakah, Suriah, pada 7 September 2022. Foto: Hedil Amir/Anadolu Agency )

GAZA (Anadolu Agency) – Amerika Serikat (AS), yang tetap bungkam atas kejahatan perang ‘Israel’ di Gaza, juga memiliki catatan kriminal panjang di Suriah; yang menyebabkan meninggalnya ribuan warga sipil melalui serangan pasukan koalisi yang mereka pimpin selama perang Suriah. 

AS dan negara-negara Barat tidak hanya berdiam diri ketika penjajah ‘Israel’ menargetkan rumah sakit, tempat ibadah, maupun sekolah di Gaza–yang menewaskan ribuan warga sipil–namun juga secara langsung dan terbuka menyetujui serangan tersebut dalam pernyataan-pernyataan mereka. 

Para pemimpin Barat juga bergantian mengunjungi wilayah Palestina yang diduduki ‘Israel’ selama masa perang di Gaza, juga melanjutkan penjualan dan pengiriman senjata mereka untuk penjajah Zionis. 

Pemerintah AS bahkan kembali menegaskan dukungan tanpa syaratnya kepada ‘Israel’ atas semua tindakannya, dan menekankan bahwa tidak ada batasan dalam dukungan mereka, baik secara militer maupun politik. 

Pemerintah AS membuka jalan bagi berlanjutnya pembantaian tersebut dengan memveto resolusi gencatan senjata terkait Gaza di Dewan Keamanan PBB.

Setelah jumlah warga Gaza yang dibunuh oleh penjajah ‘Israel’ melebihi 11.000 nyawa, barulah pemerintah AS mulai mengirimkan pesan ke ‘Israel’, menyerukannya untuk bertindak sesuai dengan hukum internasional, sebagai upaya melunakkan tekanan internasional kepada mereka.

Banyaknya warga Palestina yang gugur akibat kejahatan ‘Israel’ di Gaza ini mengingatkan dunia pada ribuan warga sipil Suriah yang kehilangan nyawa dalam serangan pasukan koalisi pimpinan AS terhadap kelompok Daesh/ISIS. 

Sebanyak 3.051 warga sipil kehilangan nyawa dalam serangan koalisi di Provinsi Raqqa, Aleppo, Deir ez-Zor, Al-Hasakah, Idlib, Homs, dan Dera di Suriah dari tahun 2014 hingga 2023. 

Dalam pengeboman antara tahun 2014 dan 2020, pusat-pusat kehidupan masyarakat, termasuk tempat ibadah, sekolah, dan pasar, menjadi sasaran sedikitnya 181 kali, menurut laporan Syrian Network for Human Rights (SNHR). 

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa pasukan koalisi melakukan pembantaian sedikitnya 172 kali; dengan klasifikasi pembantaian merupakan serangan yang menewaskan sedikitnya lima warga sipil. 

Di antara korban serangan pasukan koalisi AS itu, 926 adalah anak-anak, sedangkan 658 lainnya adalah perempuan. 

Akibat serangan pasukan koalisi pimpinan AS, lebih dari 560.000 warga sipil terpaksa mengungsi dari rumah mereka di provinsi Raqqa, Deir ez-Zor, dan Al-Hasakah. (Anadolu Agency)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Kepala Kantor Regional WHO di Mediterania Timur Dorong Gencatan Senjata Berkelanjutan
Jumlah Warga Palestina yang Ditahan Secara Sewenang-wenang Naik Tajam Usai 7 Oktober, Termasuk 37 Wartawan  »