Penerbit Asia Gelar Kampanye Bersama Melawan Narasi Barat tentang Palestina
1 December 2023, 21:39.
Buku-buku tentang Palestina dipajang di Bookmarks Bookshop di London pada 29 November 2023 untuk pekan #ReadPalestine week. Foto: Bookmarks Bookshop
(Arab News) – Kumpulan penerbit di Asia ingin melawan narasi media Barat dengan meluncurkan kampanye bersama untuk mendorong masyarakat dunia membaca literasi dan sejarah Palestina.
Pekan #ReadPalestine dimulai pada hari Rabu (29/11/2023) dan berlangsung hingga tanggal 5 Desember.
Kampanye ini dibuat oleh Publishers for Palestine, sebuah perkumpulan global yang terdiri atas 350 lebih penerbit yang menyerukan diakhirinya semua kekerasan terhadap rakyat Palestina, dan agar Tel Aviv serta sekutunya diadili atas kejahatan perangnya.
Dalam kampanye tersebut, perkumpulan yang mencakup 70 lebih penerbit di Asia ini telah menyediakan lebih dari 30 karya puisi, fiksi, dan nonfiksi untuk diunduh gratis.
“Inisiatif ini bertujuan untuk menjadi penguat perjuangan Palestina melalui komunitas sastra, khususnya di Barat,” kata Iskandar Kamel dari Kawah Buku Malaysia.
“Cara mereka (Barat) membungkam diri mereka sendiri dan memilih untuk bergabung dengan pelaku genosida, mengambil sikap apolitis dan netral dalam menyikapi kekejaman, sangat tidak dapat diterima.”
“Hal ini sangat penting mengingat, selama ini, mereka telah menyerukan tentang hak asasi manusia dan prinsip-prinsip liberal ke negara-negara lain.”
“Penerbit, toko buku, penulis, dan seluruh komunitas sastra tidak boleh bersikap netral. Memilih untuk bersikap apolitis bukanlah suatu pilihan. Ini adalah tanggung jawab kami untuk memainkan peran,” tegasnya.
Ronny Agustinus, pemimpin redaksi salah satu anggota International Alliance of Independent Publishers, mengatakan, “Karena banyaknya kesalahpahaman tentang Palestina dari berbagai pihak maka menjadi penting untuk berbagi kajian dan bahan bacaan secara menyeluruh dan sebanyak mungkin tentang Palestina sehingga kita bisa mendapatkan gambaran utuhnya.”
Daftar ebook gratis #ReadPalestine mencakup “Wild Thorns,” sebuah novel karya Sahar Khalifeh tentang kehidupan di Tepi Barat yang dijajah ‘Israel’. Juga “Things You May Find Hidden in My Ear” oleh Mosab Abu Toha, seorang penyair Palestina yang diculik oleh ‘Israel’, dan kemudian dibebaskan menyusul protes internasional.
“Media Barat begitu kuat dan telah mengubah pemikiran banyak orang, termasuk para penulis. Kami melawan hal tersebut melalui buku dan tulisan kami,” kata Faye Cura dari Gantala Press yang berbasis di Filipina.
Dalam bidang sastra Palestina, penulis perempuan adalah favorit Cura.
“Banyak orang memiliki pandangan yang bias terhadap perempuan Muslim, berpikir mereka ‘konservatif’, ‘pasif’, ‘pendiam’, dan sebagainya. Para penulis perempuan pasti menolak semua itu dan melukiskan gambaran yang lebih kuat tentang perempuan Palestina,” jelasnya.
Dia berharap, #ReadPalestine akan menjalin hubungan yang kuat di antara para penulis, penerjemah, seniman, dan penerbit di seluruh dunia sehingga diskusi dan perlawanan terus berlanjut hingga mencapai pembebasan.
Penerbit Malaysia, The Patriots, mengatakan berbicara tentang penderitaan Palestina juga merupakan tanggung jawab komunitas sastra.
“Rakyat Palestina tidak bisa dan tidak boleh dikekang.” (Arab News)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.