Haaretz: Serdadu Zionis Terapkan ‘Hannibal Directive’ untuk Targetkan Warganya Sendiri pada 7 Oktober

8 July 2024, 13:13.

Gerombolan serdadu ‘Israel’ mengendarai tank Merkava di ‘Israel’ utara pada 9 Oktober 2023 (AFP/Jalaa Marey)

(Middle East Eye) – Militer ‘Israel’ secara luas menerapkan arahan yang mengizinkan pasukan untuk membunuh warga mereka sendiri selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober, Haaretz memberitakan hal itu pada hari Ahad (7/7/2024).

Angkatan Udara ‘Israel’ mengebom setidaknya tiga pangkalan dan pos militer selama serangan tersebut.

Selain itu, militer Zionis melakukan penembakan besar-besaran ke area berpagar yang memisahkan Gaza dan wilayah yang kini disebut ‘Israel’ ketika para pejuang Palestina kembali ke Jalur Gaza bersama orang-orang ‘Israel’ yang berhasil ditangkap.

Area itu dimaksudkan untuk menjadi “zona pembunuhan”, kata seorang sumber di Komando Selatan serdadu ‘Israel’ kepada Haaretz

Perintah juga dikeluarkan beberapa jam setelah serangan Hamas yang menyatakan bahwa “tidak ada satu kendaraan pun yang dapat kembali ke Gaza”, yang dianggap berpotensi menyebabkan kematian warga sipil atau serdadu ‘Israel’ yang diculik. 

Perintah ini, yang merupakan bagian dari apa yang dikenal di militer ‘Israel’ sebagai “Hannibal Directive/Petunjuk Hannibal”, “disebarluaskan” pada hari itu, menurut Haaretz.

Perintah tersebut, ketika masih aktif, mengamanatkan serdadu ‘Israel’ menggunakan segala cara yang diperlukan untuk mencegah penangkapan serdadu ‘Israel’, bahkan jika hal itu melibatkan pembunuhan terhadap mereka.

Haaretz mendasarkan laporannya pada dokumen dan kesaksian dari para serdadu, serta perwira militer tingkat menengah dan senior.

Surat kabar ‘Israel’ tersebut mencatat bahwa tidak jelas berapa banyak warga ‘Israel’ yang menjadi sasaran serangan ini. 

Namun, data kumulatif menunjukkan banyak orang yang diculik terkena tembakan ‘Israel’ dan berada dalam bahaya.

Setidaknya satu kasus yang diketahui publik melibatkan penembakan ‘Israel’ yang menewaskan 13 warga, mendapat liputan luas. 

Militer ‘Israel’ sedang melakukan penyelidikan terhadap peristiwa lain pada tanggal 7 Oktober dan setelahnya. Hasil penyelidikannya akan segera dirilis.

Lebih dari 1.150 warga ‘Israel’ dan orang asing tewas dalam serangan di ‘Israel’ selatan pada tanggal 7 Oktober. 

Kelompok perlawanan Palestina juga menyandera 250 orang, termasuk warga sipil dan serdadu ‘Israel’. Sekitar 120 orang masih berada di Gaza, banyak di antaranya diyakini tewas dalam serangan udara ‘Israel’. 

Sejak 7 Oktober, penjajah Zionis telah membunuh lebih dari 38.000 warga Palestina di Gaza, termasuk 17.000 anak-anak dan lebih dari 10.000 wanita. 

Pasukan ‘Israel’ juga telah menculik antara 4.000 hingga 5.000 warga Palestina dari Gaza. Hampir 3.000 orang diperkirakan masih berada dalam tahanan ‘Israel’, termasuk puluhan orang yang terbunuh akibat penyiksaan.  

‘Histeria gila’ 

Menurut laporan Haaretz, para komandan ‘Israel’ membuat keputusan pada dini hari yang kacau pada tanggal 7 Oktober tanpa informasi yang dapat diverifikasi.

“Ada histeria yang gila,” kata salah satu sumber. “Tidak ada seorang pun yang mengetahui jumlah orang yang diculik atau di mana pasukan militer berada.”

Salah satu penggunaan awal Petunjuk Hannibal terjadi pada pukul 7.18 pagi ketika serangan pesawat tak berawak (drone) diperintahkan di pelintasan Beit Hanoun (Erez) setelah ada laporan penculikan. 

Pelintasan Beit Hanoun dan pangkalan militer di dekatnya berulang kali diserang dengan serangan serupa sepanjang hari.

Lokasi lain yang menjadi sasaran tembakan ‘Israel’ termasuk pangkalan Reim, tempat markas divisi berada, dan pos militer Nahal Oz. 

“Siapa pun yang mengambil keputusan seperti itu tahu bahwa serdadu kami di wilayah tersebut juga bisa terkena serangan,” kata sumber militer ‘Israel’ kepada Haaretz.

Perintah lain, diberikan kepada Brigadir Jenderal Avi Rosenfeld, komandan serdadu ‘Israel’ Divisi Gaza, menginstruksikan semua pasukan untuk menembakkan mortir ke arah Jalur Gaza.

Perintah tersebut diberikan, meskipun militer memiliki informasi terbatas mengenai keberadaan pasukan Zionis dan warga sipil. Banyak orang yang bersembunyi di semak-semak dan area terbuka pada saat itu mungkin berada dalam jangkauan tembak. 

Perintah tersebut diperluas beberapa jam kemudian untuk mencegah kendaraan apa pun mencapai Gaza.

“Saat itu semua orang sudah tahu bahwa kendaraan tersebut bisa saja membawa warga sipil atau serdadu yang diculik,” kata seorang sumber di Komando Selatan kepada Haaretz

“Tidak ada kasus di mana kendaraan yang membawa orang-orang yang diculik diserang dengan sengaja, tetapi Anda tidak bisa mengetahui apakah ada orang seperti itu di dalam kendaraan. Saya tidak bisa mengatakan ada instruksi yang jelas, tetapi semua orang tahu apa maksud dari tidak membiarkan kendaraan apa pun kembali ke Gaza.”

Setidaknya satu warga sipil ‘Israel’ tewas di wilayah tersebut akibat serangan serdadu.

Banyak warga Palestina, termasuk jurnalis dan warga sipil di dekat pagar, juga tewas dalam serangan tersebut, dan beberapa masih hilang. (Middle East Eye) 

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Pembebasan Dr. Abu Salmiya Ungkap Kebohongan ‘Israel’ tentang Rumah Sakit di Gaza
43 Kali Penjajah Zionis Jadikan Kamp Nuseirat Gaza Target Pembantaian Sejak 7 Oktober »