Pembebasan Dr. Abu Salmiya Ungkap Kebohongan ‘Israel’ tentang Rumah Sakit di Gaza
6 July 2024, 18:22.

Foto: PIC
GAZA (PIC) – Setelah tujuh bulan ditahan secara sewenang-wenang oleh pasukan penjajah ‘Israel’, pembebasan Dr. Mohammed Abu Salmiya, Direktur Kompleks Medis Al-Syifa, menghancurkan tumpukan kebohongan yang telah lama dipromosikan oleh propaganda ‘Israel’ tentang dirinya dan rumah sakit di Gaza.
Dr. Abu Salmiya dibebaskan bersama 50 tawanan lainnya dari Gaza pada hari Senin melalui penyeberangan Kissufim di timur Deir al-Balah di Gaza tengah. Pembebasan ini mengungkap kembali kejahatan yang dilakukan oleh pasukan penjajah di Kompleks Medis Al-Syifa.
Pasukan Zionis sebelumnya mengklaim bahwa rumah sakit tersebut adalah markas utama Hamas. Penjajah menghancurkan sebagian besar bangunannya melalui serangan berulang kali dan melakukan pembantaian yang mengerikan di dalam rumah sakit sebelum mereka mundur, tanpa pernah memberikan bukti serius yang mendukung klaim mereka.
Runtuhnya narasi ‘Israel’
Ketika video pembebasan Dr. Abu Salmiya bersama rekan-rekannya tersebar, muncul pertanyaan di kalangan para pengamat dan aktivis: Mengapa ‘Israel’ menyekap Abu Salmiya dan rekan-rekannya? Mengapa kompleks medis Al-Syifa dibakar dan para pasien di sana dibunuh?
Mads Gilbert, mantan kepala tim medis Norwegia di Gaza, mengatakan, “Kami salut atas ketangguhan para dokter yang ditahan, termasuk Abu Salmiya dan lainnya yang seharusnya tidak ditahan.” Berbicara kepada Al Araby TV dari Oslo, ia menambahkan, “Meskipun Abu Salmiya mengalami penyiksaan, ia berjanji untuk membangun kembali Kompleks Medis Al-Syifa dan sistem kesehatan Gaza.”
Gilbert membenarkan bahwa setelah pembebasan Abu Salmiya yang ditahan tanpa tuntutan, “mayoritas masyarakat Norwegia sekarang menyadari kebohongan-kebohongan ‘Israel’ dan ingin memboikot ‘Israel’ serta menjatuhkan sanksi terhadapnya. Setiap minggunya, terjadi demonstrasi yang meluas, terutama dari para pekerja medis, menentang pelanggaran yang dihadapi oleh tim medis di Gaza.”
Dia melanjutkan, “Hal yang kita lihat saat ini adalah perpecahan lebih lanjut di ‘Israel’, pemerintahan Netanyahu kehilangan kekuatan, dan ini merupakan hal yang signifikan. Selain itu, pembebasan Abu Salmiya sekali lagi menegaskan tidak ada bukti bahwa rumah sakit di Gaza digunakan sebagai pusat militer sehingga menunjukkan bahwa narasi ‘Israel’ tentang rumah sakit adalah kebohongan besar.”
Kebohongan ‘Israel’
Para blogger mencatat bahwa bukti terbesar kebohongan dan kebrutalan ‘Israel’ terhadap staf dan fasilitas medis adalah pembebasan Dr. Mohammed Abu Salmiya dan rekan-rekannya setelah lebih dari tujuh bulan ditahan, di mana penjajah Zionis tidak dapat membuktikan klaim mereka, meskipun telah melakukan penyiksaan psikologis dan fisik terhadap para tawanan.
Yang lain menambahkan bahwa ini berarti ‘Israel’ menghancurkan rumah sakit dan melakukan pembantaian yang mengerikan, mengubahnya menjadi kuburan massal tanpa alasan apa pun. Oleh karena itu, ‘Israel’ harus bertanggung jawab atas kejahatannya dan menambah catatan pelanggarannya terhadap sektor kesehatan di Gaza.
Penahanan sewenang-wenang
Dalam pernyataan pertama setelah pembebasannya, Dr. Mohammed Abu Salmiya menegaskan bahwa pihak penjajah tidak mengajukan tuntutan apa pun terhadapnya, yang menunjukkan bahwa penahanannya bersifat politis.
Dia menyebutkan bahwa dia ditahan pada tanggal 22 November 2023, saat melewati koridor Netzarim, yang diklaim oleh penjajah sebagai jalur yang aman setelah serdadu Zionis tinggal selama 13 hari di Kompleks Medis Al-Syifa.
Ia menambahkan, “Saat itu saya berhubungan dengan para koordinator dan petugas. Setelah itu, kami berangkat dengan konvoi PBB di bawah pengawasan mereka untuk mengangkut pasien, namun penjajah mengkhianati kami dan menahan saya di Netzarim tanpa menuntut saya.”
Dia melaporkan bahwa dia hadir di pengadilan tiga atau empat kali, dan hakim mengatakan kepadanya, “Tidak ada tuntutan terhadap Anda, dan Anda ditahan sampai pemberitahuan lebih lanjut,” seraya menambahkan bahwa penahanannya murni bersifat politis.
Abu Salmiya juga menyebutkan bahwa para tawanan menjadi sasaran penyiksaan psikologis dan fisik, serta kelaparan. Selama dua bulan, jatah makanan harian para tawanan hanya satu potong roti. Dia menambahkan bahwa mereka yang terluka dan sakit tidak menerima perawatan medis apa pun, dan para dokter ‘Israel’ ikut serta dalam pemukulan dan penyiksaan terhadap mereka, yang bertentangan dengan semua norma kemanusiaan dan konvensi medis.
Hasutan ‘Israel’
Pembebasan Dr. Abu Salmiya memicu kemarahan di kalangan gembong Zionis. Menteri Keamanan Itamar Ben-Gvir menyerukan pemecatan kepala Shin Bet, dan menganggapnya bertanggung jawab atas pembebasan tersebut.
Gembong Zionis Benjamin Netanyahu memerintahkan penyelidikan atas pembebasan Abu Salmiya, mengklaim bahwa dia tidak mengetahui keputusan tersebut, dan menyebutnya sebagai “kesalahan besar dan kegagalan moral”. Menteri Perang Yoav Gallant juga membantah mengetahui keputusan tersebut.
Shin Bet menuduh Itamar Ben-Gvir bertanggung jawab atas pembebasan para tawanan Gaza. Shin Bet menyebut kurangnya tempat penahanan menyebabkan pembebasan para tawanan yang tidak terlalu berbahaya.
Benny Gantz berkomentar, “Pemerintahan ini tidak pantas mengendalikan perang dan harus mengundurkan diri. Siapa pun yang memutuskan untuk membebaskan Abu Salmiya harus segera diberhentikan.” Menteri Komunikasi Shlomo Karhi dan pemimpin Israel Beiteinu Avigdor Lieberman juga mengecam keputusan pembebasan Direktur Rumah Sakit Al-Syifa itu.
Pengacara dan aktivis hak asasi manusia Khaled Mahajna mencatat, “Kejadian hari ini di Gaza mengenai pembebasan para tawanan adalah sebuah lelucon karena pembebasan tersebut harus diperintahkan oleh pengadilan ‘Israel’. Oleh karena itu, para tawanan tidak dapat dibebaskan tanpa keputusan yang jelas dari unit investigasi, baik dari intelijen ‘Israel’ maupun pejabat regional. Oleh karena itu, para tawanan Palestina dibebaskan.”
Berbicara kepada Al Araby TV, dia menambahkan, “Semua orang di ‘Israel’ berusaha mengabaikan tanggung jawab atas pembebasan para tawanan, terutama Abu Salmiya, meskipun pembebasan itu sah.”
Peringatan hak asasi manusia
Euro-Med Human Rights Monitor menyatakan keprihatinannya atas keselamatan Direktur Rumah Sakit Al-Syifa setelah pembebasannya, dan menekankan bahwa hasutan ‘Israel’ terhadap Dr. Abu Salmiya menimbulkan kekhawatiran serius tentang nyawanya.
Euro-Med memperingatkan kemungkinan penangkapan kembali atau penargetan dan pembunuhan terhadap Dr. Abu Salmiya secara langsung karena kampanye hasutan yang dilancarkan oleh para pejabat senior ‘Israel’ terkait pembebasannya.
Lembaga pemantau hak asasi manusia itu menyatakan, “Pembebasan Dr. Abu Salmiya bersama dengan beberapa staf medis tanpa tuduhan apa pun menambah bukti lain bahwa dalih yang digunakan oleh serdadu Zionis untuk menyerbu dan mengepung Kompleks Medis Al-Syifa dan menghancurkannya tidak berdasar.”
Euro-Med menambahkan, “Hal ini menegaskan bahwa tujuan sebenarnya dari menyerbu Al-Syifa dan menangkap para dokter dan pejabatnya adalah untuk menghancurkan salah satu komponen utama layanan kesehatan di Gaza sehingga membuat warga Palestina kehilangan kesempatan untuk mendapatkan perawatan, kelangsungan hidup, atau bahkan tempat berlindung.”
Euro-Med menyatakan, “’Israel’ bertanggung jawab penuh atas Dr. Abu Salmiya,” dan menegaskan “segala kejahatan terhadap kebebasan dan keselamatan pribadinya atau paparan terhadap bahaya apa pun adalah tanggung jawab otoritas ‘Israel’ yang melancarkan kampanye politik dan media secara luas terhadapnya.”
Dr. Mohammed Abu Salmiya tampak tangguh dan tabah setelah dibebaskan, bahkan menekankan ia akan berupaya membangun kembali Kompleks Medis Al-Syifa lebih baik daripada sebelumnya.
Siapakah Dr. Abu Salmiya?
Dr. Mohammed Abu Salmiya adalah seorang dokter anak Palestina yang lahir pada tahun 1973 di kamp pengungsi Al-Shati sebelah barat Kota Gaza. Ia menjadi direktur medis Rumah Sakit Anak Al-Nasr di Kota Gaza pada tahun 2007, kemudian mengambil alih manajemen Rumah Sakit Anak Al-Rantisi di kota yang sama pada tahun 2015, lalu menjadi direktur Rumah Sakit Al-Syifa pada tahun 2019.
Dia memimpin konferensi pediatrik yang diadakan di Gaza dan berpartisipasi dalam konferensi medis di luar Jalur Gaza, yang terbaru adalah konferensi ilmiah yang mempertemukan kementerian kesehatan Gaza dan Tepi Barat di Kairo pada tahun 2023, disponsori oleh Kantor Regional WHO untuk Mediterania Timur.
Dr. Abu Salmiya berupaya mengembangkan Rumah Sakit Al-Syifa dengan merenovasi gedung-gedung lama, merehabilitasinya, dan mendatangkan peralatan medis modern yang didanai oleh lembaga internasional dan lokal. (PIC)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
