AS dan ‘Israel’ Izinkan Donasi yang Bisa Kurangi Pajak untuk Kelompok yang Blokir Bantuan ke Gaza

19 July 2024, 22:20.

Para ekstremis berdiri mengadang truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan ketika mereka mencoba untuk menghentikannya memasuki Jalur Gaza di dekat pelintasan perbatasan Kerem Shalom pada tanggal 9 Mei. Foto: Leo Correa/AP

(Associated Press) –Di bawah “tekanan” Amerika Serikat (AS), ‘Israel’ telah berjanji untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Jalur Gaza yang hancur akibat perang. Namun, pada saat yang sama, AS dan ‘Israel’ telah mengizinkan donasi yang dapat mengurangi pajak kepada kelompok-kelompok sayap kanan yang telah menghalangi pengiriman bantuan tersebut.

Tiga kelompok yang telah mencegah bantuan kemanusiaan mencapai Gaza—termasuk satu kelompok yang dituduh menjarah atau menghancurkan pasokan bantuan—telah mengumpulkan lebih dari $200,000 dari para donatur di AS dan ‘Israel’, demikian temuan Associated Press dan situs investigasi ‘Israel’, Shomrim, dalam sebuah pemeriksaan terhadap situs-situs penggalangan dana dan catatan publik lainnya.

Memberikan insentif kepada donasi-donasi ini dengan menjadikannya sebagai pengurang pajak merupakan tindakan yang bertentangan dengan komitmen yang dinyatakan oleh AS dan ‘Israel’ untuk mengizinkan makanan, air, dan obat-obatan tanpa batas masuk ke Gaza, kata kelompok-kelompok yang berupaya untuk mengirimkan lebih banyak bantuan ke wilayah tersebut. Donasi terus berlanjut bahkan setelah AS menjatuhkan sanksi terhadap salah satu kelompok ini.

Dengan tidak menindak kelompok-kelompok ini, ‘Israel’ menunjukkan “kurangnya koherensi” dalam kebijakan bantuannya untuk Gaza, kata Tania Hary, direktur eksekutif Gisha, sebuah organisasi nirlaba ‘Israel’ yang telah lama menyerukan kepada ‘Israel’ untuk memperbaiki kondisi di wilayah tersebut.

“Jika Anda di satu sisi mengatakan bahwa Anda mengizinkan bantuan masuk, namun kemudian Anda juga memfasilitasi tindakan kelompok-kelompok yang menghalanginya, apakah Anda benar-benar bisa mengatakan bahwa Anda memfasilitasi bantuan?” ujarnya.

Para pejabat ‘Israel’ tidak menanggapi permintaan komentar. Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk memastikan pengiriman bantuan, namun tidak berkomentar mengenai upaya penggalangan dana yang dilakukan oleh kelompok-kelompok sayap kanan.

‘Israel’ telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak membatasi bantuan kemanusiaan dan bahwa PBB telah gagal mendistribusikan ribuan truk berisi barang yang telah mencapai wilayah tersebut. PBB dan kelompok-kelompok bantuan mengatakan bahwa pengiriman telah berulang kali terhambat oleh operasi militer, kekacauan di dalam Gaza, dan penundaan inspeksi ‘Israel’.

Tiga kelompok yang diperiksa oleh AP dan Shomrim telah memperlambat pengiriman bantuan dengan memblokir truk-truk dalam perjalanan mereka ke Gaza di pelintasan utama Kerem Shalom menuju Gaza.

Meskipun organisasi-organisasi ini bukanlah penghalang utama pengiriman bantuan, mereka telah menerima dukungan tersirat dari beberapa pemimpin ‘Israel’. Menteri Keamanan Nasional ‘Israel’ yang berhaluan ultranasionalis, Itamar Ben-Gvir, telah mengatakan bahwa pengiriman bantuan ke Gaza harus diblokir dan dia mendukung hak para penentang untuk berdemonstrasi.

Salah satu kelompok tersebut, Mother’s March, telah mengumpulkan dana setara dengan lebih dari $125,000 melalui Givechack, sebuah situs penggalangan dana ‘Israel’, menurut temuan AP dan Shomrim. Kelompok ini juga telah mengumpulkan sekitar $13,000 melalui JGive, sebuah situs penggalangan dana yang beroperasi di AS dan ‘Israel’. Donasi untuk organisasi-organisasi amal dapat dikurangkan dari pajak di ‘Israel’ dan AS.

Mother’s March tidak mengumpulkan dana secara langsung. Sebaliknya, mereka bekerja sama dengan sebuah kelompok sekutu bernama Torat Lechima yang mengumpulkan dana atas nama mereka.

Torat Lechima, yang namanya secara kasar diterjemahkan sebagai “doktrin tempur”, aktif di kalangan nasionalis ‘Israel’ dan berupaya untuk “memperkuat identitas Yahudi dan semangat juang” di kalangan serdadu ‘Israel’, menurut situs webnya. Torat Lechima terus mengumpulkan dana untuk Mother’s March di situs JGive di AS.

Hingga akhirnya dijatuhi sanksi bulan lalu, kelompok ketiga, Tzav 9, telah berhasil mengumpulkan dana lebih dari $85,000 dari hampir 1.500 donor di AS dan ‘Israel’ melalui JGive. JGive mengatakan bahwa donasi yang diberikan kepada Tzav 9 telah dibekukan bahkan sebelum sanksi dijatuhkan dan tidak dikirimkan kepada kelompok tersebut.

Ketiga kelompok tersebut, yang memiliki hubungan dengan kelompok ultranasionalis sayap kanan ‘Israel’, mengatakan bahwa ‘Israel’ tidak seharusnya membantu Palestina selama Hamas masih menyandera puluhan orang. Mereka juga mengklaim bahwa Hamas mencuri sebagian besar bantuan tersebut, meskipun mereka tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung tuduhan tersebut.

“Tidak untuk bantuan ‘kemanusiaan’ yang memberikan bahan bakar kepada musuh yang membunuh kami! Tidak untuk ratusan truk yang melewati Kerem Shalom setiap hari—dan memperpanjang perang!” kata Mother’s March dalam sebuah kampanye penggalangan dana baru-baru ini.

Ratusan aktivis mendirikan tenda di Kerem Shalom selama beberapa malam pada awal bulan Februari untuk menghentikan pengiriman bantuan. Ketua Mother’s March, Sima Hasson, sempat ditahan sebentar oleh serdadu ‘Israel’ pada bulan Januari lalu setelah memblokir truk-truk bantuan untuk sementara waktu.

Laporan-laporan berita ‘Israel’ menunjukkan konvoi besar mobil yang menghalangi truk-truk bantuan untuk melintas di jalan raya ‘Israel’, serta para aktivis yang menjarah truk-truk dan menghancurkan pasokan bantuan.

Dalam perintah sanksinya, Gedung Putih menuduh Tzav 9 memblokir jalan dengan kekerasan, merusak truk-truk bantuan, dan membuang pasokan bantuan di jalan. Pekan lalu, Gedung Putih menjatuhkan sanksi kepada dua pendiri kelompok tersebut. Pada hari Senin, Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi terhadap Tsav 9.

Serdadu ‘Israel’, yang berada di bawah otoritas Ben-Gvir, telah melakukan beberapa penangkapan, meskipun kelompok tersebut tampaknya telah menghentikan kegiatannya dalam beberapa pekan terakhir.

Tzav 9 membela tindakannya sebagai “dalam kerangka hukum, dalam sebuah protes yang demokratis”. Mereka menyebut sanksi dari AS sebagai “intervensi anti-demokrasi”.

Baik Mother’s March maupun Torat Lechima tidak menanggapi permintaan komentar.

Mereka yang melanggar sanksi terhadap Tsav 9 dapat dibekukan asetnya atau menghadapi larangan perjalanan dan visa.

Tidak jelas seberapa efektif sanksi-sanksi ini akan diterapkan. Para pemukim ekstremis ‘Israel’ di Tepi Barat mengatakan bahwa sanksi serupa yang dikenakan AS terhadap mereka tidak banyak berpengaruh, sebagian karena para pemimpin ‘Israel’ membantu menghindari sanksi tersebut.

Kantor perdana menteri, Benjamin Netanyahu, menolak untuk berkomentar. Kementerian Kehakiman, yang mengatur organisasi nirlaba, mengatakan akan menyelidiki namun tidak memberikan komentar lebih lanjut.

JGive mengatakan bahwa mereka mematuhi hukum ‘Israel’. Selain membekukan donasi Tzav 9, mereka juga mencatat bahwa kampanye Mother’s March telah berakhir lebih dari empat bulan yang lalu.

Hary, dari kelompok aktivis ‘Israel’ Gisha, mengatakan bahwa aktivitas Mother’s March dan Tzav 9 tampaknya telah mereda dalam beberapa pekan terakhir, tetapi dapat melanjutkan aktivitasnya kapan saja.

“Mereka mendapatkan sinyal dari berbagai kalangan di pemerintahan bahwa Gaza harus benar-benar diputus sepenuhnya,” katanya. (Associated Press)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Gaza: Pria Palestina dengan Down Syndrome ‘Dibiarkan Mati’ oleh Serdadu ‘Israel’ Setelah Serangan Anjing Militer
Penjajah Zionis Lakukan Pembantaian di Khan Yunis Setelah Perintahkan Evakuasi »