Gembong Zionis: Terowongan Gaza Adalah ‘Jaring Laba-Laba’
30 July 2024, 14:06.

Gambar ini diambil saat tur media yang diselenggarakan oleh militer ‘Israel’ pada 8 Februari 2024. Foto: Jack Guez/AFP via Getty Images
(Middle East Monitor) – Para pejabat ‘Israel’ telah menggolongkan terowongan-terowongan di Jalur Gaza sebagai “jaring laba-laba,” yang menunjukkan bahwa serdadu ‘Israel’ masih belum menyadari keseluruhan terowongan tersebut, bahkan setelah lebih dari sembilan bulan sejak invasi darat dimulai pada 27 Oktober. Demikian media ‘Israel’ melaporkan pada hari Sabtu, sebagaimana dikutip Anadolu Agency.
Dalam laporan terperinci, Channel 12 ‘Israel’ mengutip seorang pejabat keamanan ‘Israel’ yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan: “Itu seperti jaring laba-laba: jika Anda memotong satu terowongan, terowongan alternatif akan muncul secara otomatis dan ini dapat terus berlanjut.”
Channel 12 juga mengutip pejabat keamanan lain yang menyatakan: “Kami masih belum memiliki pemahaman lengkap tentang jaringan terowongan, dan kami tidak memiliki kendali yang tegas dan mutlak atas keseluruhan proyek terowongan.”
“Ketika invasi darat ke Jalur Gaza dimulai pada 27 Oktober 2023, serdadu ‘Israel’ menghadapi kemampuan Hamas untuk melakukan pertempuran defensif terorganisir dari bawah tanah,” kata seorang perwira ‘Israel’, menurut Channel 12, yang tidak mengungkapkan nama atau pangkat perwira tersebut.
Menghina resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, ‘Israel’ menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak 7 Oktober.
Lebih dari 39.300 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 90.900 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari sembilan bulan setelah serangan ‘Israel’, sebagian besar wilayah Gaza menjadi reruntuhan di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan. ‘Israel’ dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan ‘Israel’ untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum wilayah itu diinvasi pada 6 Mei. (Middle East Monitor)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.