3.600+ Warga Palestina Jadi “Tahanan Administratif” di Penjara ‘Israel’. Jangan Lupakan Mereka!

26 August 2024, 20:01.

Oleh: Zachary Foster

(palestine.beehiiv.com) – Saat ini, ‘Israel’ menyekap sekitar 3.615 warga Palestina sebagai “tahanan administratif”. Ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan mereka oleh ‘Israel’ dan seluruh dunia, termasuk para politisi, media, dan bahkan organisasi-organisasi hak asasi manusia.

Namun, “tahanan administratif” adalah istilah yang aneh. Apakah para tawanan tersebut melakukan pelanggaran “administratif”? Mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM? Menggali sumur tanpa izin? Bepergian tanpa visa?

Tidak, mereka tidak melakukan pelanggaran “administratif” apa pun. Bahkan, pasukan apartheid ‘Israel’ tidak memberikan alasan sama sekali. Dan karena mereka tidak didakwa melakukan kejahatan, mereka tidak dapat mengajukan pembelaan hukum.

Mereka ditahan atas dasar “bukti rahasia” yang menunjukkan mereka mungkin akan melakukan kejahatan di masa depan.

Para pembela ‘Israel’ bersikeras bahwa mereka memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi “teroris” atau, sederhananya, mereka adalah “teroris”. Jika memang demikian, lalu mengapa mereka tidak didakwa dengan tuduhan terorisme?

Faktanya, ‘Israel’ juga menyekap ribuan tawanan lainnya yang diklasifikasikan sebagai “tahanan keamanan”, “tahanan militer”, atau “pejuang yang melanggar hukum”. Jadi, ‘Israel’ bisa saja mendakwa para “tahanan administratif” dengan tuduhan pelanggaran keamanan, tetapi mereka tidak melakukannya.

Berikut ini kisah 12 tawanan Palestina yang berstatus “tahanan administratif”:

Mohammed Ahmad Al-Sabar

Mohammed Ahmad Al-Sabar. Sumber: Haaretz

Pada Mei 2022, serdadu ‘Israel’ menculik Mohammed Ahmad Al-Sabar, 21 tahun, atas tuduhan “hasutan di media sosial”. [Perhatikan bahwa unggahan seperti “ada juga perempuan, anak-anak dan orang tua di Gaza” dapat dianggap sebagai “hasutan dan dorongan untuk melakukan terorisme” oleh ‘Israel’].

‘Israel’ memperpanjang penahanan administratifnya sebanyak lima kali. Selama di penjara, kondisi medis dan kebutuhan diet khususnya diabaikan. Otoritas penjara ‘Israel’ membunuhnya pada Februari 2024. Laporan autopsi menyatakan bahwa kematiannya dapat dicegah seandainya kebutuhan medisnya terpenuhi.

Mohammed Muna

Orang tua dan anak-anak Muna di Nablus (5 Januari 2024). Foto: Assiya Hamza/France24

Pada 2 Juni 2023, serdadu ‘Israel’ menculik jurnalis Mohammed Muna, 41 tahun, dari rumahnya di Nablus untuk kali ketujuh. Dia bekerja sebagai direktur stasiun radio lokal Hawa Nablus dan koresponden untuk Quds Press Agency di wilayah Zawata.

Sebelum 7 Oktober, serdadu ‘Israel’ menahannya di penjara Megiddo di ‘Israel’ utara. Pada 27 Desember, enam bulan setelah penculikan terakhirnya, pengadilan apartheid ‘Israel’ memperpanjang masa penahanannya selama enam bulan lagi. Meskipun ada beberapa petisi yang telah diajukan ke Mahkamah Agung, keberadaannya saat ini tidak diketahui.

Farouq Issa Khateeb

Foto sebelum dan sesudah Farouq Issa, yang dibunuh oleh otoritas penjara ‘Israel’. Foto: Quds News Network, X

Pada akhir Agustus 2023, serdadu ‘Israel’ menculik Farouq Issa Khateeb, seorang pemuda yang sehat, dan menempatkannya dalam penahanan administratif selama empat bulan.

Dia dipukuli dengan keras di bagian perut oleh para penculiknya dan kemudian tidak diberi perawatan medis. Dokter mendiagnosisnya menderita kanker perut stadium akhir, bahkan sebelum dia dibebaskan dari penjara. Dia meninggal pada 19 Mei 2024.

Nidal Al-Wahidi

Nidal Al-Wahidi. Foto: Media sosial via Almayadeen.net

Pada 7 Oktober, serdadu ‘Israel’ menculik jurnalis Nidal Al-Wahidi dari stasiun TV Al-Najah ketika dia sedang meliput serangan Hamas terhadap ‘Israel’ di dekat pos pemeriksaan Beit Hanoun. Dia telah disekap sejak saat itu. ‘Israel’ menolak untuk mengungkapkan keberadaannya.

Moazaz Obaiat

Moazaz Obaiat. Sumber: Youtube Almayadeen English

Pada akhir Oktober 2023, serdadu ‘Israel’ menculik Moazaz Obaiat, seorang ayah lima anak yang sehat, dari Bayt Lahm. Dia dipukuli dengan parah selama ditawan dan menyaksikan 17 tawanan lainnya dibunuh. Dia hampir tidak bisa berjalan ketika dibebaskan, setelah disiksa dan dibiarkan kelaparan. Dia dibebaskan pada bulan Juli 2024, tanpa didakwa dengan kejahatan apa pun.

Khalida Jarrar

Khalida Jarrar. Foto: Workers.org

Pada 26 Desember 2023, serdadu ‘Israel’ menculik politisi dan cendekiawan Khalida Jarrar, 61 tahun. Mereka baru saja memperbarui “penahanan administratif”-nya lagi. Pada saat artikel ini ditulis, dia telah ditahan di sel isolasi selama tujuh hari berturut-turut tanpa memberikan alasan apa pun atas perlakuan kejam tersebut.  

Aktivis hak asasi manusia ini telah menghabiskan sekitar lima setengah tahun di penjara ‘Israel’. Putri Jarrar meninggal dunia ketika dia berada di penjara. Dengan demikian, dia bahkan tidak dapat mengucapkan selamat tinggal kepadanya.

Omar al-Khatib

Omar al-Khatib. Sumber: Institute of Development Studies

Pada tanggal 1 Maret 2024, serdadu ‘Israel’ menculik Omar al-Khatib, seorang peneliti dan aktivis yang merupakan mitra peneliti di Institute of Development Studies, yang berafiliasi dengan University of Sussex di Brighton, Inggris.

Pada Juni 2024, hukumannya baru saja diperpanjang selama empat bulan. Al-Khatib sebelumnya dipukuli dan ditangkap oleh serdadu ‘Israel’ setelah memprotes pengusiran paksa warga Palestina di Sheikh Jarrah pada Mei 2021.

Layan Nasir

Layan Nasir, satu-satunya wanita Kristen Palestina yang berada dalam tahanan ‘Israel’. Foto: Quique Kierszenbaum/The Guardian

Pada tanggal 7 April 2024, aktivis hak-hak perempuan Layan Nasir diculik dari rumahnya pada pukul 4 pagi oleh militer ‘Israel’. Layan lulus dari Universitas Birzeit dengan gelar di bidang gizi dan administrasi bisnis, dan dia bekerja di sebuah LSM pengembangan perempuan sebelum penculikannya.

Penahanannya baru-baru ini diperpanjang selama empat bulan lagi. “Layan memberikan energi yang sangat positif kepada semua tawanan … dia bahkan membantu salah satu tawanan yang sedang sakit keras.”

Muhammad Arab

Muhammad Arab, jurnalis Palestina di Al Araby TV. Foto: Istimewa via +972 Magazine

Pada bulan Maret 2024, serdadu ‘Israel’ menculik jurnalis Al-Araby, Muhammad Arab. Di penjara, matanya ditutup dan tangannya diikat sepanjang waktu, dia juga dipaksa tidur meringkuk di lantai tanpa alas tidur apa pun.

Borgol besinya dilepas seminggu sekali selama 1 menit untuk mandi. Namun, banyak tawanan yang menolak untuk mandi karena “mereka tidak memiliki jam tangan dan jika melebihi waktu yang ditentukan, mereka akan mendapat hukuman berat, termasuk berjam-jam berada di luar ruangan dalam cuaca panas atau hujan.”

Arab telah diberitahu oleh para penculiknya bahwa penahanannya telah diperpanjang “tanpa batas waktu.”

Ayman Gharib

Ayman Gharib, tangkapan layar dari video yang dia unggah di Instagram (@ayman_ghraieb)

Pada tanggal 12 Agustus 2024, serdadu ‘Israel’ menculik jurnalis dan aktivis Ayman Gharib (juga dikenal sebagai Ayman Ghryeeb atau Ghraieb). Dia dituduh melakukan “hasutan di media sosial”, meskipun unggahannya di media sosial adalah laporan tentang kekerasan para pemukim ilegal Yahudi dan serangan militer ‘Israel’ terhadap warga Palestina di Tepi Barat terjajah. Dia menghasut orang-orang untuk menentang apartheid!

Bara’a Fuqaha

Bara’a Fuqaha. Sumber: @palestinecapti1 , X

Pada 14 Agustus 2024, serdadu ‘Israel’ menculik mahasiswa kedokteran Bara’a Fuqaha, 24 tahun, di sebuah pos pemeriksaan dekat Nablus dan menjatuhkan hukuman enam bulan penjara kepadanya. Dia sebelumnya diskors dari Universitas al-Quds selama enam bulan karena kegiatan serikat mahasiswa. 

Dania Hanatsheh

Dania Hanatsheh menceritakan kisah tawanan Palestina, Iman. Sumber: @ZachFoster, X

Pada 18 Agustus 2024, serdadu ‘Israel’ menyerbu rumah mahasiswa Universitas Birzeit, Dania Hanatsheh, dan menculiknya lagi setelah dia dibebaskan dalam pertukaran tawanan pada November 2023.

Dalam klip tersebut, dia menceritakan kisah seorang sandera Palestina lainnya yang dia temui di penjara bernama Iman. Hanatsheh menjelaskan bahwa Iman diculik ketika dia sedang bersama putranya yang masih bayi, dan dia dipaksa meninggalkan anaknya di pinggir jalan di Gaza. Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada anaknya. (palestine.beehiiv.com)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Bayi Gaza Terinfeksi Polio di Tengah Agresi Zionis: Kasus Perdana dalam 25 Tahun Terakhir 
Arabi Post: Mesir Gandakan Impor dari ‘Israel’ Sejak Dimulainya Perang di Gaza »