Di Tengah Meningkatnya Kualitas Literasi Warga, Genosida Penjajah Lumpuhkan Sektor Pendidikan Palestina 

10 September 2024, 17:09.

Alaa Abu Mustafa sedang mengajar anak-anak di sebuah sekolah tenda yang didirikan di atas rumahnya yang hancur setelah serangan ‘Israel’ di Khan Yunis, Gaza, pada 3 September 2024. Foto: Hani Alshaer – Anadolu Agency

PALESTINA (Middle East Monitor | Al Jazeera) – Palestina telah mengalami penurunan angka buta aksara sebesar 85% dalam dua dekade terakhir, menurut Biro Pusat Statistik Palestina pada hari Ahad (8/9/2024), Anadolu Agency melaporkan. 

Dalam rangka memperingati Hari Literasi Sedunia, biro tersebut menyatakan bahwa tingkat buta aksara warga Palestina berusia 15 tahun ke atas menginjak pada angka 2,1% untuk tahun 2023, turun dari 3,6% pada tahun 2017 untuk kelompok usia yang sama.

Tingkat buta aksara di kalangan laki-laki turun dari 7,8% pada tahun 1997 menjadi 1,1% pada tahun 2023 dan di kalangan perempuan turun dari 20,3% menjadi 3,2% untuk periode yang sama. 

Menurut pernyataan tersebut, Tepi Barat yang diduduki mengalami penurunan tingkat buta aksara dari 14,1% pada tahun 1997 menjadi 3,2% pada tahun 2023 dan Gaza dari 13,7% menjadi 1,9% masih dalam kurun waktu yang sama. 

Tingkat buta aksara tertinggi tercatat di kalangan penduduk berusia 65 tahun ke atas, yang mencapai 20,4% pada tahun 2023.  

Namun, persentasenya menurun menjadi hanya 0,7%, pada kelompok usia 3044 tahun dan 0,8% pada kelompok usia 1529 tahun. 

Sementara itu, angka buta aksara mencapai 2,6% di daerah pedesaan, 2,4% di kamp pengungsian, dan 2% di daerah perkotaan. 

“Tingkat buta aksara di Palestina termasuk yang terendah di dunia,” lanjut pernyataan biro tersebut.

Tekanan Besar Terhadap Sektor Pendidikan 

Tingkat literasi atau melek aksara warga Palestina meningkat pesat dalam dua dekade terakhir. Namun, gempuran genosida sejak 7 Oktober 2023 memberikan tekanan besar terhadap sektor pendidikan Palestina.

Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan bahwa agresi genosida oleh penjajah ‘Israel’ telah memengaruhi pendidikan di Gaza, lapor Al Jazeera pada Senin (9/9/2024).

Kementerian tersebut menyatakan lebih dari 630.000 siswa di Gaza tidak bisa mendapat haknya atas pendidikan sejak 7 Oktober 2023. 

Sebanyak 58.000 anak seharusnya sudah bergabung di kelas satu dan mulai bersekolah hari ini. Di beberapa tingkatan pendidikan, 39.000 siswa tidak dapat mengikuti ujian sekolah menengah mereka. 

Kementerian Pendidikan Palestina mencatat lebih dari 25.000 anak-anak terbunuh atau terluka akibat serangan penjajah zionis laknatullah, termasuk lebih dari 10.000 pelajar. Sekira 90 persen dari 307 gedung sekolah negeri telah hancur. 

Kementerian mengatakan pihaknya sedang mencoba meluncurkan peluang e-learning dan menyediakan kelas di tenda-tenda di mana saat ini anak-anak Gaza memasuki tahun kedua tanpa sekolah. (Middle East Monitor | Al Jazeera)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« 140+ Anak Palestina di Tepi Barat Terbunuh Sejak 7 Oktober 2023, DCIP: “Tak Ada Satu pun Pembunuh yang Diadili” 
Pasokan Bahan Bakar dan Alat Medis Dihalangi, RS Indonesia di Gaza Terancam Berhenti Beroperasi   »