Penjajah Zionis Terus Bombardir Jabalia di Tengah Perintah Pengusiran Baru di Gaza Utara
13 October 2024, 14:33.

Seorang pemuda Palestina berduka atas kerabat yang syahid dalam serangan udara penjajah Zionis pada Sabtu malam di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 12 Oktober 2024 (AFP/Omar al-Qattaa)
(Middle East Eye) – Pasukan Zionis terus maju lebih dalam ke daerah Jabalia pada hari Sabtu (12/10/2024) di tengah pengeboman udara dan darat yang brutal, saat pasukan terus melakukan serangan selama seminggu di Gaza utara.
Serdadu Zionis melancarkan serangan baru di daerah itu pada tanggal 6 Oktober, mereka tampaknya mulai melaksanakan apa yang disebut “rencana jenderal”, yang bertujuan mengosongkan Gaza utara dari 400.000 penduduknya untuk memberi jalan bagi “zona militer tertutup”.
Jet tempur dan artileri militer Zionis sejak itu menyerang Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Jalur Gaza, menjebak ribuan orang di rumah mereka. Daerah yang padat penduduk itu telah dikepung selama seminggu, tanpa makanan atau air yang masuk.
Setidaknya 220 orang telah syahid sejak dimulainya operasi tersebut, menurut pertahanan sipil di Jabalia.
Dicetuskan oleh pensiunan Mayor Jenderal Giora Eiland, “rencana sang jenderal”, yang diluncurkan dalam kampanye TV “Israel” pada bulan September, menyerukan pembersihan etnis di Gaza utara, dengan ancaman bahwa mereka yang tersisa akan menghadapi kelaparan.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Jumat di surat kabar harian “Israel” Yedioth Ahronoth, militer Zionis sekarang menerapkan versi “yang diperkecil” dari rencana tersebut di kamp pengungsi Jabalia, Gaza utara.
Serangan udara Zionis terus menghantam daerah itu pada hari Sabtu dan pada Jumat serdadu menyerang empat rumah di kamp tersebut, menewaskan 22 orang dan melukai puluhan lainnya, kata petugas medis.
Selain Jabalia, pasukan Zionis dikerahkan ke kota-kota terdekat Beit Hanoun dan Beit Lahiya, memerintahkan penduduk untuk meninggalkan rumah mereka dan menuju ke selatan.Awal pekan ini, penduduk kamp Jabalia mengatakan kepada Middle East Eye bahwa mereka tidak diberi peringatan sebelumnya sebelum dimulainya serangan, padahal sebelumnya mereka diberi waktu 24 jam untuk pergi.
“Serdadu tiba-tiba masuk dari semua area dan menutup semua pintu keluar dari Jabalia,” kata Abed Ali, seorang penduduk kamp.
Ketika serdadu Zionis telah memerintahkan orang-orang untuk meninggalkan Jabalia pun, keganasan serangan udara dan darat telah membuat sebagian besar penduduk tidak mungkin mengungsi dengan aman, quadcopter terus-menerus terbang di atas kepala.
Penduduk mengatakan tidak ada area aman di Gaza untuk mengungsi dan banyak yang mengatakan mereka lebih suka tinggal.
Penduduk di Jabalia juga melaporkan bahwa persediaan makanan dan air berkurang dengan cepat. Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan keprihatinan atas kekurangan parah makanan, bahan bakar, dan suplai medis di Gaza utara, dan mengatakan ada risiko kelaparan di sana.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan ancaman penjajah Zionis untuk mengevakuasi tiga rumah sakit yang beroperasi di Gaza utara dengan paksa membahayakan keselamatan pasien dan staf medis.
Staf medis di RS Kamal Adwan yang terkepung menggambarkan situasi tersebut sebagai “bencana”, nyawa anak-anak di unit perawatan intensif yang penuh sesak terancam di tengah menipisnya bahan bakar dan suplai medis.
Setidaknya 19 warga Palestina syahid pada hari Sabtu dalam serangan penjajah Zionis di seluruh Jalur Gaza, termasuk di selatan kota Khan Yunis dan di Kota Gaza di utara. (Middle East Eye)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
