VIDEO – Setahun Genosida, Rumah Sakit Terbesar di Gaza Menjadi Kuburan Massal 

24 October 2024, 17:49.

Tim forensik dan pertahanan sipil Palestina menemukan sisa-sisa jenazah manusia di halaman RS Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, yang hancur akibat serangan penjajah selama dua pekan, pada 8 April 2024 [AFP]

GAZA (Al Jazeera) – Rumah Sakit Al-Shifa adalah rumah sakit terbesar dan terpenting di Gaza. Lebih dari setahun setelah serangan penjajah zionis “Israel” ke Gaza, rumah sakit ini rusak parah dan tidak lagi berfungsi.

Penjajah zionis membunuh lebih dari 400 pasien Palestina, dokter, perawat, dan warga sipil; yang jenazahnya dikubur di galian tanah yang dangkal di halaman rumah sakit Al-Shifa. 

“Penjajah tidak peduli dengan citra mereka di hadapan warga dunia. Mereka sengaja menguburkan ratusan jenazah di lokasi itu, karena memang berambisi menjadikan Al-Shifa sebagai kuburan massal,” kata dr Ghasan Abu Sitta, mantan dokter bedah plastik dan rekonstruksi RS Al-Shifa. 

Setidaknya 115 tempat tidur di unit gawat darurat dibakar dan 14 inkubator di NICU dihancurkan.  

Ghasan mengatakan, langkah penjajah kali ini adalah seluruh sistem kesehatan harus menjadi target dan harus dihancurkan. Penghancuran sistem kesehatan dengan sendirinya menjadi salah satu mesin pembunuh genosida. 

“Penjajah ‘Israel’ menyadari bahwa bom hanya dapat membunuh orang sebanyak itu. Namun, penyakit yang diakibatkan oleh kehancuran sistem kesehatan dan kelaparan massal akan jauh lebih efektif dalam sebuah ‘genosida terselubung’. Selain bom dan ledakan,” kata Ghasan. 

VIDEO: https://www.instagram.com/p/DBdet3sOT0M/  

Nasser Bulbul, mantan kepala departemen neonatal RS Al Shifa, mengatakan stasiun oksigen dibom pada pukul tiga dini hari tanpa peringatan apa pun.

“Kami harus mengevakuasi semua bayi dari unit neonatal karena kami menerima telepon dari serdadu ‘Israel’ [yang menyuruh kami melakukannya]. Kami merasakan ancaman kematian,” kata Nasser. 

“Kami kehilangan tiga bayi yang menggunakan ventilator, tetapi berhasil menyelamatkan enam bayi. Kami kehilangan tiga bayi lagi karena kurangnya staf medis,” lanjutnya. 

Dalam kondisi tidak ada oksigen, mereka seperti menghitung bayi yang meninggal dari hari ke hari. 

“Jika saya memikirkan hidup saya sendiri, saya akan meninggalkan Jalur Gaza. Saya memang memiliki kesempatan untuk pergi. Namun, saya pikir jika saya pergi, saya akan mengkhianati mereka. Kematian lebih mudah dibandingkan pengkhianatan,” kata Nasser. (Al Jazeera)

https://www.instagram.com/reel/DBTGfQ7M-8H/?igsh=MzRlODBiNWFlZA%3D%3D

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Penjajah Zionis Berambisi Mengosongkan Gaza dari Warga Palestina 
Pertahanan Sipil Palestina Terpaksa Hentikan Operasinya karena Serangan Brutal Penjajah Zionis »