Pertahanan Sipil Palestina Terpaksa Hentikan Operasinya karena Serangan Brutal Penjajah Zionis
25 October 2024, 13:53.

Tim Bulan Sabit Merah Palestina mengangkut orang-orang yang terluka di Jabalia, Gaza, dalam tangkapan layar dari video, 22 Oktober 2024 (PRCS via Reuters)
(Middle East Eye) – Pertahanan sipil Palestina terpaksa menghentikan operasinya di Gaza utara sebagai akibat dari serangan “Israel” terhadap tim darurat dan truk pemadam kebakarannya pada Rabu (23/10/2024) malam, yang menyebabkan wilayah tersebut tanpa layanan kemanusiaan.
Pertahanan sipil Palestina mengatakan tiga anggotanya telah terluka dalam serangan udara “Israel” yang “ditargetkan”.
Dilaporkan juga bahwa pasukan “Israel” telah menahan lima anggota lainnya di daerah Sheikh Zayed dan telah membawa mereka ke “lokasi yang dirahasiakan”.
Organisasi tersebut menambahkan bahwa tank-tank “Israel” menembaki satu-satunya kendaraan pemadam kebakaran yang tersisa di daerah tersebut sehingga menyebabkannya terbakar.
Di Beit Lahia, dikatakan bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan tiga anggotanya setelah mereka menjadi sasaran serangan drone “Israel”, dan menambahkan bahwa nasib mereka tidak diketahui.
“Pekerjaan kami telah sepenuhnya terhenti di wilayah utara dan situasi di sana telah menjadi bencana besar, warga di sana sekarang tanpa layanan kemanusiaan,” kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan.
Pertahanan sipil Palestina menambahkan bahwa semua rumah sakit di wilayah tersebut, termasuk rumah sakit Indonesia, Al-Awda, dan Kamal Adwan dikepung oleh pasukan “Israel”.
Direktur rumah-rumah sakit itu melaporkan adanya penembakan dan pengeboman terus-menerus di sekitar rumah sakit. Pasukan “Israel” menargetkan siapa pun yang bergerak di dalam atau di sekitar fasilitas-fasilitas tersebut.
Staf medis dan warga telah melaporkan bahwa sejumlah besar mayat masih berserakan di jalan-jalan di Jabalia dan Beit Lahia karena tim pertahanan sipil dan ambulans dicegah menyelamatkan yang terluka oleh tembakan “Israel”.
Staf medis juga mengatakan bahwa agresi “Israel” yang tiada henti telah menghalangi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengirimkan suplai medis atau melakukan evakuasi.
Seorang dokter bedah ortopedi Medecins Sans Frontieres (MSF) di rumah sakit Kamal Adwan melaporkan pada hari Rabu bahwa ada 30 orang meninggal di dalam rumah sakit, dan 130 pasien lainnya membutuhkan perawatan medis yang mendesak.
“Ada kematian dalam berbagai jenis dan bentuk di rumah sakit Kamal Adwan dan Gaza utara. Pengeboman tidak berhenti. Artileri tidak berhenti. Pesawat tidak berhenti. Ada penembakan brutal, dan rumah sakit juga menjadi sasaran. Itu tampak seperti film; tidak tampak nyata,” kata Dr Mohammed Obeid dalam pesan suara yang dibagikan oleh MSF.
Pada tanggal 5 Oktober “Israel” melancarkan operasi militer yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza utara yang telah membunuh ratusan orang dan membuat puluhan ribu orang mengungsi dari wilayah tersebut.
Serangan itu menyusul presentasi proposal kontroversial yang dijuluki “Rencana Jenderal,” kepada pemerintah “Israel”.
Rencana tersebut akan membuat wilayah utara Koridor Netzarim, yang membelah Gaza menjadi dua, dikosongkan dari penduduknya sehingga “Israel” dapat membangun “zona militer tertutup”. (Middle East Eye)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
